Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lengan Prostesis Sudah Dapat Merasakan Panas dan Dingin

Reporter

Editor

Dody Hidayat

image-gnews
Baraka Lusambo mencoba lengan prostetik barunya di RS Shriners di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 30 Mei 2017. Bocah berusia tujuh tahun ini kehilangan lengannya setelah diserang oleh seseorang. REUTERS/Carlo Allegri
Baraka Lusambo mencoba lengan prostetik barunya di RS Shriners di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 30 Mei 2017. Bocah berusia tujuh tahun ini kehilangan lengannya setelah diserang oleh seseorang. REUTERS/Carlo Allegri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria bernama Fabrizio Fidati, 57 tahun asal Italia, yang lengan kanannya diamputasi di bawah siku dapat merasakan panas dan dingin di tangannya yang hilang. Ia memakai lengan prostesis yang dimodifikasi dengan sensor termal.

Untuk pertama kali di dunia, orang dengan tangan palsu yang matanya ditutup, bisa merasakan botol air panas, botol air dingin, dan botol air bersuhu ruangan. Lengan prostesis itu pun bisa memisahkan antara plastik, tembaga, dan kaca. Bahkan, bisa membedakan mana tangan manusia dan tangan buatan dengan menyentuhnya.

Setelah amputasi, beberapa orang masih dapat merasakan sensasi sentuhan dan rasa sakit di lengan atau kaki mereka yang hilang. Hal ini dikenal sebagai sindrom anggota tubuh hantu (phantom limb syndrome). Terkadang, sensasi ini dapat dipicu oleh ujung saraf di lengan bagian atas yang tersisa.

Inovasi lengan prostesis yang dikembangkan oleh Jonathan Muheim dan tim dari Neuro-X Institute, École Polytechnique Fédérale de Lausanne, Swiss, ini dipublikasikan di jurnal Med, edisi 9 Februari 2024. Lengan palsu ini bekerja dengan memaparkan panas atau dingin ke kulit lengan atas di lokasi tertentu yang memicu sensasi termal di tangan yang telah hilang.

"Pada studi sebelumnya, kami telah menunjukkan keberadaan titik-titik (ujung saraf) tersebut pada sebagian besar pasien yang diamputasi yang kami rawat," kata Solaiman Shokur, salah satu peneliti seperti dikutip dari NewScientist, 9 Februari 2024.

Pertama, Shokur dan koleganya memetakan titik-titik ujung saraf pada lengan atas Fabrizio Fidati yang memicu sensasi di berbagai bagian tangan hantunya. Kemudian tim mengadaptasi tangan prostesis dengan sensor yang disebut thermode, yang dapat dibuat panas atau dingin.

Pengujian menunjukkan bahwa Fidati dapat mengidentifikasi botol yang panas, dingin atau bersuhu kamar dengan akurasi 100 persen lewat menyentuhnya menggunakan prostetik yang dimodifikasi itu. Ketika sensor termal di prostetik dimatikan, akurasinya turun menjadi sepertiga.

Prostetik juga memungkinkan Fidati yang matanya ditutup, untuk membedakan kaca, tembaga dan plastik melalui sentuhan dengan akurasi tepat di atas dua-pertiga--sama dengan tangan kirinya yang normal.

Fidati bahkan bisa membedakan antara tangan manusia dan tangan palsu. Kemampuan lengan prostesis ini terjadi secara kebetulan ketika ia dalam eksperimen secara tak sengaja menyentuh tangan seorang siswa di laboratorium.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tiba-tiba ia berkata, ‘wow, ini manusia,’” kata Silvestro Micera, peneliti lainnya. “Hal yang keren adalah Anda bisa mendapatkan perasaan ketika menyentuh manusia lain,” ujarnya seperrti dikutip LiveScience, 9 Februari 2024.

Dalam studi terpisah yang diterbitkan di jurnal Advanced Intelligent Systems, edisi 18 Januari 2024, Shokur dan tim menunjukkan bahwa orang dengan prostetik yang peka terhadap suhu dapat mendeteksi apakah suatu benda basah atau kering.

"Kami dapat memberikan sensasi basah kepada orang yang diamputasi. Mereka sama baiknya dalam mendeteksi tingkat kelembaban yang berbeda seperti tangan mereka yang utuh," tutur Shokur.

Pilihan Editor: Lengan Tiruan Karla Bionics ITB Seharga Rp 9,9 Juta Mulai Diproduksi di Bandung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

18 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


Huawei Luncurkan Seri Ponsel Pura 70 di Malaysia, Ini Spesifikasinya

4 hari lalu

Logo Huawei. HUAWEI-USA/CAMPAIGN REUTERS/Philippe Wojazer
Huawei Luncurkan Seri Ponsel Pura 70 di Malaysia, Ini Spesifikasinya

Pura 70 Ultra dan Pro dilengkapi panel LTPO OLED 6,8 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak 2.500 nits.


Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

6 hari lalu

Cuaca panas/Canva
Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

Warna putih adalah warna pakaian yang cocok digunakan di cuaca panas. Sebab, warna putih membuat tubuh tetap sejuk dan dapat mencegah suhu udara panas tinggi masuk di tubuh dengan lebih banyak.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

17 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

35 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

45 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Xiaomi Civi 4 Pro Dikonfirmasi akan Miliki Lensa Leica Summilux dan Sensor Light Fusion 800

48 hari lalu

Logo Xiaomi. (wallpaperstream.com)
Xiaomi Civi 4 Pro Dikonfirmasi akan Miliki Lensa Leica Summilux dan Sensor Light Fusion 800

Lensa Xiaomi Civi 4 Pro punya aperture besar f/1.63 serta ditunjang sensor 50MP OmniVision Light Fusion 800.


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

53 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

54 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

56 hari lalu

Honor Magic 6 Ultimate. huaweicentral.com
Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

OmniVision OV50K adalah kamera 50 megapiksel yang akan menawarkan fotografi kelas flagship. Honor Magic 6 berpeluang jadi yang pertama gunakannya.