TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu studi menarik dibuat oleh peneliti dari University of Virginia, Amerika Serikat, yang menyoroti dampak dari perbedaan pandangan politik terhadap keputusan untuk pindah rumah. Studi itu, yang dilansir phys.org, menemukan bahwa masyarakat lebih cenderung menjual rumah mereka dan pindah dari lingkungan sekitar jika ada tetangga baru yang memiliki pandangan politik berlawanan yang pindah ke daerah tersebut.
Penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Finance ini menggunakan informasi yang diperoleh dari catatan publik North Carolina, Amerika Serikat. Penelitian tersebut menemukan bahwa penduduk mempunyai kemungkinan 4% lebih besar untuk menjual properti mereka dan pindah dalam waktu dua tahun jika tetangga baru mereka memiliki pandangan politik yang berlawanan, dibandingkan dengan penduduk yang tetangga barunya memiliki pandangan politik yang sama.
"Dengan menggunakan catatan akta dan daftar pemilih, kami menunjukkan bahwa penduduk saat ini lebih cenderung menjual rumah mereka ketika tetangga dari pihak yang berlawanan pindah ke dekatnya dibandingkan ketika tetangga yang tidak terafiliasi atau dari pihak yang sama melakukannya," tulis para peneliti dalam makalah tersebut. "Kami mendokumentasikan bahwa keengganan untuk tinggal dekat dengan anggota partai lawan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan penjualan rumah."
Meskipun angka-angka tersebut diyakini mewakili masyarakat luas di Amerika Serikat, datanya terbatas di North Carolina. Para peneliti menggunakan catatan publik untuk fokus pada warga yang berafiliasi secara politik. Keinginan untuk pindah menjauh ini terlihat di kalangan pendukung dua partai besar di Amerika Serikat, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat.
"Kami melihat adanya pergerakan di sana cukup mengejutkan karena biaya untuk pindah sangatlah mahal," kata W. Ben McCartney, asisten profesor perdagangan di McIntire School of Commerce dan fakultas yang berafiliasi dengan White Ruffin Byron Center for Real Estate University of Virginia, yang memimpin penelitian ini.
McCartney mengatakan penelitian ini menunjukkan perpecahan politik di Amerika Serikat adalah nyata. Ini adalah bukti kuat bahwa polarisasi politik bukan hanya fenomena yang terjadi di Twitter, tetapi juga mempengaruhi keputusan-keputusan besar dalam hidup.