TEMPO.CO, Jakarta - Dana pinjaman untuk studi pendidikan tinggi atau student loan di Indonesia saat ini dinilai belum bisa diakses semua kalangan. Menurut Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, Muhamad Abduh, banyak student loan yang sudah berjalan saat ini baru untuk program pasca sarjana. “Kalau S1 belum ada sama sekali,” katanya di acara konferensi pers tentang tunggakan uang kuliah di ITB, Rabu 31 Januari 2024.
Pada 2020, ITB mulai menanyakan soal student loan ke pihak perbankan atau mitra lainnya yang datang. Pinjaman dana untuk mahasiswa pasca sarjana, menurut Abduh, dianggap sebagai private goods. “Karena isunya selalu adalah siapa yang menjaminkan, universitas enggak bisa,” ujarnya.
Diskusi dan rancangan soal student loan, menurutnya, sudah berlangsung lama. Pendidikan Tinggi dan Kementerian Keuangan kini mulai lagi membicarakan student loan yang dananya diambil dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP. “Untuk mahasiswa yang memiliki masalah eknomi disediakan salah satunya pinjaman tanpa bunga,” kata Abduh.
ITB, menurutnya, akan mendukung program dari negara. Alasannya karena student loan merupakan bagian dari kepedulian negara untuk menyediakan pendanaan bagi pendidikan. “Di Indonesia belum ada yang disediakan pemerintah,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini beberapa faktor pendukung program tersebut seperti teknologi dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sudah ada. Berbeda kondisinya, menurut Abduh, ketika program student loan digulirkan di zaman Orde Baru. Karena masalah salah satunya terkait dengan kartu identitas, program pinjaman itu akhirnya ditutup.
Pada 2018 dia juga mendengar Presiden Joko Widodo meluncurkan program yang mirip dengan student loan. Rintisannya melibatkan sebuah bank BUMN dan sebuah perguruan tinggi negeri. “Tapi tidak bisa menyebar juga dan membantu banyak mahasiswa,” kata Abduh.
Saat ini ketika mahasiswa menunggak uang kuliah tunggal, ITB bermitra dengan Danacita serta delapan mitra perbankan untuk mengatasi hal itu. Sebanyak tiga bank di antaranya menawarkan pinjaman yang lebih menarik dari Danacita yaitu beban bunga sampai 0 persen. Adapun kerja sama dengan Danacita itu sempat menuai protes dari berbagai kalangan.
Pilihan Editor: Luhut Perintahkan Pilpres Satu Putaran, Ini Strategi yang Dilakukan Pandawa Lima