Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kajian Peneliti BRIN, Fenomena di Rancaekek Merupakan Karakter Puting Beliung Sangat Kuat

image-gnews
Warga menjemur perabotan rumahnya pasca angin puting beliung di Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. Selain merusak komplek pabrik tekstil di Sumedang, angin puting beliung juga merusak 534 rumah di sejumlah perkampungan di Kecamatan Rancaekek, Cicalengka, dan Cileunyi di Kabupaten Bandung, serta Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor di Kabupaten Sumedang. TEMPO/Prima Mulia
Warga menjemur perabotan rumahnya pasca angin puting beliung di Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. Selain merusak komplek pabrik tekstil di Sumedang, angin puting beliung juga merusak 534 rumah di sejumlah perkampungan di Kecamatan Rancaekek, Cicalengka, dan Cileunyi di Kabupaten Bandung, serta Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor di Kabupaten Sumedang. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil kajian peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena pusaran angin kencang di Rancaekek pada Rabu, 21 Februari 2024, yang beredar luas di media sosial, merupakan kejadian cuaca ekstrem yang memperlihatkan karakteristik puting beliung sangat kuat.

“Ditandai dengan area terdampak yang luas serta intensitas yang sangat kuat hingga menyebabkan bangunan rusak, kendaraan terguling, dan sebagainya,” kata Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi lewat keterangan tertulis, Sabtu 24 Februari 2024.

Sebelumnya diberitakan, angin kencang yang terjadi pada sekitar pukul 15.30 – 16.00 itu menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat berdampak ke lima kecamatan, yaitu Jatinangor dan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, dan kecamatan Cileunyi, Rancaekek, serta Cicalengka di Kabupaten Bandung.

Setidaknya 13 pabrik dan 10 rumah di Kabupaten Sumedang mengalami kerusakan. Sementara di Kabupaten Bandung, ada 18 pabrik dan toko serta 151 unit rumah warga rusak berat. Adapun 223 unit rumah rusak ringan dan 119 unit rumah rusak sedang.

Menurut Didi, dalam bahasa Inggris, istilah puting beliung dikenal sebagai microscale tornado atau tornado skala kecil, karena ukurannya yang lebih kecil daripada tornado yang biasa terjadi di daerah lintang menengah.

“Fenomena tornado menggambarkan suatu kolom udara yang berputar sangat cepat, mulai dari awan badai hingga mencapai permukaan tanah, dan biasanya berbentuk seperti corong,” ujarnya. 

Dari hasil analisis awal menunjukkan penyebab dari kejadian puting beliung di Rancaekek kemungkinan adalah terjadinya konvergensi angin dan uap air di daratan sekitar wilayah tersebut pada sore hari. Kondisi itu menyebabkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat cepat dan meluas.

Proses pembentukan awan membebaskan panas laten yang selanjutnya meningkatkan updraft atau aliran udara ke atas. Sebaliknya, updraft yang semakin kuat akan menumbuhkan lebih banyak awan. Siklus umpan balik positif ini menyebabkan updraft menjadi semakin kuat dan dapat berputar karena adanya windshear yaitu perbedaan arah atau kecepatan angin. “Kolom udara yang berputar semakin kuat dapat mencapai permukaan tanah dan menghasilkan puting beliung,” kata Didi.

Dia menjelaskan perbedaan antara tornado dan puting beliung. Tornado biasanya terjadi dalam awan badai yang terbentuk sepanjang front atau batas antara dua massa udara yang berbeda atau di dalam awan badai supersel. Sementara puting beliung biasanya terjadi karena proses konveksi lokal di dalam awan badai dan biasanya berkaitan dengan downburst atau microburst, yakni aliran udara ke bawah yang kuat.

Dari segi skala, tornado biasanya lebih besar dan lebih kuat, dengan angin yang lebih kencang dan diameter yang lebih besar. Sementara puting beliung biasanya lebih kecil dan kecepatan anginnya lebih rendah.

Selain itu tornado dapat berlangsung hingga beberapa jam. Sedangkan puting beliung biasanya berlangsung lebih pendek hingga beberapa menit. Adapun tornado biasanya terbentuk di wilayah lintang menengah dengan gradien atau perbedaan temperatur yang tinggi. Puting beliung biasanya terbentuk di wilayah tropis, di mana konveksi sangat aktif karena kondisi atmosfer yang hangat dan lembap. Selain itu, dampak dari tornado biasanya lebih dahsyat dibandingkan dengan puting beliung. “Walaupun puting beliung juga cukup berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan lokal terutama di wilayah padat penduduk,” kata Didi.

