TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang terjadi jika perang besar pecah karena persaingan politik dunia? Apakah manusia masih bisa bertahan hidup?
Kita akan menyaksikan jawabannya dalam serial Fallout yang diputar di Amazon Prime Video. Serial ini merupakan adaptasi dari waralaba game yang berjudul sama. Permainan Fallout sendiri telah melalui dan perjalanan panjang dan memiliki basis penggemar yang besar.
Seri pertamanya terbit pada 1997 untuk platform personal computer atau PC. Sampai sekarang, judul permainan ini telah mencapai seri keempat. Ada pula seri sampingan seperti Fallout 76 yang dirilis pada 2018.
Serial adaptasi yang dirilis pada 11 April 2024 ini mengangkat tema dunia pascaperang yang penuh dengan kekerasan dan keputusasaan untuk bertahan hidup. Dikisahkan bahwa Perang Besar terjadi pada 2077 dan meluluhlantakkan hampir seluruh dunia, tak terkecuali Amerika Serikat yang menjadi latar tempat cerita ini.
Dengan latar waktu 2296 di wasteland atau dunia reruntuhan, membunuh dan dibunuh adalah hal wajar. Pemerintah Amerika Serikat telah runtuh dan bermunculan berbagai faksi yang berusaha membangun kembali Negeri Abang Sam dengan agenda tersembunyi masing-masing.
Orang-orang pun terpaksa bertahan hidup dengan mengais-ngais sisa peradaban yang ada. Namun kenyataan tersebut berbeda dengan yang dialami tokoh utama dalam serial ini, Lucy Maclean (diperankan Ella Purnell).
Lucy hidup nyaman dalam sebuah bangunan bawah tanah yang disebut Vault 33. Vault 33 dibangun bersama ratusan vault lain pada masa sebelum perang oleh perusahaan-perusahaan besar di bawah prakarsa Vault-Tech Corporation.
Vault 33 dibangun secara terhubung dengan Vault 31 dan 32. Di sini Lucy hidup bersama dengan ratusan penghuni lain dengan damai serta penuh adab dan sopan santun yang dijaga. Namun semua itu berubah saat sekelompok penjarah masuk dengan menyamar sebagai penghuni Vault 32. Mereka dipimpin seorang perempuan bernama Lee Moldaver (Sarita Choudhury) dan membawa paksa ayah Lucy, Hank Maclean (Kyle MacLachlan).
Momen inilah yang memaksa Lucy menapaki dunia luar. Sebagai manusia yang lahir dan tumbuh di dalam vault, Lucy harus beradaptasi dengan dunia luar yang terpapar radiasi nuklir.
Bila ia terbiasa mendapatkan apa saja secara gratis di dalam vault, kini ia harus bertransaksi dengan bottle cap atau caps untuk memperoleh kebutuhannya. Ya, Anda tak salah baca. Mata uang dalam dunia Fallout adalah tutup botol minuman seperti kola dan bir. Berbagai faksi seperti New California Republic dan Caesar Legion membuat mata uangnya sendiri, tapi tutup botol nilai tukarnya tetap paling stabil dan belum tergantikan.
Dalam perjalanannya, Lucy bertemu dengan seorang bounty hunter atau pemburu hadiah yang dijuluki The Ghoul (Walton Goggins). The Ghoul adalah makhluk mutan yang berusia 200 tahun lebih dan merupakan aktor terkenal bernama Cooper Howard di masa praperang.
Masih misteri bagaimana ia menjadi ghoul karena istrinya adalah seorang petinggi Vault-Tech yang menjamin dia dan keluarganya mendapat vault terbaik sebagai tempat berlindung saat perang pecah. Ghoul sendiri merupakan hasil mutasi manusia yang terpapar radiasi nuklir tingkat tinggi. Tubuhnya mengalami pembusukan tapi juga dapat sembuh dengan sekejap dari luka.
Pertemuannya dengan Lucy bukan dalam keadaan baik-baik. The Ghoul tengah memburu Dr. Siggi Wilzig (Michael Emerson), ilmuwan dari faksi Enclave yang tengah kabur dari laboratorium penelitiannya. Enclave merupakan faksi yang mengklaim diri sebagai pemerintah bayangan Amerika Serikat dan berada di balik berbagai eksperimen teknologi tinggi.
Saat itu, Lucy yang tak menyetujui kekerasan langsung berusaha melindungi Wilzig, meskipun jelas tak seimbang karena The Ghoul tak mempan tembakan senjata biasa dan merupakan penembak yang sangat andal.
Lalu di sinilah penggemar permainan Fallout akan bertepuk tangan seperti anak kecil yang mendapatkan permen gratis. Tiba-tiba datang seorang tentara yang memakai power armor versi T-60—baju zirah berteknologi tinggi yang membuat pemakainya berpenampilan seperti robot.
Baju zirah teknologi tinggi ini merupakan armor khas Fallout yang banyak digemari pemain. Adalah Maximus (Aaron Moten) yang berada di balik T-60 tersebut. Brotherhood of Steel juga mengutusnya untuk menangkap Wilzig hidup atau mati. Adapun Brotherhood of Steel sendiri adalah faksi yang didirikan bekas perwira dan bertujuan menjaga keamanan dengan cara mereka sendiri.
Di sinilah cerita berkembang makin menarik dengan dibumbui banyak adegan brutal tapi juga disusupi komedi gelap yang membuatnya tetap menarik. Sutradara Jonathan Nolan mengemasnya secara apik dengan jalinan cerita yang penuh kejutan dan mengaduk-aduk emosi. Delapan episode yang diluncurkan secara bersamaan tak akan terasa membosankan dan mudah saja kita tonton sampai habis.
Berikutnya, Adaptasi Fallout Memanjakan Penggemar Game