Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

image-gnews
Kanal di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, tempat masyarakat membuang kotorannya, Rabu 13 Desember 2023. Foto: Didit Hariyadi
Kanal di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, tempat masyarakat membuang kotorannya, Rabu 13 Desember 2023. Foto: Didit Hariyadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jamban berbentuk parit tertutup papan cokelat. Di buka ketika Samsia dan keluarganya ingin buang air besar. Parit itu sepanjang empat puluh sentimeter. Dengan ukuran toiletnya 2,25 meter persegi. Di dalamnya terdapat selang dan baskom berwarna hijau.

“Sudah sepuluh tahun kami tidak punya kloset,” ujar Samsia kepada Tempo, Senin, 11 Desember 2023. 

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Saat buang air besar, kotorannya langsung jatuh ke got yang ada di depan rumahnya. Menurut dia, tidak pernah tersumbat, langsung mengalir ke got selebar sekitar setengah meter. 

“Memang sudah turun temurun kami lakukan,” kata dia. “Belum sampai ke kanal besar, tahinya pasti sudah hancur,” ucapnya sambill tersenyum.

Dulu, pernah dibuatkan tangki septik, tetapi longsor. Sebab, kondisi tanah di halaman rumahnya lembab. Karena, dulunya adalah rawa-rawa yang ditimbun. Samsia mengatakan, pembangunan itu dilakukan sendiri bukan bantuan pemerintah. 

Meski tak memiliki kloset dan tangki septik, ia mengaku tetap bersih. Sebab, proses pembersihannya menggunakan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar. Sehingga tidak khawatir terkontaminasi dengan kuman dari kotoran manusia. Semua proses yang dilakukan menurut dia sudah bersih. 

“Kami cuci dengan air bersih. Jadi, tidak ada penyakit,” tutur Ibu enam anak ini.

Situasi serupa terjadi di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso. Masyarakat juga langsung membuang kotorannya ke kanal.  Mereka tidak memiliki tangki septik. 

Lidyana, 45 tahun, mengatakan sejak Tahun 1986 tak memiliki tangki septik. Begitu juga masyarakat lain, yang tinggal di sepanjang bantaran kanal. Mereka tinggal memasang pipa dari kloset. Kemudian kotorannya langsung mengarah ke kanal dan bermuara ke pantai. Padatnya pemukiman menjadi kendala masyarakat untuk pembuatan tangki septik.  

“Di sini ada 100 rumah tak punya tangki septik,” kata Lidyana.

Awalnya, tak ada rencana membangun tangki septik. Alasannya, ada kanal yang menampung kotoran masyarakat. 

Masyarakat perlu punya jamban sehat

Wildan Setiabudi, Program Officer Water Sanitation and Hygiene UNICEF Perwakilan Makassar mengatakan banyaknya masyarakat tak memiliki sanitasi aman disebabkan beberapa faktor. Misalnya minim pemahaman dan sarana tak baik.

Ia pun mendorong agar Pemerintah Kota Makassar membuat kebijakan atau regulasi untuk sanitasi aman dan layak. “Pemahaman warga faktor utama. Jadi, kami kampanyekan masyarakat punya jamban sehat,” ucap Wildan.

Di Makassar, UNICEF mendampingi pengadaan sanitasi sejak Tahun 2008. Sebab, sanitasi tak aman berdampak bagi kesehatan. Anak-anak bisa terkena diare jika sanitasinya tak layak. 

“Temuan kami ada anak terkena diare karena sanitasi yang tak baik,” kata dia. 

Tahun 2022, penderita diare pada bayi meningkat drastis mencapai 4.306 orang. Jika dibandingkan Tahun 2021, penderita diare hanya 2.916 orang. Mereka ini tersebar di 47 Puskesmas di Makassar. Masih tingginya angka diare disebabkan karena sanitasi yang tak aman.

Karena itu, pemerintah harus menuntaskan proyek sanitasi sesuai komitmennya. Karena, masih ada masyarakat yang berak sembarangan. UNICEF pun bekerja sama dengan lembaga lain untuk membantu pemerintah mencapai targetnya.

“Itu tanggung jawab dari pemerintah untuk menuntaskannya.”

Kepala Bidang Bina Teknik Dinas Pekerjaan Umum Makassar, Irma Yanti Ishak mengaku pemerintah telah membangun 300 unit tangki septik individual di enam kelurahan Tahun 2023. Di antaranya Kelurahan Bakung, Banta-bantaeng, Mariso, Mannuruki, Panambungan, dan Gaddong.

Tangki septik yang dibangun untuk masyarakat sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang kedap air. Dengan anggaran pokok 2023 sebesar Rp2,5 miliar. Ada dua jenis tangki septik yakni vertikal dan horizontal. Jika, masyarakat tak memiliki lahan maka dibangunkan tangki septik vertikal di dalam rumah.  

