TEMPO.CO, BANDUNG – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, gempa susulan yang terjadi setelah gempa magnitudo 4,8 pada 31 Desember 2023 di Sumedang mengakibatkan sejumlah rumah rusak. BMKG mencatat gempa salah satu gempa susulan terjadi pada 1 Januari 2024 pukul 20.46.48 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,5 dengan berjarak 4 kilometer utara Sumedang pada kedalaman 10 kilometer. “Sumedang gempa lagi, dan ada beberapa kerusakan lagi,” kata dia, Selasa, 2 Januari 2024.
Bey tidak memerinci kerusakan rumah yang terjadi akibat gempa susulan tersebut. Namun, data rumah rusak yang tercatat akibat rentetan gempa Sumedang sudah menembus 464 unit rumah warga. Rinciannya 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat. Gempa juga tercatat mengakibatkan kerusakan pada 14 unit fasilitas pendidikan, 7 rumah ibadah, dan 2 sarana umum. Jumlah pengungsi juga bertambah menjadi 548 orang. “Itu data sementara,” kata dia.
Bey mengatakan, gempa susulan juga membuat pasien yang tengah di rawat di RSUD Sumedang panik. Kendati hasil asesmen rumah sakit tersebut dinyatakan aman, namun sejumlah pasien memilih dirawat di tenda darurat.
“Kemarin sore itu dengan asesmen dari PU bahwa sudah bisa kembali ke ruang opname dan sebagainya, tapi karena terjadi gempa lagi ada pasien yang kami juga tidak bisa (melarang). Kami mengerti kalau mereka trauma kalau gempa lagi walau pun secara teknis rumah sakit itu baik kondisinya,” kata Bey.
Bey mengatakan, ada 48 pasien yang memilih kembal ke tenda darurat yang didirikan di rumah sakit. Kementerian Kesehatan mengirim tenda khusus untuk perawatan dan operasi pasien ke rumah sakit tersebut.
“Hari ini petugas kesehatan akan mengirimkan 2 tenda untuk opname dan 1 tenda untuk ruang operasi. Jadi memang standarnya standar kesehatan, jadi bukan tenda pengungsi yang digunakan untuk pasien tapi tenda khusus rumah sakit,” kata Bey.
Adapun mengenai terowongan kembar di Jalan Tol Cisumdawu yang retak akibat gempa sudah dipastikan aman. “Kementerian PUPR menjamin itu aman, dan sudah bisa dilewati,” kata dia.
Badan Geologi melalui akun Instagramnya pada Selasa, 2 Januari 2024, menyebutkan rentetan gempa yang melanda Sumedang sejak 31 Desember 2023 tersebut diakibatkan aktivitas sesar aktif yaitu sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari. Sesar tersebut merupakan sesar mendatar mengiri yang memiliki sebaran mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga Sungai Cipeles dan nilai lajur geser berkisar antara 0,19-0,48 mm/tahun.
Badan Geologi mencatat Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian serupa pada tahun 1972. Dan pada tahun 2022 tercatat kejadian gempa dengan kekuatan M2,7 pada kedalaman 16 kilometer.
BMKG mencatat gempa susulan yang relatif kuat terjadi pada 1 Januari 2024 pukul 20.46.48 WIB dengan kekuatan M4,5 dengan pusat gempa di darat pada jarak 4 kilometer di utara Sumedang dengan kedalaman 10 kilometer. Getaran gempa tersebut dirasakan dalam skala III MMI di Rancakalong, Jatinangor, dan Bandung; dirasakan dalam skala II MMI di Cirebon, Garut, dan Subang.
BMKG mencatat gempa susulan kembali terjadi pada 2 Januari 2024 pukukl 14.35.22 WIB dengan kekuatan M2,7 dengan pusat gempa berlokasi di darat pada jarak 8 kilometer tenggara Sumedang dengan kedalaman 10 kilometer. Sejak 31 Desember 2023 hingga Selasa, 2 Januari 2024 telah terjadi tujuh kali aktivitas gempa bumi susulan di wilayah tersebut.
Pilihan Editor:Ahli ITB Duga Gempa Sumedang akibat Sesar Cileunyi-Tanjungsari