Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar FK UNS Teliti Penanda Dini untuk Pasien Serangan Jantung Mendadak

image-gnews
Empat guru besar UNS Solo yang bakal dikukuhkan (dari kiri ke kanan) , yakni Rahayu dari Fakultas Pertanian (FP); Indah Widiastuti dari FKIP; Peduk Rintayati dari FKIP; dan Trisulo Wasyanto dari Fakultas Kedokteran (FK), setelah jumpa pers di kampus setempat, Senin, 15 Januari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Empat guru besar UNS Solo yang bakal dikukuhkan (dari kiri ke kanan) , yakni Rahayu dari Fakultas Pertanian (FP); Indah Widiastuti dari FKIP; Peduk Rintayati dari FKIP; dan Trisulo Wasyanto dari Fakultas Kedokteran (FK), setelah jumpa pers di kampus setempat, Senin, 15 Januari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Trisulo Wasyanto meneliti tentang peran novel biomarker atau penanda baru untuk mendeteksi dan meramalkan kelangsungan hidup pasien serangan jantung mendadak atau Infark Miokard Akut (IMA).

Hasil penelitian Trisulo ini akan dipaparkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-300 UNS yang bakal digelar Selasa, 16 Januari 2024. Trisulo juga tercatat sebagai Guru Besar ke-49 FK UNS untuk Bidang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada divisi Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskular.

"Masyarakat awam menyebutnya sebagai "masuk angin kasep" atau disebut juga serangan "angin duduk”, karena terjadi kematian tiba-tiba pada orang yang kelihatannya tidak sakit. Malah sedang melakukan aktivitas, misalnya sedang olahraga, tenis, futsal, salat, dan lain-lain," ujar Trisulo saat konferensi pers di UNS Solo, Jawa Tengah, Senin, 15 Januari 2024. 

Lebih lanjut, Trisulo menjelaskan serangan jantung mendadak itu merupakan penyebab kematian yang tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Sehingga penelitian dilakukan mengingat diperlukan biomarker atau penanda dini untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut.

Tujuannya, supaya bisa dilakukan pertolongan segera untuk mencegah kematian dan kecacatan jantung. "Kebanyakan kematian pasien ini karena keterlambatan berobat ke dokter/rumah sakit, karena hanya dikira masuk angin saja atau sakit maag," kata dia.

Trisulo mengatakan serangan jantung mendadak terjadi karena pembuluh darah yang memberi aliran darah ke otot jantung (arteri koroner) tersumbat akibat pecahnya plak aterosklerosis atau terjadi penyempitan diameter pembuluh koroner. Diagnosis serangan jantung mendadak meliputi anamnesis gejala, pemeriksaan fisik atau ECG dan pemeriksaan laboratorium (biomarker jantung). 

Pada anamnesis, biasanya ada keluhan nyeri dada kiri (yang khas seperti tertusuk dan tembus punggung), tapi bisa juga hanya sakit perut seperti maag. "Nyeri dada ini terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan aliran darah (iskemik) atau justru sudah terjadi kematian (infark) otot jantung (miokard)," kata Trisulo.

Trisolo mengatakan cedera otot jantung inilah yang ditangkap oleh berbagai biomarker yang beragam sebagai penyebab serangan jantung, yakni inflamasi, aktivasi koagulasi, neuroendokrin, gangguan endothel dan stress hemodinamik.

"Penelitian saya di Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) Solo, sebagian besar tentang biomarker serangan jantung mendadak, baik untuk diagnosis maupun prognosis, seperti: Hs CRP, Pentraxin-3, Myeloperoxidase (MPO), ST2, Growth Differentiation Factor-15 (GDF-15), Resistin, Galectin-3, Kopeptin maupun obat tambahan untuk pasien IMA, seperti N Acetyl Cystein. Hasil semua penelitian saya semakin memantapkan peran biomarker dalam diagnosis dan prognosis pasien IMA," kata Trisulo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Trisulo, para ahli jantung di seluruh dunia, termasuk Indonesia sepakat menggunakan ‘troponin jantung” sebagai biomarker utama untuk mendiagnosis serangan jantung mendadak (IMA). Reperfusi aliran darah ke otot jantung yang tersumbat atau terjadi penyempitan akibat plak aterosklerosis merupakan tata laksana utama pasien IMA. 

"Intervensi koroner perkutan (IKP) primer dengan kateterisasi jantung di laboratorium kateterisasi dengan memasang stent/cincin, sebaiknya dilakukan pada pasien IMA < 12 jam; bahkan idealnya, waktu pasien kena serangan jantung yang datang ke IGD rumah sakit sampai dilakukan pemasangan stent < 2 jam (120 menit) dan hal ini sudah kita lakukan di RSDM yang mempunyai 3 alat kateterisasi jantung dengan tenaga ahli jantung yang memadai," kata Trisulo. 

Bila waktu pasien datang ke IGD rumah sakit sampai dilakukan tindakan baloonisasi diperkirakan > 2 jam, dia menyebut sebaiknya dilakukan reperfusi dengan obat trombolisis, sepanjang tidak ada kontra indikasi.

Selain Trisulo, 3 dosen UNS lainnya akan resmi menyandang jabatan guru besar di kampus UNS besok. Dari 3 dosen itu, ada Peduk Rintayati yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-78 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan ke-299 UNS. Peduk menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan IPA SD pada FKIP. Pidato inagurasi yang akan dibawakan berjudul ‘Penguatan Empati Lingkungan di Sekolah Dasar melalui Stimulasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan’.

Kedua, Indah Widiastuti yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar ke-79 FKIP dan ke-301 UNS. Indah merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Material pada FKIP. Pidato inagurasi yang akan dibawakan berjudul ‘Eksplorasi Material Berbasis Plastik Daur Ulang dalam Penguatan Green Skills pada Technical Vocational Education & Training (TVET)’.

Berikutnya Rahayu yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar ke-45 Fakultas Pertanian (FP) dan ke-302 UNS. Rahayu akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pedology dan Survey Tanah pada FP. Pidatonya berjudul ‘Implementasi Pedologi Dalam Menjawab Kebutuhan Pertanian dan Non Pertanian di Masa Depan’.

Pilihan Editor: Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

8 jam lalu

Ilustrasi paracetamol. Shutterstock
Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.


UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

1 hari lalu

Para peserta UTBK SNBT di UNS mengikuti ujian di Gedung TIK UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

Begini kata Plt Rektor UNS soal iming-iming lolos UTBK.


Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

1 hari lalu

Para peserta UTBK SNBT di UNS mengikuti ujian di Gedung TIK UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

Masing-masing peserta UTBK 2024 di UNS Solo memiliki cerita berbeda untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian.


Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Prof. Nancy Dewi Yuliana. Dok Humas IPB University
Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.


Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

3 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.


Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

4 hari lalu

Universitas Sebelas Maret. Kredit: UNS
Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

Sejak adanya peraturan rektor Universitas Sebelas Maret pada 2023, kini kampus di Surakarta ini mulai membuka jalur Seleksi Mandiri khusus UTBK


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

7 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

8 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

10 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

12 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.