Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

image-gnews
Ilustrasi wanita kecewa atau marah. Unsplash.com/Joshua Rawson Harris
Ilustrasi wanita kecewa atau marah. Unsplash.com/Joshua Rawson Harris
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMarah-marah meski hanya selama 8 menit dapat mengubah cara kerja pembuluh darah Anda, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke. Temuan ini dapat menerangkan kenapa beberapa orang mengalami serangan itu saat emosinya sedang meluap.

Hasil ini datang dari sebuah studi terhadap kelompok orang dewasa muda yang kelihatannya sangat sehat. Para partisipan diminta untuk memikirkan peristiwa di masa lalu yang membuat mereka marah. Saat yang sama sejumlah aspek dari kesehatan peredaran darahnya diukur.

Mungkin tak mengejutkan bahwa tak seorang pun di antara mereka yang mengalami serangan jantung atau stroke dalam proses itu. Tapi, mereka mengalami gangguan fungsi pembuluh darah. 

"Diduga, emosi yang kuat dapat berkontribusi ke kejadian penyakit jantung pada orang-orang yang kondisi kesehatannya sudah buruk," kata Daichi Shimbo dari Pusat Medikal Columbia University, New York, AS.

Sejumlah riset yang lain juga telah menduga kalau kasus-kasus serangan jantung bisa dipicu oleh kejadian emosional yang kuat. Misalnya, satu studi menemukan bahwa dalam hitungan satu jam sebelum serangan jantung, orang-orang memiliki kemungkinan lebih dari dua kali marah atau sedih yang emosioal pada jam yang sama sehari sebelumnya. Namun, mekanisme di baliknya masih belum jelas.

Untuk mencari jawabnya, Shimbo dan koleganya mengumpulkan 280 relawan dan secara acak meminta mereka untuk mengingat satu dari tiga pengalaman yang menginduksi rasa marah, cemas, atau kesedihan selama 8 menit. Sementara itu dilakukan, sejumlah pengukuran dilakukan. 

Termasuk yang dilakukan adalah pengambilan sampel darah, melihat tekanan darah, dan mengukur kapasitas pembuluh darah yang melebar ketika merespons sebuah prosedur standar di mana aliran darah ke lengan ditekan dan kemudian dibiarkan mengalir bebas kembali. 

Kapasitas pelebaran pembuluh darah itu diyakini menjadi sebuah indikasi pengukuran kesehatan pembuluh darah. Kapasitas yang lebih rendah berkorelasi ke peluang serangan jantung yang lebih tinggi.

Dalam studi Shimbo dkk, kapasitas dilasi pembuluh darah tersebut drop dan bertahan selama sekitar 40 menit pada responden yang diminta berpikir dan bicara tentang pengalaman yang memantik amarah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Efek seperti ini mungkin timbul rutin sehari-hari atau mingguan dengan potensi konsekuensi jangka panjang," tulis tim peneliti dalam papernya yang dipublikasi di Jurnal Asosiasi Jantung Amerika, 1 Mei 2024.

Ditambahkan, "Episode emosi negatif yang berulang mungkin mempengaruhi kesehatan kardiovaskuler sepanjang waktu, menyeabkan kerusakan yang tak terperbaiki."

Respons pembuluh darah yang sama tak terjadi untuk mereka yang diminta memikirkan pengalaman sedih dan kecemasan, ataupun mereka yang ada dalam grup kontrol. Dan tak ada perbedaan di antara kelompok-kelompok ini dalam hasil pengukuran yang lain.

"Efek marah pada fungsi pembuluh darah sesuai dengan observasi-observasi bahwa serangan jantung kadang terlihat dipicu oleh situasi emosional yang kuat," kata Andrew Steptoe dari University College London. 

Namun begitu, dia menambahkan, tidak selalu mudah untuk orang-orang berhenti marah-marah. "Jika seseorang mempunyai problem yang serius, ada intervensi manajemen kemarahan, tapi ini cukup sulit  untuk sebagian dari emosi-emosi itu dimodifikasi dengan sangat baik." 

Glenn Levine dari Baylor College of Medicine di Houston, Texas, mengatakan, "Sementara tidak semua mekanisme tentang bagaimana kondisi psikologi yang mempengaruhi kesehatan kardiovaskular telah terjelaskan, studi ini jelas membawa kita satu langkah lebih dekat ke penjelasan mekanisme itu." 

NEW SCIENTIST, AHAJOURNALS

Pilihan Editor: Bukan Heatwave tapi Hot Spell yang Mengancam Indonesia, di Bekasi Sudah Lebih dari 40 Derajat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

2 hari lalu

Mama Laurent (Dok. Trans TV)
14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?


Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

2 hari lalu

Frank Sinatra. AP/Harold P. Matosian
Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

Salah satu lagu Frank Sinatra menjadi soundtrack atau OST serial populer asal Korea Selatan, Squid Game. Ini lagu top lainnya.


7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

2 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei


Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

2 hari lalu

Tim peneliti SmartHealth Indonesia juara Making a Difference Awards 2024 kategori outstanding benefit to society through research di University of Manchester, Inggris. Tim terdiri dari dari Gindo Tampubolon, Delvac Oceandy, dan Asri Maharani asal Fakultas Humaniora dan Fakultas Biologi, Kedokteran, dan Kesehatan. Foto : Youtube
Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

Peneliti dari Indonesia mengembangkan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Cocok dipakai untuk tenaga medis di daerah pedesaan.


Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

5 hari lalu

Ilustrasi wanita sedih dan kecewa. Freepik.com
Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan


Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

5 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

Ada sejumlah mitos seputar serangan jantung saat berolahraga yang sebenarnya keliru. Dokter jantung menjelaskan faktanya.


Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

5 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com
Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

Orang yang berolahraga harus memperhatikan denyut nadi agar terhindar dari serangan jantung mendadak. Berikut rumusnya.


Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

5 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

sejumlah ciri fisik yang perlu diwaspadai seseorang yang berisiko terkena serangan jantung mendadak saat beraktivitas berat seperti olahraga.


Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

6 hari lalu

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.


Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

10 hari lalu

Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

Teknik distraksi dapat dimanfaatkan sebagai cara mengendalikan emosi agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.