TEMPO.CO, Jakarta - Debat calon presiden atau debat capres ketiga aka digelar pada Sabtu, 7 Januari 2023 di Istora Senayan, Jakarta. Dalam debat dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan 11 nama panelis yang akan merumuskan daftar pertanyaan terkait tema debat tersebut.
"Yang dapat kami update lagi itu kami sudah mendapatkan konfirmasi dan kesediaan dari 11 orang panelis," kata Komisioner KPU August Mellaz.
KPU menyebut para panelis merupakan pakar yang memiliki latar belakang dan kompetensi yang berkaitan erat dengan isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik dan politik luar negeri. Para panelis juga akan menjaga debat capres selalu berada pada alur tema yang sudah ditentukan.
Berikut daftar 11 panelis dan riwayat pendidikannya:
1. Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia Angel Damayanti.
Damayanti menempuh pendidikan sarjana di Universitas Kristen Indonesia (UKI). Ia kemudian melanjutkan pendidikan master di Universitas Indonesia. Ia juga mengambil pendidikan master bidang Strategic Studies/International Studies dan Counter Terrorism di S. Rajaratnam School of International Studies, Graduate School of Nanyang Technological University Singapore. Setelah itu, Damayanti melanjutkan pendidikan Doktor di National University of Singapore pada 2013 dan Institute of Post Graduate Studies, Universiti Sains Malaysia pada 2017.
Saat ini, Damayanti menjadi dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI dan dosen di Program Doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK). Selain itu, ia adalah peneliti senior di Center for Security and Foreign Affairs (Cesfas) UKI.
2. Dosen Hubungan Internasional serta ahli kajian industri pertahanan dan alih teknologi Universitas Bina Nusantara (Binus) Curie Maharani Savitri
Sebelum menjadi dosen, Curie meraih gelar sarjana jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia pada 2002. Ia kemudian menempuh pendidikan S2 dan memperoleh predikat cum laude di Jurusan Manajemen Pertahanan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2007.
Curie juga menerima gelar Ph.D dalam Manajemen Pertahanan dan Kepemimpinan dari Cranfield University pada 2016. Sebelum bergabung dengan Binus, Curie telah aktif menangani isu-isu manajemen pertahanan di Kementerian Pertahanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Sekolah Kajian Internasional S. Rajaratnam.
3. Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Evi Fitriani
Evi menempuh pendidikan S1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Ia melanjutkan kuliah ke luar negeri dan memperoleh gelar magister dari Universitas Leeds dan Universitas Ohio. Gelar doktornya diraih dari Universitas Nasional Australia.
4. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani Hikmahanto Juwana
Hikmahanto menyelesaikan pendidikan S1 Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar magister hukum internasional dari Universitas Keio dan gelar doktor dari Universitas Nottingham.
5. Ahli aspek geospasial hukum laut Universitas Gadjah Mada (UGM) I Made Andi Arsana
Andi tercatat sebagai dosen sekaligus peneliti di Departemen Geodesi UGM. Ia memperoleh gelar Ph.D dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) Universitas Wollongong.
6. Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina Ian Montatrama
Ian menempuh pendidikan S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1999. Ia kemudian mengambil pendidikan Magister di European Business (M.E.B.), EDHEC Lille, Prancis pada 2000-2001 dan Program Pascasarjana dalam Strategi Perang Total (SPS) Universitas Pertahanan (Unhan). Pada 2017, Ian memperoleh predikat cum laude atau dengan pujian saat menempuh pendidikan Program Doktor dalam Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran (Unpad).
7. Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Irine Hiraswari Gayatri
Irine menerima gelar Magister dari Departemen Penelitian Perdamaian dan Konflik Universitas Uppsala, Swedia. Saat ini, ia merupakan kandidat Ph.D di Pusat Gender, Perdamaian, dan Keamanan Universitas Monash, Australia. Ia juga pernah bekerja dalam tim di bawah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
8. Pakar keamanan Universitas Pertahanan Kusnanto Anggoro.
Kusnanto meraih gelar Ph.D dari Universitas Glasgow. Sebeumnya ia meraih gelar Sarjana Hubungan Internasiona di Universitas Indonesia. Ia juga penasihat senior Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Bidang Hubungan Internasional sekaligus Ketua Komite Pejabat Senior Komunitas Sosial Budaya ASEAN.
9. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Marsetio
Marsetio menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut pada 1981. Ia juga menempuh pendidikan di Seskoal pada 1996 dan Sesko TNI pada tahun 2001. Ia juga pernah menempuh pendidikan di Lemhannas dan meraih lulusan terbaik dengan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha KRA 37/2004.
Untuk pendidikan tinggi, Marsetio menempuh S1 Administrasi Negera di Universitas Indonesia, S2 Manajemen di Universitas Wijaya Putra dan S3 bidang culture studies di Universitas Gajah Mada. Ia menjadi Guru Besar Universitas Pertahanan pada 2018.
10. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia Philips J. Vermonte
Philips menempuh pendidikan S1 di Universitas Padjajaran. Selanjutnya, ia memperoleh gelar Master of Arts dalam studi internasional dari Departemen Politik, Universitas Adelaide, Australia dan gelar Ph.D bidang Ilmu Politik di Northern Illinois University, Dekalb, AS. Ia juga senior fellow badan strategi Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
11. Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran (Unpad) Widya Setiabudi Sumadinata
Widya memperoleh gelar sarjana dari Universitas Padjadjaran pada 1998. Dia kemudian memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung pada 2003. Pendidikan S3 ditempuh Widya di Prodi Ilmu Pemerintahan di Unpad dan kembali mengambil program S-2 Bidang Strategi Pertahanan Semesta di Universitas Pertahanan (Unhan).
Pilihan Editor: Profil Marsetio Panelis Debat Capres, Ketua Dewan Gubes Unhan hingga Pernah Jadi Komisaris Pelindo