TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu, 18 September 2024, memantau siklon tropis dan bibit siklon tropis di sekitar Indonesia, yaitu Siklon Tropis Pulasan di Laut Filipina dan bibit Siklon Tropis 98W di Laut Barat Filipina.
Sikion Tropis Pulasan tepatnya berada di 18.4° Lintang Utara dan 139.8° Bujur Timur atau sekitar 2.220 kilometer sebelah utara Biak, dengan kecepatan angin maksimum 40 knot (75 kilometer/jam) dan tekanan udara minimum 996 hPa.
Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Pulasan diperkirakan persisten dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat - barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
Dampak tidak langsung siklon tropis Pulasan adalah gelombang tinggi 2.5- 1.25 meter (Moderate Sea) di Selat Makassar bagian tengah dan utara, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro hingga Bitung - Laut Maluku, perairan utara Halmahera - Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera
Sementara bibit Siklon 99W tepatnya berada di sekitar 17.7° Lintang Utara dan 119.8° Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimum 998 hPa. Dalam 12-24 jam ke depan Bibit Siklon Tropis 98W diperkirakan berpeluang tinggi menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat.
Dampak tidak langsung bibit Siklon Tropis 98W adalah hujan sedang hingga lebat di Kepulauan Riau dan gelombang tinggi 1.25 -2.5m (Moderate Sea) di Laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna - Selat Malaka bagian tengah. Selain itu gelombang tinggi 2.5-4.0 m (Rough Sea) di perkirakan terjadi di Laut Natuna Utara dan di Selat Malaka bagian utara.
Bibit siklon tropis 98W membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Laut Andaman, di Teluk Thailand, dari Laut Cina Selatan hingga Filipina dan dari Pulau Kalimantan bagian utara hingga Laut Sulu. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi lainnya memanjang dari perairan barat Aceh hingga Sumatera Utara, dari Laut Timur hingga perairan Selatan NTB, di perairan Timur Filipina, dari perairan utara Papua hingga Maluku Utara, di Papua dan dari Papua Pegunungan hingga Papua Tengah.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Pilihan Editor: Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video Kreatif Nasional Berkat Ide Destinasi Animalium