Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Marapi Meletus, Badan Geologi: Akibat Tekanan Pasokan Magma

image-gnews
Petani melintas saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 21 April 2024. Petugas pos pengamatan gunung api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat, aktivitas gunung yang berada pada status siaga level itu kembali meningkatserta mengimbau warga menjauh dari radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi di kawah puncak Gunung Marapi. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petani melintas saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 21 April 2024. Petugas pos pengamatan gunung api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat, aktivitas gunung yang berada pada status siaga level itu kembali meningkatserta mengimbau warga menjauh dari radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi di kawah puncak Gunung Marapi. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapati penyebab Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi. Diperkirakan dipicu adanya tekanan dan pasokan magma dari kedalaman. Akibatnya, terjadi erupsi beberapa kali yang disertai dengan gempa lokal pada 30-31 Mei 2024.

“Indikasinya dari inflasi atau penggelembungan tubuh gunung yang terekam peralatan Tiltmeter,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangannya pada Kamis, 30 Mei 2024. Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh pada Gunung Marapi.

Menurut catatan Wafid, erupsi telah berlangsung sejak Ahad, 26 Mei lalu. Ketika itu terjadi 40 kali gempa tektonik dalam. Kemudian insiden 3 kali gempa vulkanik dalam. Laporan terakhir yakni erupsi yang mencapai 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 4.891 meter di atas permukaan laut pada Kamis lalu. Peristiwa erupsi tersebut terekam pada pukul 13.04 WIB.

Pos Pemantau Gunung Api Marapi menyebutkan erupsi tercatat di seismogram mencapai amplitodo maksimum 30,4 milimeter. Durasi erupsinya selama 2 menit dan 2 detik. Hal ini berlangsung hampir terus-menerus selama 90 hari terakhir. Sehingga masuk dalam Level III atau status siaga.

“Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun namun bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan konsistensi kestabilan. Oleh karena itu potensi erupsi atau letusan masih dapat terjadi,” kata Wafid.

Wafid menjelaskan bahwa erupsi pada Kamis lalu diperkirakan jatuh hingga sekitaran puncak gunung. Letusan tersebut bersumber di Kawah Veerbek Gunung Marapi. Letusan bahkan dapat terdengar terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Marapi di Kabupaten Bukittinggi. Jarak pos pengamatan dengan puncak Marapi mencapai 20,6 kilometer.

Rangkaian letusan Gunung Marapi terjadi tidak berkesinambungan. Dimulai sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini. Aktivitas letusan tersebut menghasilkan endapan material letusan berukuran abu, lapili, hingga batu atau bom vulkanik di daerah puncak dan lereng gunung.

Material endapan letusan jika bercampur dengan air hujan berpotensi menjadi lahar yang mengalir ke daerah yang lebih rendah. “Oleh karena itu masyarakat harus selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya dari lahar atau banjir lahar,” kata Wafid mengingatkan.

Badan Geologi saat ini masih menetapkan status aktivitas Gunung Marapi berada di Level III dengan rekomendasi agar daerah dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi gunung tersebut agar dikosongkan dari aktivitas manusia. Masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama saat musim hujan.

Sejumlah kabupaten di Sumatera Barat sebelumnya disapu banjir lahar dingin Gunung Marapi pada Jumat, 5 April 2024. Bencana tersebut mengakibatkan sedikitnya 67 orang meninggal dan ribuan di antaranya harus mengungsi. Banjir ini disebabkan adanya 1,3 juta meter kubik material endapan erupsi Marapi yang disapu banjir dari hulu. Material terbawa air hingga hilir dan menerjang pemukiman di Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kota Padang.

AHMAD FIKRI

Baca Juga: Batuan Besar Muntahan Erupsi Gunung Marapi Diledakkan Sebelum Terjadi Banjir Lahar Lagi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BNPB Gelar Simulasi Potensi Gempa Zona Megathrust di 4 Kabupaten

28 hari lalu

Petugas BPBD melakukan droping air bersih langsung ke pemukiman warga di Kelurahan Rowosari, Tembalang, Kota Semarang,  Jumat 9 Agustus 2024. Saat ini warga di 2 kelurahan sudah meminta bantuan air bersih ke BNPB dan permintaan akan terus meningkat seiring dengan datangnya musim kemarau. Tempo/Budi Purwanto
BNPB Gelar Simulasi Potensi Gempa Zona Megathrust di 4 Kabupaten

BNPB menyatakan kesiapsiagaan menghadapi bencana harus menjadi budaya dan pembelajaran seumur hidup.


