TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat meningkat pada Februari 2024. Pos Pengamatan Gunung Api atau PGA Marapi mencatat terjadinya 62 letusan dan 1.112 hembusan di Gunung Marapi sepanjang bulan lalu. Pada Januari hanya 32 letusan dan 313 hembusan.
Secara umum, letusan dan hembusan pada letusan gunung berbeda, terutama ihwal dampaknya. dampaknya. Letusan terjadi akibat adanya tekanan di inti gunung yang memicu ledakan serta muntahan material vulkanik, gas, dan batu dengan kekuatan sedang hingga besar. Sedangkan hembusan biasanya menghasilkan asap atau mengeluarkan abu vulkanik, yang ditandai dengan minimnya getaran dan ledakan.
Sepanjang bulan lalu, letusan Gunung Marapi paling banyak terjadi pada 25 Februari. Ahad itu, Gunung Marapi mengalami tujuh kali letusan yang disertai 79 kali hembusan. Adapun aktivitas hembusan paling banyak terjadi pada 28 Februari, yakni mencapai 79 kali hembusan, kendati pada hari yang sama tak ada letusan.
Selain masih meletus dan menghembuskan abu vulkanik, erupsi Marapi juga menimbulkan fenomena volcanic glow atau cahaya yang dipicu oleh panas dari magma. Cahaya kuning kemerah-merahan ini bersinar terang di malam hari.
"Cahaya yang diakibatkan oleh panas dari magma membakar udara di sekitarnya sehingga tampak terang. Ini menandakan sistem terbuka dan magma bisa dengan mudah naik ke permukaan gunung," kata Petugas Pos PGA Marapi, Ahmad Rafandi, seperti dikutip dalam platform percakapan Marapi Information.
Rafandi menjelaskan, sistem terbuka yang dimaksud pada fenomena volcanic glow itu memungkinkan aktivitas erupsi bisa cepat mereda karena tekanan di dalamnya tidak terlalu kuat. "Mudah-mudahan saja dengan cara seperti ini, energinya cepat habis," kata dia.
Hingga awal bulan ini, aktivitas erupsi Gunung Marapi masih terus terjadi. Data terakhir yang didapat Tempo per 1 Maret 2024 pukul 12.18 WIB menunjukkan terjadinya erupsi dengan ketinggian asap kawah bertekanan sedang di ketinggian 200-300 meter dari puncak. Asap tersebut condong ke arah Barat dengan warna yang teramati putih dan kelabu. Aktivitas erupsi hari ini di Marapi juga turut ditandai adanya dua kali gempa vulkanik dalam, dengan amplitudo 1.2-8.7 milimeter dengan durasi 10 hingga 19 detik.
"Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dilarang memasuki kawasan gunung dengan radius 4,5 kilometer dari puncak kawah Verbeek. Pemukiman di sekitar lembah dan sungai yang berhulu di Marapi agar selalu waspada potensi lelehan lahar, terutama sekali saat musim hujan," kata Rafandi.