TEMPO.CO, Jakarta - Telah sejak 2014 lalu teknologi AI, yang dikenal sebagai generative adversarial networks, telah memungkinkan individu penggila teknologi mengubah dan memanipulasi gambar atau audio (deepfake). Mereka memanipulasi secara digital video-video eksisting milik orang lain untuk menggantinya dengan wajah berbeda, membuat ekspresi wajah yang baru, dan menyisipkan suara perkataan baru mengikuti gerak bibir yang sesuai.
Kemampuan itu di sisi lain telah memberi jalan pelaku penipuan (scammer), peretas (hacker), dan pengguna internet lainnya untuk memproduksi video deepfake. Video-video di mana selebritas seperti Taylor Swift dan bahkan orang biasa mungkin menemukan diri mereka ada dalam deepfake pornografi yang non-konsensual, scam, dan disinformasi politis alias hoax.
Sejumlah teknik untuk bisa identifikasi gambar palsu bangkitan AI (identifikasi keganjilan secara sosiokultural, dan lain-lain) bisa diplikasikan ke video deepfake. "Video-video bangkitan AI mungkin lebih mudah untuk bisa dideteksi daripada gambar atau foto karena ada banyak gerakan di dalamnya dan ada lebih banyak peluang untuk artefak (bikinan, tidak natural) dan ketidakmungkinan yang harus dibangkitkan AI," tutur Negar Kamali, doktor di bidang ilmu komputer dari Northwestern University di Illinois.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology dan Northwestern University in Illinois telah mengumpulkan beberapa tip berikut untuk bisa menemukan video deepfake. Sekalipun, mereka mengakui pula kalau tidak ada satu metode yang bisa digunakan untuk semua kasus. Berikut 6 tip untuk bisa mengidentifikasi video-video bangkitan AI:
1. Gerakan mulut dan bibir: Apakah ada momen-momen ketika video dan audio tidak sepenuhnya selaras?
2. Kesalahan anatomis: Apakah wajah atau badan terlihat aneh atau bergerak secara tidak alami?
Deepfake dalam video Nancy Pelosi yang pernah viral. YOUTUBE/CBS/POLITICSWATCHDOG
3. Wajah: Cermati apakah ada inkonsistensi dalam kehalusan wajah atau keriput di sekitar dahi dan pipi, juga tahi lalat.
4. Pencahayaan: Apakah pencahayaan inkonsisten? Apakah bayangan yang ada berperilaku wajar? Perhatikan secara khusus ke arah mata, alis mata, dan kacamata.
5. Rambut pada wajah: Apakah kumis atau janggut terlihat aneh atau bergerak dengan cara yang tak biasa?
6. Kedip mata: Terlalu banyak atau sedikit berkedip bisa jadi tanda deepfake.
Pilihan Editor: Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap