Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tidak Dapat Dianggap Sepele, Ini Bahaya dari Hujan Es

image-gnews
Ilustrasi hujan es. wikimedia
Ilustrasi hujan es. wikimedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan es terjadi karena munculnya tumpukan awan Cumulonimbus yang menjadi bagian dari siklus hidrologi. Hujan es muncul ketika energi panas dari matahari membuat air laut mengalami penguapan. Lalu, uap air akan naik ke atmosfer dan membentuk awan pada ketinggian tertentu yang membuat suhu udara di atas semakin dingin.

Awan Cumulonimbus berisi air, es, dan muatan listrik berupa petir. Awan ini dapat mencapai lapisan atmosfer yang lebih atas karena ketebalannya. Kemudian, pada kondisi tertentu, awan ini menjadi jenuh. Ditambah pula dengan tekanan dan suhu yang semakin dingin, butiran es awan ini tidak mencair secara sempurna dan jatuh ke permukaan bumi. Saat itu, hujan es terjadi.

Dilansir dari Britannica, ukuran es yang jatuh ke bumi ketika hujan sekitar 5 milimeter sampai lebih dari 15 sentimeter. Ukuran es yang semakin besar pun dapat merusak bangunan dan makanan atau bahkan mendatangkan bahaya bagi hewan yang terpapar.

Dikutip dari Its.ac.id, Kepala Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Arie Dipareza Syafei, mengatakan hujan es membawa polutan dari atmosfer bukan sekadar partikel debu yang berukuran kecil. Selain itu, hujan es juga memiliki kandungan gas-gas emisi, seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.

Biasanya, hujan es disertai oleh angin kencang. Melihat kondisi ini, Arie menyatakan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap sebaran polutan yang meluas. Ia menjelaskan, turbulensi angin akan mempercepat proses pengenceran polutan. Artinya, gugus-gugus emisi yang ada dalam hujan es akan terdispersi secara lebih cepat dan luas.

Arie mengungkapkan, ketika angin bergerak lurus secara horizontal, polutan yang ada di dalam hujan es berpotensi terbawa ke wilayah lain di dekatnya. Misalnya, ia mencontohkan ketika fenomena hujan es Surabaya yang juga dikabarkan terjadi di Madiun, Nganjuk, dan Kediri.

Selain polutan yang meluas, hujan es juga menimbulkan bahaya umum. Dilansir dari Compuweather, berikut adalah bahaya umum dari hujan:

1. Cedera Pribadi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cedera pribadi akibat hujan es biasanya terjadi ketika hujan dengan intensitas besar. Salah satu hujan es terbesar yang pernah tercatat di Amerika Serikat memiliki ukuran es berdiameter 8 inci (20,3 centimeter), hampir mendekati diameter bola voli. Batu hujan es sebesar itu dapat menyebabkan cedera yang signifikan pada seseorang. Selain itu, mengemudi selama hujan es dapat mengakibatkan kecelakaan kendaraan bermotor. Bahkan, hujan es juga dapat merusak kendaraan yang dibawa, seperti jendela pecah atau badan mobil penyok. 

2. Kerusakan Properti atau Banguna

Hujan es kerap menyebabkan kerusakan pada properti perumahan atau bangunan gedung. Hujan es yang cukup besar dapat merusak atap, dinding, dan selokan. Selain itu, hujan es juga membuat dinding rumah dan kaca jendela rusak.  

3. Kerusakan Tanaman dan Ternak

Selain manusia, makhluk hidup lainnya juga mengalami bahaya hujan es, yaitu tanaman dan hewan ternak. Hujan es melukai dan membuat tanaman terinfeksi. Jika turun dalam skala besar, hujan es dapat merusak tanaman hingga mencapai titik kerugian total. Selain itu, badai petir dan hujan es yang parah dapat melukai hewan ternak. Kerusakan akibat hujan es dapat menyebabkan kerusakan ekonomi dan struktural yang signifikan dalam sektor pertanian.

SITI NUR RAHMAWATI

Pilihan Editor: 5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

12 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

15 jam lalu

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

22 jam lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com
5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

Selain banjir, sambaran petir menjadi bencana yang berbahaya dan patut untuk diwaspadai saat musim hujan.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

1 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024


Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

2 hari lalu

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

3 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan BMKG dilanda hujan pada Rabu, 24 April 2024


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

3 hari lalu

Para Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Kemendagri, seusai melakukan kunjungan ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023. Dalam kunjungan ini para praja IPDN untuk mendapatkan bimbingan penyuluhan dan sosialisasi Anti Korupsi dan dharapkan nanti seluruh civitas akademika dan khususnya praja IPDN akan menjadi influencer anti korupsi di daerah-daerah tempat mereka mengabdi. TEMPO/Imam Sukamto
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

Topik tentang IPDN membuka peluang bagi calon praja untuk mengikuti proses seleksi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

4 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.