TEMPO.CO, Jakarta - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko menyepakati pemasangan perangkap buaya di Sungai Selagan, Provinsi Bengkulu. Perangkap akan dipasang menyusul insiden konflik manusia dan buaya yang berulang dan menewaskan dua orang.
"Ini kali pertama pemasangan perangkap. Kami upayakan, mungkin browsing dulu, meniru di tempat lain seperti di Kalimantan," kata Kepala Resor KSDA Air Hitam Kabupaten Mukomuko, Rasidin, seperti dikutip dari Antara pada Sabtu, 1 Juni 2024.
Rasidin mewakili BKSDA Bengkulu dalam pertemuan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko pada Kamis, 30 Mei lalu. Pertemuan digelar untuk merespons insiden konflik satwa dan manusia di Sungai Selagan yang menewaskan dua orang dalam dua tahun terakhir.
Insiden pertama terjadi pada 21 Februari 2022, menewaskan Sabri (65 tahun), warga Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko. Adapun kejadian terbaru pada 15 April lalu, dengan korban tewas Ide Suprianto (27), warga Desa Tanah Harapan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko telah menyiapkan dua perangkap buaya yang akan dipasang bersama BKSDA Bengkulu. Rencananya, pemasangan perangkap buaya akan digelar pada Senin dan Selasa pekan depan, 3-4 Juni 2024. Lokasinya akan difokuskan di lokasi insiden konflik antara manusia dan buaya yang memakan korban. Adapun BKSDA Bengkulu akan menyiapkan itik sebagai umpannya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Budi Yanto, mengaku telah meminta bantuan kepada semua perusahaan perkebunan sawit untuk membuat alat khusus perangkap buaya. Menurut dia, dari sekian banyak perusahaan, empat korproasi telah bersedia membuatnya. "Dua perangkap sudah ada di DLH, sedangkan dua perangkap lagi dalam proses pembuatan," ujarnya.
Pilihan Editor: