TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan dalam visi dan misinya terhadap pertahahan di Indonesia adalah mendorong dengan melapisi pertahanan yang berlapis. Salah satu gagasan yang ditawarkan Ganjar adalah rudal hipersonik. Apa itu rudal hipersonik?
Dikutip dari interestingengineering.com, rudal hipersonik merupakan senjata yang pada dasarnya menggabungkan kecepatan dari misil balistik dengan kemampuan manuver dari misil jelajah. Mereka dapat bergerak dengan kecepatan sekitar 5 kali kecepatan suara, sehingga sulit dilacak dibandingkan dengan rudal tradisional. Salah satu keuntungan terbesar dari rudal hipersonik modern bukan hanya kecepatannya, tetapi juga manuver tambahan pada kecepatan tinggi yang membuatnya sangat praktis sebagai senjata menyerang sekaligus bertahan.
Meskipun rudal hipersonik memiliki kecepatan sebagai keunggulan utama, tetapi rudal hipersonik juga dapat mengirimkan muatan senjata atau nuklir ke mana saja hanya dalam hitungan menit.
Dilansir dari defenceiq.com, ada dua tipe rudal hipersonik:
1. Hipersonik jelajah (hypersonic cruise missiles)
Jenis rudal ini mencapai sasarannya dengan bantuan mesin jet berkecepatan tinggi yang memungkinkannya bergerak dengan kecepatan ekstrem. Jenis ini bersifat non-ballistik dan merupakan kebalikan dari misil balistik antarbenua tradisional (ICBM) yang menggunakan gaya gravitasi untuk mencapai sasarannya.
2. Hipersonik glider
Jenis ini menggunakan kendaraan glider. Awalnya, misil diluncurkan ke luar angkasa dengan lintasan membentuk busur, di mana hulu ledak dilepaskan dan jatuh menuju atmosfer dengan kecepatan hipersonik. Alih-alih meninggalkan muatan pada kekuatan gravitasi – seperti yang terjadi pada misil antarbenua tradisional (ICBM) – hulu ledak terhubung ke kendaraan glider yang kembali memasuki atmosfer.
Kemudian, melalui bentuk aerodinamisnya jenis ini dapat menunggangi gelombang kejut yang dihasilkan oleh dorongan sendiri saat melampaui kecepatan suara, memberikannya kecepatan cukup untuk mengatasi sistem pertahanan misil yang ada. Kendaraan glider melaju di atmosfer antara ketinggian 40-100 km dan mencapai tujuannya dengan memanfaatkan gaya aerodinamis.
Rudal hipersonik menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan rudal subsonik dan supersonik, terutama dalam menangani target yang memerlukan respons waktu yang cepat, contohnya adalah peluncur balistik yang dioperasikan secara online. Dalam situasi tersebut, kecepatan tambahan dari rudal hipersonik memiliki nilai yang berharga.
Dikutip dari interestingenginerring.com, saat ini Amerika Serikat, China, dan Rusia sedang mengembangkan rudal hipersonik. Dalam perjalanannya, Amerika Serikat lebih berfokus pada rudal yang bermuatan konvensional. Sementara itu, Rusia dan China mengembangkan baik muatan konvensional maupun nuklir.
ANANDA RIDHO SULISTYA | ADIL AL HASAN
Pilihan Editor: Visi Pertahanan Ganjar Pranowo: Teknologi Sakti, Rudal Hipersonik hingga Sensor Kuantum