Gunung Merapi Masih Keluarkan Awan Panas, Sleman Terapkan Upaya Kesiapsiagaan

8 Juli 2024

Luncuran lava pijar keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 23 April 2024 malam. Menurut data BPPTKG periode pengamatan 23 April 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB telah terjadi 18 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.300 meter dan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi Masih Keluarkan Awan Panas, Sleman Terapkan Upaya Kesiapsiagaan

Gunung Merapi masih intens mengeluarkan guguran lava dan juga awan panas pada bulan Juli ini.


Gunung Marapi Erupsi Lagi dengan Tinggi Abu 1.000 Meter, Statusnya Masih Waspada

8 Juli 2024

Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu, 15 Juni 2024. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak 1 Juni hingga Sabtu sore pukul 18.00 WIB telah terjadi 28 letusan dan 309 kali hembusan pada gunung yang berstatus level III siaga itu.  ANTARA/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Erupsi Lagi dengan Tinggi Abu 1.000 Meter, Statusnya Masih Waspada

Gunung Marapi di Sumbar kembali erupsi pada Senin pagi,8 Juli 2024. Erupsi ini hanya 7 hari setelah status gunung api itu diturunkan.


Badan Geologi: Status Gunung Marapi Turun ke Level Waspada, Banjir Lahar Masih Berpotensi Terjadi

2 Juli 2024

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu, 15 Juni 2024. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak 1 Juni hingga Sabtu sore pukul 18.00 WIB telah terjadi 28 letusan dan 309 kali hembusan pada gunung yang berstatus level III siaga itu.  ANTARA/Iggoy el Fitra
Badan Geologi: Status Gunung Marapi Turun ke Level Waspada, Banjir Lahar Masih Berpotensi Terjadi

Badan Geologi menyatakan, meski status Gunung Marapi turun ke waspada, potensi banjir lahar dan gas-gas beracun bisa terjadi.


Gunung Marapi Meletus Lagi, Abu Tak Terlihat tapi Dentuman Getarkan Rumah-rumah

17 Juni 2024

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Kamis 30 Mei 2024. FOTO/PVMBG
Gunung Marapi Meletus Lagi, Abu Tak Terlihat tapi Dentuman Getarkan Rumah-rumah

Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi lagi pada Minggu malam, 16 Juni 2024.


Gunung Marapi di Sumbar Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Hampir 4.000 Meter

11 Juni 2024

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Kamis 30 Mei 2024. FOTO/PVMBG
Gunung Marapi di Sumbar Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Hampir 4.000 Meter

Gunung Marapi sebelumnya pada 11 Juni sudah dua kali teramati mengalami erupsi dengan tinggi kolom 500 hingga 1.000 meter.


Kondisi Terkini di Gunung Marapi: Erupsi Masih Terjadi, Warna Air Sungai Jadi Acuan

6 Juni 2024

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Kamis 30 Mei 2024. FOTO/PVMBG
Kondisi Terkini di Gunung Marapi: Erupsi Masih Terjadi, Warna Air Sungai Jadi Acuan

Status Gunung Marapi masih Siaga meski bencana banjir bandang sudah terjadi pada 11 Mei lalu yang menyebabkan lebih dari 60 orang tewas.


7 Gunung Api di Ring of Fire Meletus Beriringan, Badan Geologi: Momennya (Saja) Sama

6 Juni 2024

Ilustrasi Fing of Fire. antaranews.com
7 Gunung Api di Ring of Fire Meletus Beriringan, Badan Geologi: Momennya (Saja) Sama

Tujuh gunung api erupsi secara beriringan sampai dengan bersamaan sejak Januari 2024. Durasi erupsi satu minggu hingga hitungan bulan.


Ancaman Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Belum Usai, Forum Ini Minta Relokasi Warga Diteruskan

4 Juni 2024

Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan. ANTARA/Iggoy El Fitra
Ancaman Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Belum Usai, Forum Ini Minta Relokasi Warga Diteruskan

Sejumlah akademisi dan praktisi berdiskusi ihwal relokasi masyarakat ydi jalur banjir lahar dingin Gunung Marapi diSumatra Barat. Bagaimana hasilnya?


Batuan Besar Muntahan Erupsi Gunung Marapi Diledakkan Sebelum Terjadi Banjir Lahar Lagi

1 Juni 2024

Tim gabungan mengecek konstruksi dalam operasi peledakan batuan vulkanik sisa banjir lahar dingin Gunung Marapi yang mengendap di wilayah Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (31/5/2024) (ANTARA/HO-BNPB)
Batuan Besar Muntahan Erupsi Gunung Marapi Diledakkan Sebelum Terjadi Banjir Lahar Lagi

BNPB dibantu tim gabungan berhasil menghancurkan batuan besar di lereng Gunung Marapi yang dibawa banjir lahar pada awal Mei lalu.