TEMPO.CO, Bandung - Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi pada Kamis siang, 1 Februari 2024, sekitar pukul 13.09 Wita. Tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut. Erupsi beramplitudo maksimum 32 mm dan durasi 115 detik," ujar Plt. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangannya, Kamis.
Sebelumnya, dalam waktu kurang satu jam, gunung dengan ketinggian mencapai 1.423 mdpl tersebut meletus sekitar pukul 12.41 Wita. Kolom letusan teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak dengan amplitudo maksimum 36 mm dan durasi sekitar 56 detik.
Sementara, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut. "Letusan disertai dentuman lemah," kata Wafid.
Wafid mengatakan gunung api bertipe stratovolcano tersebut kini berstatus Level II atau Waspada. Ia mengimbau agar masyarakat sekitar tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat letusan.
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok," kata dia.
Ia pun meminta agar masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar tetap waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang bisa terjadi terutama musim hujan.
Dalam kurun satu bulan terakhir, Badan Geologi mencatat Gunung Ili Lewotolok sudah mengalami erupsi sebanyak tujuh kali.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.