TEMPO.CO, Jakarta - Hakim federal Amerika pada Jumat, 22 Desember 2023, memutuskan X (sebelumnya Twitter) melanggar kontrak karena tidak membayar bonus jutaan dolar yang telah dijanjikan perusahaan media sosial tersebut kepada karyawannya.
Mark Schobinger, yang merupakan direktur senior kompensasi Twitter sebelum meninggalkan perusahaan Elon Musk pada bulan Mei, menggugat Twitter pada bulan Juni, dengan tuduhan pelanggaran kontrak.
Gugatan Schobinger menuduh bahwa sebelum dan setelah Musk membeli Twitter tahun lalu, perusahaan tersebut menjanjikan karyawannya 50 persen dari target bonus mereka pada tahun 2022 tetapi tidak pernah melakukan pembayaran tersebut.
Dalam penolakannya terhadap mosi Twitter untuk membatalkan kasus tersebut, Hakim Distrik AS Vince Chhabria memutuskan bahwa kasus Schobinger secara masuk akal adalah pelanggaran klaim kontrak berdasarkan hukum California dan dia dilindungi oleh rencana bonus.
"Setelah Schobinger melakukan apa yang diminta Twitter, tawaran Twitter untuk membayar bonus sebagai imbalannya menjadi kontrak yang mengikat berdasarkan hukum California. Dan dengan dugaan menolak membayar bonus yang dijanjikan kepada Schobinger, Twitter melanggar kontrak itu," tulis hakim sebagaimana dikutip Reuters, Rabu, 27 Desember 2023..
Pengacara X berpendapat bahwa perusahaan tersebut hanya membuat janji lisan dan bukan kontrak, dan bahwa hukum Texas seharusnya yang mengatur kasus ini, menurut Courthouse News, yang pertama kali melaporkan keputusan tersebut. Hakim memutuskan bahwa hukum California mengatur kasus ini dan bahwa "argumen Twitter yang bertentangan semuanya gagal."
X beberapa waktu belakangan ini tidak hanya digugat oleh satu pihak, tapi berbagai pihak. Mayoritas dilakukan oleh mantan karyawan dan eksekutif di X sebelum Elon Musk membeli perusahaan itu.
Tuntutan hukum tersebut mengajukan berbagai klaim, termasuk bahwa X melakukan diskriminasi terhadap karyawan yang lebih tua, perempuan dan pekerja penyandang disabilitas, dan tidak memberikan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai PHK massal. Perusahaan membantah melakukan kesalahan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.