Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), terjadi setelah badai yang menyebabkan curah hujan selama lebih dari satu setengah tahun, hanya berlangsung beberapa jam pada Selasa, 16 April 2024. Akibatnya, air menggenangi jalanan dan bandara internasional yang berpusat di kota metropolitan itu. 

Spekulasi pun tersebar luas di media sosial, mengaitkan cloud seeding atau penyemaian awan terhadap curah hujan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, beberapa lainnya, termasuk para peneliti mengatakan kemungkinan besar bencana itu disebabkan oleh perubahan iklim. 

Melansir Aljazeera, laporan ahli meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional (NCM) UEA mengatakan, Dubai melakukan enam atau tujuh penerbangan untuk penyemaian awan sebelum hujan turun. Data pelacakan penerbangan yang dianalisis oleh kantor berita The Associated Press juga menunjukkan satu pesawat yang berafiliasi dengan cloud seeding mengudara di seluruh negeri pada Senin, 15 April 2024. 

Lantas, Apa itu Cloud Seeding?

Penyemaian awan atau dikenal dengan istilah hujan buatan merupakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dibuat dari bibit-bibit awan dengan kandungan air cukup. Hujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit ke awan supaya mempercepat terbentuknya awan jenuh. 

“Dalam teknologi modifikasi cuaca dibutuhkan bahan, seperti titik-titik kondensasi, debu atau aerosol, moniak, dan asam belerang. Operasi rekayasa cuaca pada dasarnya dilaksanakan untuk mempercepat kejadian hujan yang seharusnya secara alami turun,” kata Peneliti Ahli Pertama dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (Prima) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amalia Nurlatifah dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 19 Oktober 2023. 

Menurut Peneliti Muda Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Budi Harsoyo dalam karya tulisnya, melalui cloud seeding, sejumlah partikel higroskopik yang berperan sebagai aerosol dimasukkan ke dalam awan untuk mempercepat proses pengumpulan butir air, agar hujan lebih cepat turun dengan intensitas lebih besar di lokasi tertentu. 

Jadi, syarat utama berhasil atau tidaknya upaya penyemaian awan adalah keberadaan awan di atas daerah sasaran. Sehingga, singkatnya disebut dengan istilah “no cloud, no seeding”, artinya tidak ada awan, maka tidak ada penyemaian awan yang bertujuan untuk merangsang turunnya hujan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah Cloud Seeding di Dubai

Melansir laman Program Penelitian UEA untuk Ilmu Peningkatan Curah Hujan (UAEREP), aktivitas penyemaian awan di UEA dimulai sejak 1990-an. Pada awal 2001, program itu bekerja sama dengan beberapa organisasi terkemuka, seperti Pusat Penelitian Atmosfer Nasional (NCAR) di Colorado, Amerika Serikat; Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan; serta Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). 

UEA kini mempunyai lebih dari 60 jaringan stasiun cuaca, jaringan radar cuaca, dan enam pesawat untuk operasi cloud seeding. Operasi peningkatan curah hujan itu difokuskan di daerah pegunungan di wilayah timur laut negara tersebut, di mana awan kumulus berkumpul di musim panas. 

Sebagai negara gersang dengan tingkat curah hujan tahunan yang rendah, tingkat penyerapan air tanah yang rendah, dan tingkat penguapan air yang tinggi, UEA menjajaki semua opsi untuk mengamankan pasokan air di masa depan serta mendorong inovasi dalam hal peningkatan curah hujan. 

Untuk mendorong penelitian di bidang hujan buatan, Pemerintah UEA membentuk UAEREP guna mengawasi hibah sebesar US$ 1,5 juta. Dana tersebut didistribusikan selama tiga tahun untuk mendorong para ilmuwan agar berinovasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi peningkatan curah hujan. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: 6 Alasan Kepala BRIN Hendak Tutup Jalan Provinsi di KST BJ Habibie di Serpong

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

2 jam lalu

Ilustrasi banjir. TEMPO/Subekti
Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania


6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

11 jam lalu

Suasana pertunjukan air mancur baru dalam upaya memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di Palm Jumeirah di Dubai, Uni Emirat Arab, 22 Oktober 2020. The Palm Fountain dinobatkan sebagai pemegang Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di dunia. REUTERS/Ahmed Jadallah
6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

Dubai memiliki banyak pilihan untuk backpacker atau wisatawan dengan budget terbatas. Bahkan, banyak spot turis yang bisa dinikmati secara gratis.


Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

12 jam lalu

Deretan foto para pendiri Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai, 20 Maret 2023. TEMPO/Mila Novita)
Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE


Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

18 jam lalu

www.koreaherald.com
Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

Lay EXO atau Lay Zhang telah merilis video musik solo terbaru Psychic di saluran YouTube. Video berlatar pemandangan di Dubai


Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

23 jam lalu

Dubai menyiapkan bandara baru yang digadang-gadang jadi bandara terbesar di dunia, yaitu Bandara Internasional Al Maktoumtwitter.com/@HHShkMohd
Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

5 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

5 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.


Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

5 hari lalu

Burj Khalifa dilihat dari Sky Views Edge Walk Dubai, Emaar Square Area Downtown Dubai, pada Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

5 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

6 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.