TEMPO.CO, Jakarta - Tikus memainkan peran penting dalam penelitian medis. Tikus dapat membantu para peneliti atau ilmuwan untuk mempelajari kondisi medis yang kompleks karena memiliki proses biologis mirip dengan manusia.
Penelitian menggunakan tikus juga dikenal dengan studi Murine. Dilansir dari Medical News Today, studi Murine merupakan studi ilmiah terkait peneliti yang orang menggunakan tikus sebagai hewan percobaan.
Catatan paling awal dari eksperimen hewan ini berasal dari 2.400 tahun lalu ketika orang Yunani mendokumentasikan operasi dan obat menggunakan tikus. Para peneliti mengidentifikasi sejak awal bahwa tikus memiliki banyak kesamaan biologis dan genetik dengan manusia.
Selanjutnya, para ilmuwan mengembangkan model tikus dengan mengembangbiakkan agar menghasilkan keturunan dengan karakteristik spesifik yang diinginkan. Saat ini tikus dapat digunakan untuk mensimulasikan kelainan genetik manusia.
Tikus sangat berguna dalam studi genetik karena peneliti dapat dengan mudah memanipulasi genom tikus atau DNA untuk mempelajari efek variasi gen tertentu. Namun, para ilmuwan menekankan bahwa studi Murine memiliki keterbatasan sehingga tidak selalu akurat mencerminkan kompleksitas penyakit manusia.
Alasan Tikus Paling Sering Menjadi Hewan Percobaan
Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa alasan tikus dapat membantu peneliti mendapatkan wawasan klinis:
1. Kesamaan genetik
Tikus memiliki fitur genetik umum dengan manusia. Akibatnya, para ilmuwan dapat memanipulasi genom tikus, memodelkan penyakit tertentu, menguji obat baru, dan menyelidiki genetika penyakit sebelum mencoba pada manusia.
2. Keuntungan dan kesamaan sistemik
Penelitian pada 2016 menunjukkan bahwa sistem organ tikus mirip dengan manusia dalam bentuk, struktur, dan fisiologi. Tikus berkembang dengan cara yang sama seperti manusia. Tikus juga memiliki organ serupa manusia, seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal, sistem pencernaan, peredaran darah, reproduksi, dan saraf.
3. Kepentingan ekonomi
Menurut laporan, tikus berukuran kecil dan memiliki umur pendek. Tikus juga beradaptasi dengan penanganan manusia dan berkembang biak cepat di daerah kecil dibandingkan dengan model hewan lainnya. Ukuran kecil, efektivitas biaya, dan diet fleksibel tikus sangat penting untuk kesuksesannya menjadi hewan percobaan.
4. Penelitian penyakit manusia
Menurut studi pada 2016, para ilmuwan sangat mengandalkan tikus untuk memahami mekanisme yang mendasari beberapa penyakit. Dengan demikian, para ilmuwan lebih mudah mengeksplorasi kemanjuran obat dan memprediksi respons manusia.
Pilihan Editor: Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian