Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dosen Unair Jelaskan Dampak Ekspor Pasir Laut: Intrusi Air Laut ke Darat Hingga Meningkatnya Biaya Melaut Nelayan

image-gnews
Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kembali membuka peluang proses ekspor pasir laut ke luar negeri. Setelah hadirnya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut, Kementerian Perdagangan mengeluarkan Permendag Nomor 20/2024 dan 21/2024 untuk merevisi larangan ekspor pasir laut yang sudah 20 tahun dilarang.

Dosen Biologi Kelautan, Akuakultur dan Ekologi Molekuler Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (Unair) Sapto Andriyono mengatakan perlu diperhatikan dampak ekologis maupun sosial dari kegiatan ekspor pasir laut yang sedang gencar digalakkan pemerintah.

Menurutnya, proses ekspor pasir laut perlu memperhatikan perubahan aktivitas manusia yang dapat mengubah kondisi alam, baik secara langsung maupun tidak. Proses ini dapat mengganggu keseimbangan ekologis perairan laut, khususnya di wilayah yang menjadi pusat pengerukan pasir maupun sedimen yang akan diekspor.

“Pasir di ekosistem laut menjadi tempat hidup organisme yang hidup di dasar perairan dan memiliki peran penting dalam ekologis, seperti daur mineral yang secara langsung dapat mempengaruhi kelangsungan proses ekologis. Dengan adanya kegiatan ini dapat merusak pasir sebagai habitat organisme,” ungkap Sapto dikutip Tempo dari keterangan tertulis, Kamis, 26 September 2024.

Selain sebagai habitat organisme, Sapto mengatakan penambangan pasir secara intensif dapat mengubah garis pantai. Perubahan arus akan terjadi pada daerah yang menjadi lokasi pengerukan sedimen pantai yang akan mengubah bentuk geografi pantai dan merusak kapiler air laut dan tawar.

“Perlu perhatian khusus pada dampak intrusi air laut yang mana membuat air laut semakin naik ke daratan. Hal ini yang menyebabkan sulitnya mendapatkan air tanah yang tawar di wilayah pesisir, sehingga penyediaan air bersih untuk kegiatan rumah tangga menjadi sulit dilakukan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sapto mengungkapkan bahwa proses pengerukan pasir maupun sedimen laut dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Namun, ia menekankan bahwa lapangan pekerjaan yang disediakan hanya bersifat sementara sampai dengan tercapainya target pengerukan pasir maupun sedimen laut. Ia menambahkan dampak yang timbul akan bertahan lebih lama.

“Lapangan pekerjaan yang ada hanyalah sementara. Lalu bagi nelayan pasti mereka harus melaut ke lokasi yang lebih jauh. Dengan lokasi yang lebih jauh, biaya transportasi akan semakin besar dan pasti terdapat perubahan alat tangkap menyesuaikan dengan lokasi penangkapan ikan,” ungkapnya.

Dalam menangani permasalahan ini, Sapto menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah untuk menghentikan berjalannya penambangan pasir untuk ekspor. Pemerintah harus tegas dalam menghentikan segala bentuk kegiatan yang akan banyak merugikan lingkungan daripada manfaatnya. Masyarakat tentu harus ikut andil dalam mengawal jalannya kebijakan ini. 

“Pemerintah harus mencabut peraturan yang ada dan menghentikan segala bentuk penambangan pasir dan mencabut izin badan-badan yang terlibat. Selain itu, perlu pelatihan untuk memberikan keterampilan bagi masyarakat agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Supaya tidak lagi menggeluti profesi penambang pasir atau sedimen laut,” ucapnya.

Pilihan Editor: Deret Tonggak Telah Jadi Tanggul Laut di Pesisir Kabupaten Tangerang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kontroversi Ekspor Pasir Laut, Peneliti Pesisir IPB: Tidak Ada Untungnya bagi Indonesia

6 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Freepik
Kontroversi Ekspor Pasir Laut, Peneliti Pesisir IPB: Tidak Ada Untungnya bagi Indonesia

Pimpinan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB menilai pengerukan pasir laut mengusik ekosistem. Kebijakan ekspor disebut tanpa kajian.


Kemenkeu Ungkap Potensi PNBP Ekspor Pasir Laut Capai Triliunan

11 jam lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Kemenkeu Ungkap Potensi PNBP Ekspor Pasir Laut Capai Triliunan

Kementerian Keuangan mengatakan pemerintah belum menentukan target penerimaan dari ekspor pasir laut untuk tahun depan.


Jika Sedimen di Laut untuk Uruk Pantai, Ahli: Bisa Amblas Kena Ombak

18 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Freepik
Jika Sedimen di Laut untuk Uruk Pantai, Ahli: Bisa Amblas Kena Ombak

Sedimen di laut yang akan ditambang dan diekspor seperti yang dimaksud Jokowi diyakini bukanlah yang berupa lumpur-lempung dan lanau.


Politikus Gerindra Minta Ekspor Pasir Laut Ditunda, Kiara: Harusnya Minta Dibatalkan

21 jam lalu

Konferensi pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin 23 September 2024. Di dalamnya dinyatakan antara lain KKP menyeleksi ketat izin ekspor pasir laut dan mengawasi praktiknya di lapangan. Dok. Humas KKP
Politikus Gerindra Minta Ekspor Pasir Laut Ditunda, Kiara: Harusnya Minta Dibatalkan

Sekjen KIARA, Susan Herawati mengkritik keras pernyataan Politikus Gerindra, Ahmad Muzani untuk menunda ekspor pasir laut. Ia menilai jika pernyataan itu tidak mewakilkan rakyat.


Sedimentologist Bicara Kontroversi Sedimen dan Pasir Laut versi Jokowi di Top 3 Tekno

22 jam lalu

Andang Bachtiar. Foto : Andangbachtiar.com
Sedimentologist Bicara Kontroversi Sedimen dan Pasir Laut versi Jokowi di Top 3 Tekno

Selain seputar sedimen dan pasir laut, ada juga profil Rektor UI yang baru dan keluhan pada layar sentuh iPhone 16 Pro.


Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

1 hari lalu

Ilustrasi pasir laut. Shutterstock
Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

Kiara menilai kebijakan ekspor pasir laut dinilai memutuskan secara sepihak.


Bukan Hasil Sedimentasi, Pakar Geologi Sebut Material di Paparan Sunda Murni Pasir Laut Purba

1 hari lalu

Ilustrasi pasir laut. Shutterstock
Bukan Hasil Sedimentasi, Pakar Geologi Sebut Material di Paparan Sunda Murni Pasir Laut Purba

Pakar geologi menyebut material yang terancam dikeruk di Paparan Sunda adalah pasir laut purba, bukan hasil sedimentasi,


KKP Verifikasi 66 Perusahaan Pemohon Ekspor Pasir Laut, Volume Ditaksir 3 Miliar Meter Kubik

1 hari lalu

Akademikus, pegiat lingkungan, serta para nelayan memprotes PP Nomor 26 Tahun 2023 karena membuka kembali keran ekspor pasir laut yang ditutup sejak 2003.
KKP Verifikasi 66 Perusahaan Pemohon Ekspor Pasir Laut, Volume Ditaksir 3 Miliar Meter Kubik

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah memverifikasi 66 perusahaan pemohon rekomendasi ekspor pasir laut. Volume ditaksir capai 3 miliar meter kubik.


Mahasiwa Unair Garap Mobil dan Gokart Listrik, Rektor: Inovasi yang Setara Tugas Akhir

1 hari lalu

Test drive kendaraan listrik Oscar di lintasan depan GOR Kampus Unair, Surabaya (Dok. Unair)
Mahasiwa Unair Garap Mobil dan Gokart Listrik, Rektor: Inovasi yang Setara Tugas Akhir

Tim mahasiswa dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair meluncurkan gokart listrik dan purwarupa mobil listrik.


Kontroversi Keran Ekspor Pasir Laut Indonesia yang Kembali Dibuka Jokowi

1 hari lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Freepik
Kontroversi Keran Ekspor Pasir Laut Indonesia yang Kembali Dibuka Jokowi

Di ujung periodenya, pemerintahan Jokowi menambah "dosa ekologis" dengan membuka lagi ekspor pasir laut. Bagaimana analisa organisasi lingkungan hidup