TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau bibit siklon tropis 98W di Laut Filipina, tepatnya berada di sekitar 7.2°LU 128.2°BT dengan kecepatan angin maksimum 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1009.0 hPa bergerak ke arah barat laut memasuki wilayah kepulauan bagian timur Filipina.
Berita populer selanjutnya tentang Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengumpulkan para pakar keagamaan dan lingkungan membahas kerusakan alam imbas ulah manusia. Diskusi digelar dengan tajuk Green Islam pada Kamis, 27 Juni 2024 di Jakarta.
Selain itu, serangan virus ransomware varian LockBit 3.0 ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengingatkan semua pihak soal pentingnya cadangan atau backup data. Sistem serep itu penting untuk mencegah gangguan layanan publik akibat pembobolan data.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau bibit siklon tropis 98W di Laut Filipina, tepatnya berada di sekitar 7.2°LU 128.2°BT dengan kecepatan angin maksimum 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1009.0 hPa bergerak ke arah barat laut memasuki wilayah kepulauan bagian timur Filipina.
“Dalam 24 jam kedepan (Kamis), bibit siklon tropis 98W memiliki potensi rendah untuk menjadi siklon tropis, sementara dalam 48-72 jam kedepan bibit siklon tropis memiliki potensi rendah untuk menjadi siklon tropis,” ujar BMKG dalam prakiraan cuacanya untuk Kamis, 27 Juni 2024.
Dampak bibit siklon 98W terhadap kondisi cuaca adalah hujan sedang hingga lebat di Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Sulawesi Tengah bagian utara. Sementara angin kencang terjadi di Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Dampak lain adalah gelombang tinggi 1.25-2.5m di perairan Kepulauan Sitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, dan Samudra Pasifik utara Halmahera
2. Diskusi Green Islam PPIM UIN Jakarta: Terjadi Degradasi dan Desakralisasi Alam
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengumpulkan para pakar keagamaan dan lingkungan membahas kerusakan alam imbas ulah manusia. Diskusi digelar dengan tajuk Green Islam pada Kamis, 27 Juni 2024 di Jakarta.
Hadir di diskusi tersebut Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, dan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hayyu Wibowo. Yang pertama dinilai telah menginisiasi program hemat energi dan panel surya yang diakui dunia. Sedang yang kedua dianggap berperan penting dalam mendorong fatwa larangan pencemaran lingkungan.
Selain dua tokoh tersebut, diskusi ini dihadiri pula oleh Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdallah; Hening P. Parlan dari Green Faith Indonesia dan Muhammadiyah; Fachruddin Mangunjaya dari UNAS; Rahma Shofiana dari Greenpeace Indonesia; dan Kepala Subdit PAI Kementerian Agama Adib Abdushomad.
"Praktik-praktik baik atau upaya yang sudah bapak dan ibu lakukan untuk integrasi antara nilai agama dan lingkungan sangat berharga untuk diperluas dan dipelajari umat," kata Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, Didin Syafruddin, dikutip dari keterangan tertulis.
3. Serangan Ransomware di PDNS, Seberapa Vital Keberadaan Cadangan Data?
Serangan virus ransomware varian LockBit 3.0 ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengingatkan semua pihak soal pentingnya cadangan atau backup data. Sistem serep itu penting untuk mencegah gangguan layanan publik akibat pembobolan data.
Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital, Alfons Tanujaya, mengatakan pulihnya layanan imigrasi bukan hasil penutupan akses atau bentuk perlawanan dari pemerintah. Pasca serangan ransomware, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengoperasikan cadangan data melalui komputasi awan atau cloud lain, yakni Amazon Web Service, untuk sementara waktu.
"Makanya saya selalu bilang kalau backup data ini perlu, jangan berikan data semuanya ke satu server,” ucap Alfons saat dihubungi pada 25 Juni 2024.
Layanan cloud, sekalipun yang dipegang pihak asing, kata Alfons, tergolong aman selama terenkripsi dengan baik. Pengamanan data ini juga memerlukan komitmen dari Pemerintah Indonesia. Penyedia perpesanan instan, WhatsApp, juga menyimpan data pribadi pengguna dari berbagai negara, termasuk Indonesia, namun diklaim kebal peretasan karena enkripsi yang kuat.
Pilihan Editor: Masih Ada PPDB Tahap Lanjutan di Jakarta, Siapa yang Bisa dan Tidak Bisa Mendaftar?