TEMPO.CO, Jakarta - Claudine Gay memutuskan mengundurkan diri sebagai Presiden Harvard dengan sejumlah kontroversi yang kini dihadapinya. Ia dituduh melakukan plagiarisme dan komentarnya yang dianggap antisemitisme di kampus.
Gay adalah pimpinan kulit hitam pertama di universitas tersebut dan wanita kedua yang mengambil peran tersebut dalam 388 tahun sejarah universitas. Namun masa jabatannya adalah yang terpendek dalam sejarah universitas, yaitu hanya enam bulan sejak ia dilantik pada 1 Juli tahun lalu.
Dalam surat pengunduran dirinya, dia mengutip serangan pribadi yang dipicu oleh permusuhan rasial dan menyatakan bahwa dia mengambil langkhah ini demi kepentingan terbaik komunitas Harvard sehingga memungkinkan komunitas tersebut mengatasi ketegangan yang saat ini dipicu oleh perang Israel-Gaza.
Profil Claudine Gay
Gay, 53 tahun adalah seorang profesor studi Afrika dan Afrika-Amerika. Pada 2015, ia dinobatkan sebagai Profesor Pemerintahan Wilbur A Cowett di Harvard.
Gay menjadi Presiden Harvard ke-30 menggantikan Lawrence S Bacow (72) yang menjabat sebagai presiden sejak 2018.
Sebagai ilmuwan politik, Gay sebelumnya menjabat sebagai dekan ilmu sosial di Fakultas Seni dan Sains di Harvard. Ia pertama kali bergabung dengan Harvard pada 2006 sebagai profesor di Departemen Pemerintahan, di mana dia juga menyelesaikan gelar PhD pada tahun 1998. Gay memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Stanford pada 1992.
Melihat latar belakang keluarganya, Gay adalah putri imigran Haiti yang tinggal di AS. Dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di New York dan Arab Saudi, tempat ayahnya bekerja untuk Korps Insinyur Angkatan Darat AS. Gay juga bersekolah di sekolah asrama swasta, Phillip Exeter Academy di New Hampshire dan merupakan sepupu penulis dan akademisi Roxane Gay.
Alasan pengunduran diri Gay
Gay memutuskan mengundurkan diri menyusul meningkatnya tekanan agar dia mundur setelah sidang kongres tentang antisemitisme di kampus-kampus pada 4 Desember. Sejak itu, dia juga menghadapi tuduhan plagiarisme yang muncul beberapa hari setelah sidang sehubungan dengan karya akademisnya sebelumnya.
Dalam surat pengunduran dirinya pada Selasa, 2 Desember 2023. Gay mengatakan keputusannya diambil setelah berkonsultasi dengan Harvard Corporation – yang merupakan dewan pengurus Harvard yang lebih kecil dan lebih berkuasa.
“Sudah jelas bahwa demi kepentingan terbaik Harvard jika saya mengundurkan diri sehingga komunitas kita dapat menavigasi momen tantangan luar biasa ini dengan fokus pada institusi daripada individu mana pun,” kata Gay.
Dalam suratnya, Gay juga mengaku sangat sedih menyaksikan ketegangan dan perpecahan yang telah memecah belah komunitas dalam beberapa bulan terakhir yang terjadi di Harvard. "Dan menyedihkan karena keraguan mengenai komitmen saya untuk menghadapi kebencian dan menjunjung tinggi ketelitian ilmiah”. Dia juga menyebut dirinya “menjadi sasaran serangan dan ancaman pribadi yang dipicu oleh kebencian rasial”.
AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan Editor: Presiden Harvard Mundur, Tersangkut Tuduhan Plagiarisme dan Antisemitisme