Jamban milik masyarakat yang ditutupi papan di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Senin, 11 Desember 2023. Foto: Didit Hariyadi

Ia beralasan, 300 unit tangki septik yang dibangun lantaran pagu anggaran yang minim. Padahal masih banyak masyarakat yang membutuhkannya. Tangki septik yang dibangun ini agar menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Sebab, masih ada masyarakat perilakunya buang air besar sembarangan. Akibatnya bisa mencemari tanah, bahkan air. 

“Sebenarnya yang butuh (tangki septik) lebih dari itu,” ujar Irma.

Tahun 2024, pemerintah kota berencana membangun 2009 tangki septik di 21 kelurahan. Ia menargetkan Makassar capai Open Defecation Free (ODF). Artinya sudah tak ada lagi orang buang air besar sembarangan.

Diare dianggap biasa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat di Kota Makassar masih ada yang beranggapan anak yang terkena diare adalah hal biasa. Penyebabnya adalah cara mencuci botol susu yang tidak bersih. 

“Anakku pernah kena diare tapi itu karena susu, jadi sakit,” ungkap Lidyana. “Ada musimnya anak-anak berak.”

Menurut dia, jika anak-anak yang terkena diare dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maka tiga hari sudah sembuh. 

Anshariady, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin mengatakan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat sanitasi tak aman termasuk diare. Berbicara sanitasi artinya bagaimana menangani kotoran manusia supaya tidak mencemari lingkungan. 

Karena, kalau sudah masuk ke manusia bisa berbahaya. Ada dua penyakit yang kerap menyerang anak bayi, yakni gangguan saluran pencernaan dan pernapasan. “Paling banyak itu adalah diare, 15 persen kaitannya dengan sanitasi,” ujarnya. 

Diare dapat menyerang segala usia, termasuk anak usia di bawah lima tahun. Anak-anak dengan personal hygiene yang kurang, kerap menjadi penderita diare kategori kronik. 

Di Makassar, masih banyak orang yang buang air besar sembarangan alias belum Open Defecation Free (ODF). Akibatnya banyak manusia yang terpapar penyakit lantaran tidak ditangani dengan baik. Misalnya dibuang dilubang yang dekat sumber air, atau diselokan. Itu bisa kembali masuk ke dalam tubuh manusia, entah lewat lalat atau makanan.

“Itu kan berbahaya,” ujarnya. 

Menurutnya, pemerintah harus membuat kebijakan terkait sanitasi. Masyarakat jangan diberi izin membangun rumah, tanpa tangki septik. Harus dipastikan setiap rumah tangga wajib memiliki fasilitas sanitasi.  

Seperti di luar negeri, masyarakat tak bisa bangun rumah, kalau sanitasinya tidak terhubung ke saluran utama (penyaring kotoran manusia). 

“Kami di sini ada sanitasi dan tidak, itu tak ada larangan bangun rumah,” kata dia.

Diare adalah penyakit yang menyebabkan rangsangan buang air besar terus menerus dengan kandungan air tinggi pada feses. Diare dapat menyerang segala usia, termasuk anak usia 1--5 tahun. Anak-anak dengan personal hygiene yang kurang, kerap menjadi penderita diare kategori kronik. Personal hygiene adalah tindakan merawat diri sendiri, termasuk memelihara kebersihan bagian tubuh seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi, dan kulit.

Ia menyebutkan ada tiga komponen yang penting untuk mengurangi diare. Di antaranya ada air bersih, sanitasi, dan kebersihan diri. Semua ini berkesinambungan untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah juga harus memonitor seluruh kelurahan di Makassar, mana paling tinggi orang buang air besar sembarangan. Karena, untuk mencapai kota sehat, harus teridentifikasi semuanya.

Pemerintah Kota Makassar kembali meraih penghargaan ‘Kota Sehat’ dari Kementerian Kesehatan pada November lalu. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Makassar, Tatty Fahyudin mengaku masih ada 21 kelurahan yang tidak memiliki sanitasi layak. Wali Kota pun berkomitmen ingin menuntaskan buang air besar sembarangan. Sehingga, dinas pekerjaan umum menganggarkan untuk pembangunan tangki septik individu sebanyak 2009 unit Tahun 2024. 

Sedangkan Tahun 2023, dinas pekerjaan umum telah membangun 300 unit tangki septik individu di enam kelurahan. Di mana masing-masing kelurahan mendapat 50 unit. Dinas kesehatan bertugas mendata rumah dan kepala keluarga yang belum memiliki jamban maupun tangki septik. Selain itu, pihak Puskesmas juga berkoordinasi dengan lurah dan Dinas PU mengenai rumah dan kepala keluarga yang akan menjadi sasaran.

“Kami mendukung dalam hal data, sehingga memudahkan dinas PU,” ujar Tatty. 

Pelbagai faktor yang mempengaruhi masih adanya sanitasi tak aman. Di antaranya faktor ekonomi masyarakat, lahan tidak ada, perilaku hidup bersih dan sehat, serta tingginya arus urbanisasi. 

Meskipun, sebagian masyarakat ada yang paham bahwa sanitasi tak aman berdampak pada kesehatan. Tetapi, faktor ekonomi dan lahan sempit menyebabkan mereka tidak mampu membangun tangki septik. 