Sementara menurut Profesor Riset Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan, Rancaekek merupakan kawasan yang terletak nyaris di tengah-tengah Pulau Jawa bagian barat. Kawasan ini semula merupakan kawasan hijau yang ditandai dengan banyaknya pepohonan. Artinya, lingkungannya masih relatif bersih. Namun, sekarang kawasan ini telah beralih fungsi dari yang semula hijau berubah menjadi kawasan industri. “Kawasan seperti ini biasanya rawan diterjang pusaran angin,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Eddy, industri banyak menghasilkan gas emisi yang tidak dapat leluasa kembali ke atmosfer akibat efek rumah kaca. Dengan lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam, maka kawasan ini sangat panas di siang hari dan relatif dingin di malam hari. Perbedaan suhu antara malam dan siang sangatlah besar. Tanpa disadari, kawasan ini tiba-tiba berubah menjadi kawasan bertekanan rendah. Kondisi seperti itu kata dia, dimulai sejak 19 Februari 2024. “Saat itulah, kumpulan massa uap air dari berbagai penjuru masuk ke Rancaekek,” kata dia.

Proses itu menurutnya terjadi agak lama sekitar 24-48 jam. Diawali dengan pembentukan bayi awan-awan Cumulus kemudian lambat laut membesar membentuk kumpulan awan-awan Cumulonimbus (Cb) yang siap untuk diputar hingga membentuk pusaran besar atau dikenal sebagai puting beliung.

Walaupun mekanismenya agak komplek untuk dijelaskan secara rinci, namun dugaan kuat pusaran ini terjadi akibat adanya pertemuan dua massa uap air, dari arah barat dan timur, lalu diperkuat dari arah selatan Samudera Indonesia. “Ketiganya berkumpul di satu kawasan yang memang telah mengalami degradasi panas yang cukup tajam,” ujar Eddy.

Hampir semua kejadian ekstrem seperti puting beliung di Rancaekek misalnya, hingga kini relatif sulit diprediksi kehadirannya. Selain terbatasnya data yang beresolusi tinggi, namun juga mekanisme pembentukannya, belum dipahami dengan baik dan sempurna. “Adalah wajar jika kadangkala masing-masing kita memiliki pandangan berbeda,” katanya.

Kejadian di Rancaekek, menurutnya, kejadian langka yang berdampak pada satu kawasan. Dia mengimbau masyarakat tidak usah panik secara berlebihan dan mengikuti terus informasi terkini yang diberikan oleh BMKG, BPBD atau lembaga lain dan memantau secara rutin. Slain itu, tidak mengaitkan kejadian itu dengan hal-hal yang tidak masuk akal dan tetap berpikir jernih serta logis.

Menurut Eddy, sudah saatnya masyarakat diberi pencerahan tentang kejadian-kejadian ektrem yang sepertinya akan bertambah di masa mendatang karena kejadian ini terkait erat dengan perubahan suhu udara dan perubahan tekanan udara yang tiba-tiba naik drastis. Karena itu, tambahnya, sudah saatnya untuk dipasang alat pemantau perubahan tekanan, bisa barometer atau lainnya. Dia juga menganjurkan agar memperbanyak penanaman pohon untuk meredam efek pemanasan global. 

Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Albertus Sulaiman mengatakan, angin puting beliung merupakan fenomena yang menarik dan masih merupakan buku terbuka karena sifatnya yang unik, terjadi di ekuator, secara spasial tidak terlalu besar dan berlangsung dalam tempo yang cukup cepat, sehingga sulit untuk di observasi.

“Dewasa ini angin puting beliung terjadi dalam intensitas atau kekuatan yang semakin besar di mana mulai mengancam masyarakat,” katanya. Menurutnya, kunci utamanya memahami mekanisme pembentukan dan dinamika angin puting beliung.

Observasi atau pengamatan dengan durabilitas tinggi menjadi penting untuk dilakukan BMKG. Menurutnya, institusi itu perlu lebih banyak memasang intrumen seperti Automatic Weather Station (AWS) dan radar dengan resolusi spasial dan temporal lebih tinggi di area yang sering terjadi puting beliung. “Saat ini observasi puting beliung hanya muncul dari foto dan video yang dikirimkan dari saksi, tetapi ini juga sudah berarti,” katanya.

Pusat Riset Artifisial Inteligen BRIN telah menggembangkan algoritma pengenalan pola dari foto dan video. Pengabungan hasil pengenalan pola dan model deterministik atau fluid dynamics dapat digunakan untuk lebih memahami mekanisme pembentukan dan dinamika angin puting beliung dengan baik. Kerja sama antar disiplin ilmu dan partisipasi masyarakat diharapkan mempercepat pemahaman tentang angin puting beliung sehingga bisa dideteksi dini, serta melakukan mitigasi dan adaptasi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

14 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

1 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

3 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

3 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.


Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.