TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan ribu amunisi yang tersimpan dalam Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meledak pada Sabtu malam, 30 Maret 2024.
Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Mohamad Hasan TNI, mengatakan berdasarkan analisis, penyebab ledakan adalah amunisi kedaluwarsa. Kemungkinan telah terjadi gesekan antar amunisi tersebut sehingga menimbulkan asap dan menyebabkan ledakan.
"Gudang nomor 6 tersebut berisi amunisi yang sudah kedaluwarsa dan ada sekitar 160 ribu jenis amunisi maupun bahan peledak pengembalian dari satuan jajaran Kodam Jaya," kata Hasan dalam keterangannya pada Ahad, 31 Maret 2024.
Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, meragukan klaim TNI yang menyatakan penyebab kebakaran disertai ledakan gudang amunisi tersebut. Menurut dia, secara teori, amunisi yang kedaluwarsa semestinya tidak memiliki daya ledak yang cukup besar karena unsur di dalamnya tidak penuh lagi. "Bahkan kalau tidak expired tapi didiamkan lama, itu tidak meledak amunisinya," kata Hasanuddin kepada Tempo, Senin, 1 April 2024
Kemungkinan, kata dia, penyebab ledakan dipicu dari suhu panas ruang yang mempengaruhi unsur bahan peledak di gudang. Sebab, sepengetahuannya saat masih aktif sebagai prajurit TNI, tidak ada aliran listrik di area dalam gudang amunisi.
Alasan amunisi kedaluwarsa mudah meledak
Dikutip dari ProArmory, jika disimpan dengan benar, amunisi dapat bertahan selama beberapa dekade. Sebagai perumpamaan, pertimbangkan sepotong roti. Semua roti dijual dengan tanggal kedaluwarsa yang dicap di atasnya, tetapi beberapa faktor menentukan umur simpan sesungguhnya.
Roti yang disimpan di dalam freezer akan bertahan lebih lama daripada roti yang disimpan di ruangan terbuka. Kualitas roti, jenis, dan bahan-bahannya juga memengaruhi usia roti.
Roti juga tidak langsung berubah dari yang dapat dimakan menjadi berjamur dan berwarna hijau. Ini adalah proses bertahap di mana roti perlahan-lahan menjadi kurang dapat dimakan seiring waktu.
Amunisi bekerja dengan cara yang sama. Meskipun secara teknis memiliki tanggal kedaluwarsa, kondisi penyimpanan, kualitas komponen, dan jenis amunisi secara langsung memengaruhi umur simpannya. Seperti roti, amunisi tidak tiba-tiba menjadi buruk, ia hanya perlahan-lahan mengalami degradasi seiring waktu.
Dilansir dari The Survival Journal, amunisi kedaluwarsa dapat meledak dan harus selalu ditangani dengan sangat hati-hati jika menunjukkan tanda-tanda degradasi atau penurunan kualitas. Pada kebanyakan kasus, amunisi kedaluwarsa aman, tetapi juga lebih mungkin menjadi masalah daripada amunisi baru.
Kulit luar atau casing pada amunisi yang sudah tua mungkin mengalami kerusakan akibat korosi atau penuaan. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran gas atau tekanan yang tidak terkendali saat amunisi ditembakkan, yang dapat mengakibatkan ledakan.
Bahan propelan dari amunisi kedaluwarsa dapat mengalami dekomposisi seiring waktu, pelepasan gas mungkin tidak terkendali saat peluru ditembakkan. Ini dapat menyebabkan tekanan yang tidak stabil di dalam amunisi dan, akibatnya terjadi ledakan.
Selain itu, jika amunisi kedaluwarsa tidak ditangani dengan hati-hati, seperti disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai atau terpapar panas ekstrem, ini juga dapat meningkatkan risiko ledakan.
ANDI ADAM FATURAHMAN | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Ini Jenis Amunisi yang Meledak di Gudang Amunisi Kodam Jaya di Ciangsana