Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tuntut Keadilan dari Holcim di Swiss, Gugatan Iklim Pulau Pari Diyakini Jadi Bola Salju

image-gnews
Rob melanda Pulau Pari, Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 4 Desember 2021. Foto: ANTARA/HO-Humas Kepulauan Seribu
Rob melanda Pulau Pari, Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 4 Desember 2021. Foto: ANTARA/HO-Humas Kepulauan Seribu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pemohon gugatan iklim di Pengadilan Zug, Swiss, dari Pulau Pari, Asmania, menyerukan keadilan iklim dalam sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan di Bonn, Jerman. Asmania menyuarakan tuntutannya kepada Holcim yang berbasis di Zug, serta perusahaan multinasional penghasil gas karbon dioksida besar di dunia lainnya, untuk menurunkan emisinya tersebut secara signifikan lalu membayar dana adaptasi dan dana loss and damage akibat perubahan iklim.

“Kami menyerukan kepada Holcim untuk menurunkan emisinya sebesar 69 persen sampai dengan 2024,” kata Asmania yang hadir daring di konferensi tersebut, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 24 Juli 2024. Konferensi digelar atas kerja sama Friend of the Earth International, European Center for Constitutional and Human Rights (ECCHR), HEKS, Walhi, Forum Peduli Pulau Pari, dan Perempuan Pulau Pari pada 14 Juli 2024.

Asmania menjelaskan bahwa krisis iklim akibat emisi dari para perusahaan multinasional yang dikenal sebagai carbon major itu telah menyumbang kehilangan dan kerugian ekonomi yang dia dan masyarakat lainnya di Pulau Pari alami. Secara spesifik, Asmania menyebut krisis iklim telah memukul usaha budidaya ikan kerapu dan rumput laut yang selama ini dikelola bersama suaminya.

Dia menunjuk suhu air lut yang semakin hangat, menyebabkan ikan-ikan yang dibudidayakannya tak bertahan hidup. Jika dulu Asmania bisa mendapat hasil Rp 30-50 juta sekali musim panen, saat ini disebutnya merosot jauh. "Rumput laut juga begitu. Saat ini kami sudah berhenti membudidayakannya arena air laut terus menghangat,” katanya.

Pendapatan ekonomi yang diandalkannya dari mengelola pariwisata berupa homestay, kapal snorkling, dan lainnya juga merugi. Banyak wisatawan yang membatalkan pemesanan karena cuaca ekstrem semakin sering, juga banjir dari laut atau rob di Pulau Pari. 

Banjir akibat rob yang merendam Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Senin-Selasa, 16-17 November 2020. Foto/Istimewa

Menurut Asmania, semua catatan kerugian yang ia alami akibat krisis iklim telah tercatat dengan sangat baik di Pengadilan Zug, Swiss. “Kami bahkan telah menyampaikan bukti-bukti baru ke pihak pengadilan Zug,” katanya menambahkan.

Ia menyampaikan terima kasih kepada semua yang mendukung gugatan iklim Pulau Pari sampai akhirnya majelis hakim di Zug memutuskan bahwa gugatan yang dibawa oleh masyarakat dari negara selatan, khususnya Indonesia, diterima dan diproses menggunakan hukum Swiss. Dalam putusannya yang lain, majelis hakim yang sama menolak permintaan agar Holcim membayar biaya pengadilan. Tapi hakim juga tak membebani Asmania dkk selaku penggugat, melainkan meminta pemerintah Swiss untuk mengcover-nya.

“Alhamdulillah, kami tidak harus membayar uang dalam jumlah yang sangat besar. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terus mendukung kami,” katanya.


Bola Salju Gugatan Iklim Pulau Pari

Parid Ridwanuddin, Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Walhi Nasional, menjelaskan bahwa Pulau Pari merupakan salah satu contoh pulau kecil di Indonesia yang telah terdampak krisis iklim. Menurut dia, sudah ada sebanyak 6 pulau kecil lainnya di Kabupaten Kepulauan Seribu hilang akibat krisis iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Di provinsi lainnya, telah banyak pulau-pulau kecil yang tenggelam juga. Kita semua harus peka dengan persoalan besar ini,” kata Parid kepada Tempo, Selasa 23 Juli 2024.

