TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Fahrul Muzaqqi mengatakan dalam debat capres pertama pada Selasa lalu, Ganjar Pranowo mengalami pergeseran gaya komunikasi ketimbang sebelum ditetapkan sebagai calon presiden.
Dia menilai jika dahulu Ganjar lebih kental dengan nuansa gimik, di debat capres mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu lebih tampil serius. Fahrul memperkirakan pergeseran gaya komunikasi politik Ganjar Pranowo, salah satunya dikarenakan adanya dinamika internal di kubu PDI Perjuangan.
"Mungkin terjadi dikarenakan dinamika PDI Perjuangan dan Pak Jokowi, bawaannya Pak Ganjar lebih serius," ujarnya dilansir dari Antara pada Jumat, 15 Desember 2023.
Sedangkan, Prabowo Subianto, menurut dia, lebih dominan dengan penampilan gimik pada debat tersebut. Dia menduga hal itu dilakukan dikarenakan Prabowo ingin mendekatkan diri ke kalangan milenial dan generasi Z.
Penampilan Prabowo itu, disebutnya, jauh berbeda ketimbang debat di tahun 2014 dan 2019. Di dua edisi itu Ketua Umum Gerindra cenderung tampil "berapi-api".
"Jadi butuh sentuhan yang tak sekadar substantif tetapi bisa lebih mudah dicerna, aspek pernak-perniknya juga, bahkan lebih banyak," katanya.
Karena itu, menurut dia tim internal di kubu pasangan Ganjar maupun Prabowo punya pekerjaan rumah untuk menyeimbangkan proporsi antara substansi dan gimik. "Kemarin itu masih awal, jadi lebih pada tebar pesona, tetapi yang berikutnya ini sangat penting untuk pendalaman data dan analisa," ucapnya.
Sedangkan, menurut dia, Anies Baswedan tampil lebih dominan ketimbang dua pesaingnya, karena mampu mengombinasikan antara nilai substansi dan gimik saat debat perdana.
"Harus saya akui Pak Anies lebih proporsional karena bisa mengombinasikan gimik dan substansi, jadi dalam konteks debat kemarin Pak Anies lebih dominan," kata Fahrul.
Dia menilai keunggulan Anies juga dipengaruhi perubahan gaya pembawaan dari dua kompetitornya, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Meski begitu, Fahrul menyebut ketiga calon presiden pada debat pertama sudah mampu tampil bagus dengan saling beradu gagasan.
"Sesi debat ini sebagai tambahan materi bagi mereka para calon pemilih, khususnya swing voter sehingga bisa lebih mempertimbangkan pilihan mereka ke depan," tuturnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar lima kali debat calon presiden-wakil presiden, yakni mulai 12 Desember 2023, 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024.
Pada jadwal debat pertama dibuka dengan tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.
Kemudian, pada 22 Desember 2023, tema debat yang diambil adalah pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.
Pada 7 Januari atau agenda debat ketiga mengangkat persoalan Ekonomi (kerakyatan dan digital), kesejahteraan sosial, investasi, perdagangan, pajak (digital), infrastruktur, keuangan, dan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selanjutnya pada 21 Januari 2024 tema debatnya adalah energi, sumber daya alam, pajak karbon, pangan, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat.
Pada 4 Februari 2024 atau sesi debat terakhir mengangkat tema teknologi informasi, peningkatan pelayanan publik, hoaks, intoleransi, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
Masa kampanye ditetapkan mulai Selasa, 28 November 2023 hingga tanggal 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Pilihan Editor: Beda Gaya Komunikasi Politik Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres Menurut Guru Besar UB