TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dian Purnamasari mengembangkan desain rangka tangki 40 feet ISO LNG. Kapal mini gas alam cair (LNG) merupakan pendekatan alternatif untuk menyalurkan LNG ke wilayah kepulauan dengan biaya operasional rendah.
Desain khusus kapal mengikuti beberapa peraturan yang terkait, meliputi fasilitas transportasi, area operasional, dan spesifikasi produsen. Karena adanya beberapa ketentuan tersebut, Dian dan tim melaksanakan riset untuk mengembangkan kontainer ISO LNG untuk kapal pengangkut LNG mini.
Pengembangan desain kontainer LNG ISO di dalam negeri menggunakan standar dan spesifikasi ASME, dan pengujian berdasarkan ISO 1496, untuk menjamin keamanan penggunaan kontainer tersebut. Dengan menggunakan finite element analysis (FEA) untuk mengevaluasi keamanan struktural dan menganalisa tingkat keamanan dari berbagai desain rangka.
Pengujian
Pembuatan desain kontainer LNG ISO 40 feet mengikuti persyaratan berdasarkan ASME Bagian II dan VIII, dan menghitung parameter pemuatan (loading parameter) kontainer ISO LNG berdasarkan standar ISO 1496. Sedangkan beberapa uji yang diperlukan seperti stacking loading test untuk menilai kapasitas berat dari kontainer berukuran 40 kaki.
Tes ini dirancang untuk menentukan apakah kontainer yang terisi penuh dapat menahan seluruh berat yang ditumpuk di atasnya. Lifting test dilakukan untuk menunjukkan kemampuan kontainer dalam menahan pengangkatan secara vertikal dari empat sudut. Tes ini juga dimaksudkan untuk menentukan apakah dasar kontainer cukup kuat untuk menahan gaya akselerasi yang dialami kontainer saat diangkat oleh crane.
Selain itu, racking test dilakukan untuk memverifikasi integritas struktural kontainer yang berkaitan dengan beban rak selama pengangkutan menggunakan berbagai moda seperti kapal dan kereta api. Prosedur ISO menguraikan dua jenis beban rak, yaitu melintang dan memanjang.
“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain kontainer LNG ISO dengan menggunakan tiga analisis desain,” kata Dian melalui keterangan tertulis, Selasa, 2 April 2024.
Adapun analisis tersebut antara lain dengan meningkatkan ketebalan rangka (frame), menggabungkan support plate, dan memperkenalkan saddle support. Varian desain awal melibatkan peningkatan secara bertahap pada ketebalan frame, ketebalan check plate, dan ketebalan saddle support, mulai dari 6 hingga 14 milimeter.
Berbagai variasi model dipertimbangkan ketika menyelidiki pengaruh support plates pada kontainer ISO. Pada penelitian ini, akan menilai pengaruh penambahan support plates dengan jumlah plates mulai dari 8 hingga 32 pada kinerja struktural.
Penggunaan sistem saddle support ini dirancang untuk menopang dan menstabilkan kontainer, terutama selama pengangkutan atau penyimpanan. Saddle support merupakan komponen penting frame.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang menarik antara ketebalan frame dan tingkat tegangan (stress level). Nilai tegangan berkurang secara dramatis seiring dengan bertambahnya ketebalan frame, khususnya pada rangka struktural.
Pilihan Editor: Selain Safrina Unair, Ini Kasus-kasus Plagiat di Kampus yang Pernah Viral