Itu sebabnya dia menilai gugatan iklim yang ditempuh Asmania dan tiga penggugat lain dari Pulau Pari merupakan langkah penting bagi keselamatan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. “Hal ini ditempuh karena upaya hukum biasa takkan mampu mendorong perubahan secara mendasar dan signifikan,” katanya.

Sebagai organisasi yang mendukung penuh gugatan iklim Pulau Pari, Walhi juga menilai langkah hukum di Pengadilan Zug-Swiss telah memberikan pengaruh besar bagi diskursus keadilan iklim. Banyak pihak, menurut Parid, ingin melakukan pola gugatan serupa.

“Gugatan Iklim Pulau Pari, sedang dan akan menjadi bola salju yang terus membesar, bagi pihak yang terdampak krisis iklim," katanya sambil menambahkan, "Gugatan iklim Pulau Pari akan menjadi contoh penting gerakan keadilan iklim, baik di Indonesia maupun di global south.”

Dukungan juga datang dari konferensi internasional di Bonn yang baru berlalu. Yvan Maillard, pakar iklim dari kelompok HEKS yang berpusat di Swiss, menyebut sangat penting bagi masyarakat di negara-negara Selatan untuk mendapatkan akses terhadap keadilan. "Terutama terhadap perusahaan-perusahaan raksasa seperti Holcim yang memikul tanggung jawab besar terhadap krisis iklim dengan 7,3 miliar ton emisi CO2," kata Parid menirukan.

Theresa Mockel, yang bekerja untuk isu keadilan iklim dan lingkungan untuk ECCHR dari Jerman, mengatakan bahwa gugatan dari Pulau Pari mempertanyakan sistem ekonomi yang didasarkan pada bahan bakar fosil dan praktik-praktik intensif emisi lainnya seperti Holcim. "Gugatan ini mengungkap ketidakberlanjutan sistem ini dengan mengembalikan biaya-biaya kepada mereka yang bertanggung jawab atas biaya-biaya tersebut."

Sara Shaw dari Friend of the Earth International, menyebutkan bahwa gugatan iklim semakin menjadi alat penting yang digunakan oleh para penggiat iklim di seluruh dunia. "Ini merupakan jalur lain, di samping kampanye dan advokasi untuk menantang kekuatan perusahaan yang mencemari planet bumi."

Pilihan Editor: Windows Blackout 8,5 Juta Perangkat Komputer di Dunia, CrowdStrike Jelaskan Apa yang Terjadi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sidang Harvey Moeis, WALHI: Bangka Belitung Terjadi Bencana Ekologis karena Tambang Timah

21 jam lalu

Terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan PT Timah Tbk tahun 2015-2022 Harvey Moeis (kanan) mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Dalam persidangan tersebut Jaksa Penuntut Umum menghadirkan delapan orang saksi diantaranya Piter Cianita, Suwito Gunawan, Tamron dan Rosalina. ANTARA FOTO/Fauzan
Sidang Harvey Moeis, WALHI: Bangka Belitung Terjadi Bencana Ekologis karena Tambang Timah

Di sidang Harvey Moeis, Direktur WALHI Bangka Belitung menyebut provinsinya saat ini mengalami krisis iklim akibat tambang timah


Swiss Punya Sederet Destinasi Impian: Bentang Alam Indah hingga Nomor 3 Negara Paling Bahagia

5 hari lalu

Wisatawan menikmati pemandangan danau Derborence saat menikmati musim gugur di Swiss, 25 Oktober 2018. Danau Derborence menjadi kawasan tersebut menjadi destinasi wisata alam yang ramai dikunjungi turis. REUTERS/Denis Balibouse
Swiss Punya Sederet Destinasi Impian: Bentang Alam Indah hingga Nomor 3 Negara Paling Bahagia

Swiss adalah negara pegunungan yang terkurung daratan di Eropa Tengah-Selatan, letak geografisnya ini menjadikan Swiss punya panorama alam memesona.


