TEMPO.CO, Solo - Dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Trisulo Wasyanto meneliti tentang peran novel biomarker atau penanda baru untuk mendeteksi dan meramalkan kelangsungan hidup pasien serangan jantung mendadak atau Infark Miokard Akut (IMA).
Hasil penelitian Trisulo ini akan dipaparkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-300 UNS yang bakal digelar Selasa, 16 Januari 2024. Trisulo juga tercatat sebagai Guru Besar ke-49 FK UNS untuk Bidang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada divisi Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskular.
"Masyarakat awam menyebutnya sebagai "masuk angin kasep" atau disebut juga serangan "angin duduk”, karena terjadi kematian tiba-tiba pada orang yang kelihatannya tidak sakit. Malah sedang melakukan aktivitas, misalnya sedang olahraga, tenis, futsal, salat, dan lain-lain," ujar Trisulo saat konferensi pers di UNS Solo, Jawa Tengah, Senin, 15 Januari 2024.
Lebih lanjut, Trisulo menjelaskan serangan jantung mendadak itu merupakan penyebab kematian yang tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Sehingga penelitian dilakukan mengingat diperlukan biomarker atau penanda dini untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut.
Tujuannya, supaya bisa dilakukan pertolongan segera untuk mencegah kematian dan kecacatan jantung. "Kebanyakan kematian pasien ini karena keterlambatan berobat ke dokter/rumah sakit, karena hanya dikira masuk angin saja atau sakit maag," kata dia.
Trisulo mengatakan serangan jantung mendadak terjadi karena pembuluh darah yang memberi aliran darah ke otot jantung (arteri koroner) tersumbat akibat pecahnya plak aterosklerosis atau terjadi penyempitan diameter pembuluh koroner. Diagnosis serangan jantung mendadak meliputi anamnesis gejala, pemeriksaan fisik atau ECG dan pemeriksaan laboratorium (biomarker jantung).
Pada anamnesis, biasanya ada keluhan nyeri dada kiri (yang khas seperti tertusuk dan tembus punggung), tapi bisa juga hanya sakit perut seperti maag. "Nyeri dada ini terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan aliran darah (iskemik) atau justru sudah terjadi kematian (infark) otot jantung (miokard)," kata Trisulo.
Trisolo mengatakan cedera otot jantung inilah yang ditangkap oleh berbagai biomarker yang beragam sebagai penyebab serangan jantung, yakni inflamasi, aktivasi koagulasi, neuroendokrin, gangguan endothel dan stress hemodinamik.
"Penelitian saya di Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) Solo, sebagian besar tentang biomarker serangan jantung mendadak, baik untuk diagnosis maupun prognosis, seperti: Hs CRP, Pentraxin-3, Myeloperoxidase (MPO), ST2, Growth Differentiation Factor-15 (GDF-15), Resistin, Galectin-3, Kopeptin maupun obat tambahan untuk pasien IMA, seperti N Acetyl Cystein. Hasil semua penelitian saya semakin memantapkan peran biomarker dalam diagnosis dan prognosis pasien IMA," kata Trisulo.
Menurut Trisulo, para ahli jantung di seluruh dunia, termasuk Indonesia sepakat menggunakan ‘troponin jantung” sebagai biomarker utama untuk mendiagnosis serangan jantung mendadak (IMA). Reperfusi aliran darah ke otot jantung yang tersumbat atau terjadi penyempitan akibat plak aterosklerosis merupakan tata laksana utama pasien IMA.
"Intervensi koroner perkutan (IKP) primer dengan kateterisasi jantung di laboratorium kateterisasi dengan memasang stent/cincin, sebaiknya dilakukan pada pasien IMA < 12 jam; bahkan idealnya, waktu pasien kena serangan jantung yang datang ke IGD rumah sakit sampai dilakukan pemasangan stent < 2 jam (120 menit) dan hal ini sudah kita lakukan di RSDM yang mempunyai 3 alat kateterisasi jantung dengan tenaga ahli jantung yang memadai," kata Trisulo.
Bila waktu pasien datang ke IGD rumah sakit sampai dilakukan tindakan baloonisasi diperkirakan > 2 jam, dia menyebut sebaiknya dilakukan reperfusi dengan obat trombolisis, sepanjang tidak ada kontra indikasi.
Selain Trisulo, 3 dosen UNS lainnya akan resmi menyandang jabatan guru besar di kampus UNS besok. Dari 3 dosen itu, ada Peduk Rintayati yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-78 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan ke-299 UNS. Peduk menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan IPA SD pada FKIP. Pidato inagurasi yang akan dibawakan berjudul ‘Penguatan Empati Lingkungan di Sekolah Dasar melalui Stimulasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan’.
Kedua, Indah Widiastuti yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar ke-79 FKIP dan ke-301 UNS. Indah merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Material pada FKIP. Pidato inagurasi yang akan dibawakan berjudul ‘Eksplorasi Material Berbasis Plastik Daur Ulang dalam Penguatan Green Skills pada Technical Vocational Education & Training (TVET)’.
Berikutnya Rahayu yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar ke-45 Fakultas Pertanian (FP) dan ke-302 UNS. Rahayu akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pedology dan Survey Tanah pada FP. Pidatonya berjudul ‘Implementasi Pedologi Dalam Menjawab Kebutuhan Pertanian dan Non Pertanian di Masa Depan’.
Pilihan Editor: Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini