TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistyo, memastikan susu ikan sudah lama dikenalkan kepada masyarakat. Pada 2017, para peneliti dari Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah menemukan manfaat hidrolisat protein ikan (HPI). Produk susu ikan akhirnya dikembangkan hingga 2021.
"Pada 2023 susu ikan ini sudah dikenalkan oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono bersama Menterti Koperasi dan UKM Teten Masduki,” kata Budi dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta, Selasa, 17 September 2024.
Produk susu yang bukan susu ini ramai dibincangkan lantaran berpotensi menggantikan susu sapi dalam menu makan bergizi gratis (MBG), program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Seperti disebutkan oleh Budi Sulistyo, minuman protein ini adalah turunan HPI yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat, produk itu disebut susu ikan.
Produk HPI tengah dipromosikan sebagai solusi peningkatan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram per kapita per hari. Angka itu lebih rendah dibanding asupan protein rata-rata penduduk negara di Asia Tenggara, bahkan jauh ketinggalan dari negara maju yang asupannya mencapai 100 gram per kapita perhari.
Pemerintah mengenalkan HPI sebagai produk hasil fortifikasi bahan pangan. KKP juga diketahui sempat mengadakan demo penggunaan HPI untuk beberapa jenis makanan berprotein, mulai dari biskuit, cilok, kue sus, roti gambang, dan sebagainya.
Menurut Budi, kandungan dalam susu ikan menjadi opsi baru bagi masyarakat yang ingin mengonsumsi protein ikan. Tak harus berupa ikan secara langsung, dia menyebut masyarakat bisa memakan hasil olahan sejenis, seperti sosis atau bakso ikan.
"Ini salah satu upaya kita melalui berbagai macam cara, berbagai macam metode, hingga hilirisasi, untuk meningkatkan asupan protein masyarakat," kata dia.
Pilihan Editor: Kabupaten Seluma Bengkulu Akui 5 Komunitas Adat, Masih Tersisa 14 Lagi