“Kami mengajak warga juga supaya mau mengubah perilaku. Jangan biasakan buang air besar sembarangan,” ucapnya.

Menurut dia, jamban tak layak bisa menimbulkan berbagai penyakit. Seperti diare, cacingan, stunting, penyakit kulit, dan typhoid. Namun, belum pernah ia temukan diare disebabkan masyarakat yang tidak mempunyai tangki septik. Selama ini, kasus diare yang ada hanya secara umum.

Liputan ini hasil program fellowship peliputan berbasis sains yang diselenggarakan ISN Lab by Society of Indonesian Science Journalist (SISJ) dan didukung Google News Initiative

Pilihan Editor: JD.com Menang Gugatan Antimonopoli terhadap Alibaba

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciri-ciri Ambeien, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengobatinya

3 hari lalu

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock
Ciri-ciri Ambeien, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengobatinya

Kenali tanda-tanda, penyebab, jenis-jenis, dan cara mengobati ambeien di rumah dengan mudah


Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

4 hari lalu

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, memegang penghargaan dari Kompas TV, saat HUT Kompas TV ke-13. Dok. Pemkot Makassar.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

Danny Pomanto menerima penghargaan dari Kompas TV untuk kategori Pelayanan dan Keterbukaan Informasi Publik terbaik. Apresiasi diberikan Menteri PAN/RB Azwar Anas.


Ikan Aligator Tergolong Spesies Hewan Air Invasif

5 hari lalu

Atractosteus spatula. fws.gov
Ikan Aligator Tergolong Spesies Hewan Air Invasif

Ikan aligator dilarang dipelihara di perairan Indonesia


Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

7 hari lalu

Presiden Jokowi saat meresmikan Rumah Sakit Kemenkes Makassar, Jumat, 6 September 2024. Dok. Adhi Karya
Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibangun oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), di Makassar, pada Jumat, 6 September 2024. RS Kemenkes ini menjadi pusat pelayanan kesehatan modern, khususnya di wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.


Mengenali Jenis Diare dan Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Mengenali Jenis Diare dan Penyebabnya

Diare merupakan kondisi buang air besar cair terlalu sering atau berlebihan


Airnya Menyusut Selama Kemarau, Dasar Sungai Cidurian Dipakai Warga Bandung Tanding Sepak Bola

8 hari lalu

Warga Kelurahan Padasuka, Kota Bandung, bermain sepak bola di dasar Sungai Cidurian yang airnya surut selama kemarau, Ahad 8 September 2024. TEMPO/ANWAR SISWADI
Airnya Menyusut Selama Kemarau, Dasar Sungai Cidurian Dipakai Warga Bandung Tanding Sepak Bola

Saat kering, dasar sungai biasa digunakan warga Kota Bandung untuk menggelar acara lomba peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.


Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

10 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams kunjungan kerja ke Makassar pada 5-6 September 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

Duta Besar Australia untuk Indonesia ke Makassar sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia,


Agen BRILink Mariyati Daeng Ngintang, Tokoh Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar

10 hari lalu

Mariyati Daeng Ngintang (kiri) membantu keuangan nelayan setelah menjadi AgenBRILink di Pulau Lae-lae Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. Dok. BRI
Agen BRILink Mariyati Daeng Ngintang, Tokoh Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar

Penduduk di Pulau Lae-lae Kecamatan. Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, merasakan manfaat keberadaan agen BRILink.


Sebulan Tak BAB Sembarangan Lagi, Warga Kampung Pantura Tangerang: Agak Aneh Awalnya ...

19 hari lalu

Penjabat Bupati Tangerang Andi Ony saat pencanangan sanitary berkualitas dan deklarasi Open Defecation Free (ODF) di Desa Lemo, Kosambi, Selasa 27 Agustus 2024. Langkah ini untuk menghentikan kebiasan buruk warga yang suka buang air besar (BAB) sembarangan. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Sebulan Tak BAB Sembarangan Lagi, Warga Kampung Pantura Tangerang: Agak Aneh Awalnya ...

Sebanyak 70 rumah di kampung warga BAB sembarangan di Tangerang dibuatkan 70 jamban gratis dari program CSR PIK 2.


Kementerian PPPA Sebut 23 Anak yang Ikut Demo di Semarang dan Makassar Sudah Dipulangkan

20 hari lalu

Mahasiswa melawan saat polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan aksi yang menuntut pemakzulan Joko Widodo di Jalan Pemuda, Semarang, Senin 26 Agustus 2024. Selain water canon polisi juga menghujani mahasiswa dengan gas air mata untuk membubarkan mereka, yang membuat puluhan mahasiswa pingsan dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Tempo/Budi Purwanto
Kementerian PPPA Sebut 23 Anak yang Ikut Demo di Semarang dan Makassar Sudah Dipulangkan

Sebanyak 22 anak di Semarang dan satu anak di Kota Makassar yang ikut unjuk rasa sudah kembali pulang.