Anatomi Otoritas Swiss Ancam Sita Rekening Bank Hashim: Diduga Ada Masalah Pajak

6 hari lalu

Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo saat groundbreaking PT Stania di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Anatomi Otoritas Swiss Ancam Sita Rekening Bank Hashim: Diduga Ada Masalah Pajak

Ketika dimintai konfirmasi, Hashim enggan banyak berkomentar banyak. "Itu lagu lama," ucapnya.


Banyak Konglomerat Dunia Simpan Uang di Bank-bank di Swiss

7 hari lalu

Ilustrasi mata uang dollar Amerika Serikat. TEMPO/Imam Sukamto
Banyak Konglomerat Dunia Simpan Uang di Bank-bank di Swiss

Hal ini karena Swiss menjamin keamanan privasi nasabah serta punya tingkat inflasi yang rendah.


Terkini: Prabowo Pegang Data Perusahaan Nakal yang Bikin Penerimaan Negara Bocor, Sri Mulyani Diajak Basuki Hadimuljono Duet

7 hari lalu

Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Kongres III Partai NasDem kembali menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terkini: Prabowo Pegang Data Perusahaan Nakal yang Bikin Penerimaan Negara Bocor, Sri Mulyani Diajak Basuki Hadimuljono Duet

Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut memegang data ratusan perusahaan nakal yang membuat penerimaan negara mengalami kebocoran hingga Rp 300 T.


Disebut Ada Masalah Pajak di Swiss, Hashim: Itu Lagu Lama

8 hari lalu

Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo saat groundbreaking PT Stania di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Disebut Ada Masalah Pajak di Swiss, Hashim: Itu Lagu Lama

Hashim Djojohadikusumo, menanggapi santai kabar ia diduga bermasalah dengan Pemerintah Swiss terkait perpajakan. "Itu lagu lama," katanya


Terkini: Jokowi Perintahkan ASN Pindah ke IKN Januari 2025, Utang Pajak Rp 2,4 Triliun Rekening Hashim Djojohadikusumo Terancam Disita Otoritas Swiss

8 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) menyampaikan pidato didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Agung (ketiga kiri) Menko Polhukam Hadi Tjahjanto (keempat kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (keempat kiri), Mensesneg Pratikno (ketiga kanan), Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni (kedua kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kiri), Kurator Pembangunan IKN Ridwan Kamil (kiri), Perancang Istana Garuda IKN Nyoman Nuarta (kanan) saat peresmian Taman Kusuma Bangsa di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 12 Agustus 2024. Taman Kusuma Bangsa dirancang sebagai tempat renungan suci dan penghormatan kepada para pahlawan bangsa. ANTARA/Fauzan
Terkini: Jokowi Perintahkan ASN Pindah ke IKN Januari 2025, Utang Pajak Rp 2,4 Triliun Rekening Hashim Djojohadikusumo Terancam Disita Otoritas Swiss

Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan ASN pindah ke IKN Januari 2025.


Aturan Anti Deforestasi Ditunda, Walhi: Tak Mengubah Tata Kelola Komoditas di Indonesia

9 hari lalu

Deforestasi di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Istimewa
Aturan Anti Deforestasi Ditunda, Walhi: Tak Mengubah Tata Kelola Komoditas di Indonesia

Tidak ada jaminan perbaikan meski kebijakan EUDR resmi ditunda setahun.


Top 3 Tekno: Tips dan Fitur Baru WhatsApp, Watak Jokowi menurut Walhi

10 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Top 3 Tekno: Tips dan Fitur Baru WhatsApp, Watak Jokowi menurut Walhi

Top 3 Tekno Berita Terkini dipuncaki artikel tips tentang 6 langkah yang bisa diambil untuk mengatasi panggilan WhatsApp dari nomor tak dikenal.


Walhi Sebut Pencemaran Udara Hingga Penurunan Air Tanah Seharusnya Menjadi Isu Sentral di Pilkada Jakarta

10 hari lalu

Seorang wanita melintas dengan latar belakang Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Januarta 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Walhi Sebut Pencemaran Udara Hingga Penurunan Air Tanah Seharusnya Menjadi Isu Sentral di Pilkada Jakarta

Data sangat sering menunjukkan bahwa Jakarta secara kualitas udara menjadi wilayah paling kotor.