TEMPO.CO, Jakarta - Akun Instagram Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menkopolhukam Mahfud MD bernama @mohmahfudmd telah pulih setelah diretas selama kurang lebih dua jam.
Staf Khusus Menkopolhukam, Rizal Mustary, mengatakan akun Instagram Mahfud MD, @mohmahfudmd, telah kembali dikendalikan oleh tim pengelola, sekitar pukul 18.00 WIB. Account secured, sudah kita kendalikan lagi, kata Rizal melalui pesan singkat, Selasa, 16 Januari 2024.
Beberapa warganet yang akun Instagramnya terverifikasi mengecam peretasan ini, menganggapnya sebagai upaya kotor terkait kontestasi Pemilu 2024. Kejadian ini membuka diskusi tentang keamanan media sosial dan menimbulkan pertanyaan, Apa itu hacker dan cracker?
Apa itu hacker?
Dalam pandangan umum, hacker merujuk pada individu atau kelompok yang terlibat dalam aktivitas yang bertujuan meretas perangkat digital seperti komputer, smartphone, tablet, atau jaringan komputer secara keseluruhan.
Dilansir dari Malwarebytes, hacking tidak selalu dilakukan dengan niat jahat, tetapi dalam sebagian besar kasus, hacking diidentifikasi sebagai kegiatan ilegal yang dilakukan oleh para penjahat siber.
Hacker dapat beroperasi dengan berbagai motivasi, mulai dari keuntungan finansial, protes, pengumpulan informasi (spionase), hingga sekadar untuk tantangan atau kesenangan. Metode hacking dapat melibatkan teknis tinggi atau memanfaatkan psikologi pengguna dengan teknik social engineering.
Proses hacking melibatkan penetrasi pertahanan untuk mendapatkan akses tidak sah ke komputer, ponsel, tablet, perangkat Internet of Things (IoT), jaringan, atau bahkan seluruh sistem komputasi. Hacker memanfaatkan kelemahan dalam keamanan jaringan, baik dari segi teknis maupun sosial.
Apa itu cracker?
Seiring evolusi teknologi, istilah cracker muncul sebagai konsep khusus dalam dunia keamanan siber. Dikutip dari TechTarget, computer cracker adalah istilah kuno yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang meretas sistem komputer, melewati kata sandi atau lisensi dalam program komputer, atau dengan cara lain sengaja melanggar keamanan komputer.
Pada awalnya, cracker diusulkan sebagai antonim dari hacker, untuk merujuk pada individu yang merusak keamanan komputer dengan niat jahat, entah itu untuk keuntungan atau hanya untuk tantangan dan hacker awalnya hanya merujuk kepada mereka yang menggunakan keterampilan komputasinya tanpa niat jahat.
Dalam perkembangannya, istilah cracker digantikan oleh black hat, yang juga merujuk pada pelaku ancaman. Saat ini, perbedaan antara hacker etis dan hacker jahat seringkali dilupakan, meskipun hacker, secara definisi, tidak memiliki niat jahat.
M RAFI AZHARI | ADIL AL HASAN
Pilihan Editor: Anies Tanggapi Peretasan Instagram Mahfud MD: Junjung Tinggi Suasana Pilpres yang Sehat
