TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gempa Irwan Meilano menduga Gempa Sumedang akibat pergerakan sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari. Dugaan itu sama seperti perkiraan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi. "Masih perlu dicari untuk detailnya baik parameter sumber gempa, panjang, tingkat aktivitas, maksimum magnitudonya, serta lain sebagainya," kata Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung atau ITB itu, Selasa, 2 Januari 2024.
ITB bersama beberapa lembaga lainnya akan bersama mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi lebih rinci mengenai gempa yang terjadi di Sumedang. "Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke dalam sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia," kata Irwan.
Dia juga menyoroti soal kekuatan gempa yang tidak terlalu besar dengan kedalaman dangkal, namun dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan. Karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik, menurutnya dapat meningkatkan guncangan gempa."Hal inilah yang membuat gempa dengan kekuatan kecil tapi guncangannya terasa keras di permukaan," kata Irwan.
Selain itu kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan. Keadaan itu dinilainya berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana.
Gempa Sumedang pada Minggu 31 Desember 2023, menurut BMKG pertama terjadi pada pukul 14.35 bermagnitudo 4,1 dari kedalaman 7 kilometer. Menyusul gempa kedua pada pukul 15.38 dengan magnitudo 3,4 dari kedalaman 6 kilometer. Lalu gempa ketiga pukul 20.34 bermagnitudo 4,8 dari kedalaman 5 kilometer. Sumber gempa yang terkuat berjarak 2 kilometer arah timur laut Kota Sumedang.
Dua gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil yaitu bermagnitudo 2,9 pada pukul 23.23, lalu bermagnitudo 2,4 pada pukul 03.47, Senin 1 Desember 2024. Kedua lokasi sumber gempa susulan yang tidak dirasakan warga itu berjarak sekitar 4 kilometer arah timur laut dari pusat kota. Gempa Sumedang berdasarkan laporan membuat 138 rumah rusak ringan dan 110 rumah lainnya rusak berat serta 456 orang harus mengungsi.
Sementara menurut keterangan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, daerah Sumedang tergolong rawan gempa bumi. Secara umum tanahnya berupa batuan rombakan gunung api dan endapan danau yang bersifat lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan.
Sejauh ini sesar aktif yang menyebabkan Gempa Sumedang belum diketahui pasti. PVMBG memperkirakan dari pergerakan Sesar Cileunyi-Tanjungsari, namun BMKG belum sependapat. “Lokasi tiga episenter Gempa Sumedang ini terletak di luar jalur Sesar Cileunyi-Tanjungsari,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono. Seperti halnya Sesar Cugenang yang gempanya merusak Cianjur, BMKG akan mengerahkan tim untuk menyelidiki sesar apa yang mengakibatkan Gempa Sumedang.
Pilihan Editor: Mengenal Sesar Cileunyi-Tanjungsari Penyebab Gempa Sumedang, Berada di Cekungan Bandung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.