Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

image-gnews
Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, perburuan komet C/2023 A3 atau Tsuchinshan-ATLAS masih bisa berlanjut. “Kalau kemarin di timur kemunculan komet nanti akan berubah di barat setelah matahari terbenam,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Rabu 2 Oktober 2024.

Komet C/2023 A3 yang ditemukan pada 9 Januari 2023, dari hasil pengamatan di Purple Mountain Observatry alias Tsuchinshan Chinese Observatory pada September lalu, diketahui tengah mengorbit mendekati matahari dalam perjalanan jauhnya dari awan Oort selama 80.660 tahun. Beberapa pengamat dan penggemar astrofotografi berhasil menangkap penampakan komet itu seperti di daerah Lembang, Bandar Lampung, dan Jawa Timur antara pukul 04.00-05.00 WIB. 

Dari semua foto terlihat bintang berekor itu mengarah seolah tengah menukik dari langit. Menurut Avivah, posisi komet akan tetap sampai 29 September, kemudian bergeser ke perbatasan dengan rasi bintang Leo lalu ke Virgo. Komet ini bisa diamati lagi di ufuk barat setelah matahari terbenam mulai 12 Oktober hingga pekan ketiga ketika bintang berekor itu makin meredup seiring arahnya yang menjauh dari matahari. Setiap hari hingga 26 Oktober posisi komet akan semakin tinggi dari ufuk atau horison. 

Peristiwa langit lainnya pada Oktober yaitu tiga hujan meteor, dimulai hujan meteor minor yang tampak datang dari rasi bintang Draco di arah antara barat laut dan utara pada 6 – 10 Oktober. Saat puncaknya pada 8 Oktober ada 5 meteor per jam yang bisa diamati setelah matahari terbenam hingga ras bintang itu tenggelam pukul 21.33 WIB. “Agak sulit untuk menemukan rasi yang satu ini karena posisinya yang cukup rendah di horison,” kata Avivah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikutnya hujan meteor Taurid yang berasal dari butiran debu asteroid dan sisa debu komet sejak 28 September – 2 Desember. Meskipun tidak pernah lebih dari 5 meteor per jam, namun benda langit itu sering muncul seperti bola api di arah timur. Kemudian ada hujan meteor Orionid yang berasal dari sisa debu komet pada 2 Oktober sampai 7 November 2024 di arah antara timur laut dan timur. Saat fase puncaknya 21 Oktober diperkirakan muncul 25 meteor per jam mulai pukul 22.15 WIB sampai menjelang fajar. Cahaya bulan bisa mengganggu pengamatan. 

Fase bulan baru dimulai 3 Oktober yang terbit hampir bersamaan dengan matahari. Saat itu bulan tengah berada di posisi terjauhnya dengan bumi atau apogee yang berjarak 406.161 kilometer. Sepekan kemudian bulan perbani awal, lalu bulan purnama 17 Oktober ketika bulan sudah dalam posisi terdekatnya dengan bumi atau perigee yang berjarak 357.175 kilometer. 

Pilihan Editor: Kiara Sebut Ekspor Pasir Laut Ganggu Nelayan, Material yang Dikeruk Tak Tergantikan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar Tanggal Merah Oktober 2024, Ada 4 Hari Libur

1 hari lalu

Ketahui daftar tanggal merah dan cuti bersama usai lebaran yang bisa digunakan untuk mempersiapkan liburan bersama keluarga. Foto: Canva
Daftar Tanggal Merah Oktober 2024, Ada 4 Hari Libur

Bagi Anda yang berencana liburan, berikut ini daftar tanggal merah di bulan Oktober. Ada 4 tanggal merah yang bisa dimanfaatkan.


Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

1 hari lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

Serangkaian peringatan hari nasional pada Oktober. Ada Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, Hari Sumpah Pemuda hingga Hari Batik Nasional.


Agenda Wisata dan Budaya Sepanjang Oktober 2024

2 hari lalu

1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema
Agenda Wisata dan Budaya Sepanjang Oktober 2024

Dari perayaan tari kolosal hingga festival adat yang sarat makna spiritual, berbagai acara menarik siap menyambut wisatawan Oktober 2024.


Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

3 hari lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

Sistem pendidikan tanpa ujian nasional, dampak pengerukan pasir laut, dan ulasan komet menjadi Top 3 Tekno, Senin, 30 September 2024.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

3 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

29 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

31 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.


Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

25 Juli 2024

Kampung Alien di Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Dok. Istimewa
Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.


11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

25 Juli 2024

Merkurius Menciut
11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.


Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

20 Juli 2024

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.