TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mempelajari Sundaland untuk sejumlah tujuan. Sundaland merupakan daratan luas dengan bentang alam atau paleogeografi yang unik. Wilayah yang memiliki sejarah geologi panjang ini berada di sebelah tenggara Asia Tenggara pada zaman dahulu, ketika kondisi permukaan laut lebih rendah.
Sundaland terkenal dengan geologi yang khas dan kekayaan keanekaragaman hayati. Bidang studi itu bisa dipelajari dari berbagai sisi, mulai dari lanskap hingga sejarah manusianya.
Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari, mengatakan lembaganya mempelajari risiko terkait bencana geologi di Indonesia. “Kolaborasi multidisipliner diharapkan dapat memberikan sumbangan berharga dalam mencapai tujuan tersebut, serta berkontribusi positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Adrin dari keterangan tertulis pada Selasa, 2 April 2024.
Menurut Adrin, kajian tersebut bisa melahirkan ide-ide besar terkait sejarah Sundaland, tidak hanya untuk daerah utara Jawa, namun juga seluruh area tersebut. Informasi mengenai pembentukan Sundaland dan karakteristik geologinya bisa menjadi solusi masalah kebencanaan geologi di Jawa-Sumatra-Kalimantan.
Peneliti PRKG BRIN lainnya, Franto Novico, menyoroti hasil kajian sedimen laut di Sundaland, khususnya untuk Laut Jawa. Data geofisika dan sedimentologi perairan tersebut belum banyak dipublikasi. Artinya, hasil penelitian PRKG di Teluk Jakarta merupakan penelitian pertama ihwal sejarah geologi Sundaland yang memakai data lengkap, baik dari sisi geologi maupun geofisika.
Menurut Franto, arsitektur sedimen di teluk ibu kota itu dapat mewakili kondisi regional Pulau Jawa. Informasi itu digali dari hasil interpretasi data seismic 2D sepanjang 5.000 kilometer, serta data geologi berupa 10 titik pemboran di laut dengan kedalaman 150 meter dari dasar laut.
Secara historis, geologi utara jawa juga dipengaruhi oleh perubahan permukaan laut. “Proses ini memiliki dampak besar terhadap pembentukan lapisan sedimen akibat perubahan muka air laut,” tutur Franto.
Sejarah pembentukan sedimen diyakini berhubungan dengan masalah geologi di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura) yang terjadi saat ini. Dari penelitian BRIN, wilayah utara Jawa terdiri dari 7 lapisan sedimen yang merupakan inter fingering system.
“Sedimen holocen-recent yang terdapat di lapisan paling atas merupakan unconsolidated sediment, berupa holocen hemipelagic drape dengan karakteristik yang soft dan fragile,” ujarnya.
Peluang pendanaan dari Internatioanl Ocean Discovery Program (IODP) dan International Continental Scientific Drilling Program (ICDP), Franto meneruskan, memberi peluang bagi peneliti untuk mengusulkan proposal penelitian. Peluang itu sebelumnya disampaikan oleh Thomas Wagner dari Heriot-Watt University Lyell Center Edinburg
Pilihan Editor: Mudik Lebaran, Pemudik Bisa Pantau Rest Area dan Kondisi Jalan Tol dengan Aplikasi Travoy Jasa Marga