Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

image-gnews
Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kumba Digdowiseiso, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional atau Dekan Unas belum lama ini dituduh menggunakan nama sejumlah dosen dari Universiti Malaysia Terengganu atau UMT untuk menerbitkan ulang penelitian dalam jurnal predator. Meskipun Kumba pernah mengunjungi universitas tersebut, para dosennya mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui tentang penelitian atau publikasi yang dilakukan Kumba.

Dalam dunia riset, jurnal adalah alat penting untuk menyebarkan dan memvalidasi penemuan-penemuan ilmiah. Dua platform utama untuk menerbitkan jurnal adalah SINTA (Science and Technology Index) dan Scopus. Meski keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan visibilitas dan kualitas riset, namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya.

Bagi kalangan akademisi, Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus tentu bukanlah hal yang asing. Namun, apakah Anda sudah memahami perbedaan di antara keduanya? Secara dasar, keduanya adalah basis data untuk jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan. Jika Anda masih bingung atau merasa sulit membedakan antara keduanya, berikut penjelasannya.

Perbedaan utama antara SINTA dan Scopus dapat dilihat dari sifat dan fungsinya. SINTA adalah sebuah basis data yang mencakup jurnal-jurnal nasional yang telah diakreditasi oleh ARJUNA. Ini berarti SINTA dapat digunakan untuk mengetahui apakah seorang dosen atau peneliti telah menerbitkan jurnal nasional yang terakreditasi. Jika ingin mencari jurnal berkualitas dari dalam negeri, SINTA adalah tempat yang tepat untuk menemukannya.

Di sisi lain, Scopus adalah sebuah basis data untuk jurnal internasional yang memiliki reputasi. Reputasi jurnal ini dinilai berdasarkan kinerja jurnal dan beberapa aspek yang terkait dengannya, seperti penulis dan karya yang dipublikasikan. Scopus digunakan untuk membuktikan apakah seorang dosen atau peneliti telah menerbitkan jurnal internasional yang berkualitas. Untuk menemukan jurnal-jurnal internasional yang terpercaya, Scopus menjadi referensi yang tepat.

Cakupan Scopus

Seperti mengutip dari buku berjudul “Membangun Budaya Menulis Bagi Dosen Muda” , perbedaan lain antara jurnal SINTA dan Scopus dapat dilihat dari cakupannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, SINTA menampilkan jurnal-jurnal berkualitas dari tingkat nasional. Hal ini berarti bahwa hanya jurnal-jurnal nasional yang telah diakreditasi oleh ARJUNA yang bisa dimasukkan ke dalam basis data ini. Oleh karena itu, para peneliti harus berusaha keras agar jurnal yang mereka terbitkan dapat diakreditasi oleh ARJUNA dan diindeks dalam basis data SINTA.

Sementara itu, Scopus mencakup jurnal-jurnal berkualitas dari skala internasional. Ini berarti bahwa hanya jurnal-jurnal internasional yang telah memiliki reputasi yang tinggi dan memenuhi standar kualitas yang dapat masuk ke dalam basis data Scopus. Oleh karena itu, Scopus menjadi tempat yang sangat dihargai oleh kalangan akademisi di seluruh dunia untuk mencari referensi jurnal internasional yang berkualitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Standardisasi Scopus

Dilansir dari laman Lp2m.uma.ac.id, perbedaan antara jurnal SINTA dan jurnal Scopus selanjutnya terletak pada standar yang mereka terapkan. Kedua platform ini merupakan tempat untuk mengumpulkan jurnal-jurnal berkualitas tinggi, jadi pastinya standarnya pun tak main-main. Meski begitu, masih banyak jurnal yang belum masuk ke dalam kedua platform tersebut karena belum memenuhi standar yang ditetapkan.

Di SINTA, standar yang digunakan adalah hasil akreditasi dari ARJUNA serta jumlah sitasi yang diterima oleh jurnal tersebut. Jadi, jurnal nasional yang sudah mendapat akreditasi dari ARJUNA dan banyak dijadikan rujukan akan memiliki peluang masuk ke SINTA. Standar untuk Scopus pun berbeda, yaitu jurnal internasional yang telah memiliki reputasi tinggi dan banyak dikutip. Jurnal-jurnal tersebut akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam database SCOPUS dan menjadi referensi utama bagi kalangan akademik di seluruh dunia.

Dampak dan pengaruh

Publikasi dalam jurnal SINTA berpotensi memberikan pengaruh yang besar dalam lingkup akademik di Indonesia dan mungkin menjadi sumber utama referensi dalam penelitian lokal.

Sedangkan, jurnal Scopus memiliki dampak yang lebih luas dan dapat diakses oleh peneliti dari berbagai belahan dunia. Melalui publikasi di jurnal Scopus, peneliti dapat mencapai audiens global dan meningkatkan visibilitas serta pengaruh dari hasil penelitian mereka.

Pilihan Editor: Dekan Unas Dituding Catut Nama Dosen UMT di Publikasi Jurnal Scopus, Kenali Jurnal Terindeks Scopus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Demi Lobster Kawan Vietnam

8 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

8 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

Berdasarkan pencarian di Google Scholar, Kumba Digdowiseiso elah mempublikasikan 160 karya ilmiah di 2024.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

9 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

9 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

10 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

10 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


Bantah Catut Nama Dosen Malaysia, Kumba Digdowiseiso Bilang Begini

11 hari lalu

Kampus Universitas Nasional (UNAS). Foto : UNAS
Bantah Catut Nama Dosen Malaysia, Kumba Digdowiseiso Bilang Begini

Kata Kumba Digdowiseiso soal kasusnya.


Kumba Digdowiseiso Mengundurkan Diri Sebagai Dekan FEB Unas

11 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kumba Digdowiseiso Mengundurkan Diri Sebagai Dekan FEB Unas

Kumba Digdowiseiso mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dekan Unas.