TEMPO.CO, Jakarta - Edufarmers International Foundation menjadi salah satu organisasi yang menerima pendanaan US$ 2 juta atau setara Rp 30,6 miliar dari Google.org. Hibah ini diberikan untuk mendukung kesiapan menyambut masa depan ekonomi dengan pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Chief Operating Officer dari Edufarmers, Amri Ilmma, berharap organisasinya dapat memberi dampak yang lebih besar melalui program yang dibuat dari pendanaan Google ini. Program ini akan diberi nama Fostering AI for Resilient Farming and Mitigating Stunting (F.A.R.M.), yang terdiri dari dua komponen untuk menjangkau 200 ribu petani kecil dan keluarga kurang mampu.
Komponen pertama, untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, melalui Ekosistem Plaza Bertani. “Ekosistem ini berfungsi sebagai platform terpadu yang menggabungkan pendidikan pertanian, upaya memperkuat koperasi, dan chatbot AI yang dirancang untuk membantu petani,” ujar Amri, Rabu, 2 Oktober 2024.
Chatbot bertenaga AI ini, kata Amri, akan membantu 80 ribu petani mempelajari cara memaksimalkan hasil panen mereka berdasarkan data lokal real-time. Sementara Plaza Bertani Ecosystem akan memberdayakan 20 ribu petani kecil melalui sekolah lapangan tatap muka untuk membangun keterampilan mereka.
Komponen kedua, yakni untuk berkontribusi pada upaya Indonesia dalam pencegahan dan pengurangan stunting. “Edufarmers akan meluncurkan Nutrition AI and Knowledge Hub, sebuah platform daring yang akan berisi bahan edukasi, pengetahuan, dan kampanye yang berfokus pada nutrisi,” kata Amri.
Platform ini dirancang untuk membantu 100 ribu orang tua, kader posyandu, dan guru dalam mendukung perkembangan anak serta mempromosikan pengambilan keputusan yang tepat terkait nutrisi. Selain itu, 1.500 anak akan menerima intervensi nutrisi melalui program "One Day One Egg" dari Edufarmers, yang memberikan makanan (telur) kepada mereka.
Lebih jauh, Edufarmers berencana untuk bekerja sama dengan berbagai mitra dalam menggunakan hibah ini. “Kami akan menggandeng Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan untuk memperoleh dukungan resmi atas program, bertukar pengetahuan, dan memastikan hasil program sesuai prioritas nasional,” ujarnya.
Untuk pengembangan Chatbot Pertanuab dan Plaza Bertani Ecosystem, Edufarmers akan bermitra dengan startup teknologi seperti Dayatani dan Agriaku, serta Asosiasi Pemuda Tani. Sementara untuk pengembangan program ZeroStunting dan AI Nutrisi, Edufarmers akan berkolaborasi dengan berbagai Posyandu, sekolah, dan LSM seperti 1000 Days Fund dan GoTo Foundation, serta perusahaan seperti Japfa.
Sebelumnya, Edufarmers sempat mendapat hibah serupa dari Google.org pada 2022. Melalui dana tersebut, Edufarmers mengklaim sudah melatih 4.400 petani dan lebih dari 1.000 anak muda melalui program "Bertani untuk Negara".
Pilihan Editor: Riset: Batas Atas Daya Dukung Lingkungan untuk Perkebunan Sawit di Indonesia Hampir Terlewati