Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Peneliti BRIN Teliti Fungsi Fitoremediasi Tumbuhan Air di Danau Ledulu

image-gnews
Pekerja merawat tanaman air di pusat budi daya tanaman air Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa 20 Oktober 2020. Tanaman untuk menghias aquascape tersebut dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per tanaman. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja merawat tanaman air di pusat budi daya tanaman air Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa 20 Oktober 2020. Tanaman untuk menghias aquascape tersebut dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per tanaman. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti tentang fitoremediasi, yaitu suatu metode yang digunakan pada air tawar untuk menghilangkan kontaminasi. Metode ini bekerja dengan cara menyerap karbon secara biologis melibatkan penyerapan polutan oleh akar tanaman air.

Kontaminan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup tanaman air tersebut, seperti fotosintesis. Proses tersebut juga membantu mengembalikan nutrisi yang baik untuk memperbaiki kondisi perairan yang telah rusak atau tercemar.

"Fitoremediasi sangat ramah lingkungan, relatif murah dan dapat diandalkan untuk mengolah air yang terkontaminasi," kata Media Fitri Isma Nugraha, peneliti ahli utama di Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, BRIN. 

Lewat keterangan tertulis, Selasa 8 Oktober 2024, Fitri mengungkap kalau dia dan timnya meneliti fitoremediasi di Danau Ledulu, Nusa Tenggara Timur. Di danau tersebut ditemukan berbagai jenis tumbuhan air seperti Panicum, Ludwigia adscendens, H. Hara, Najas indica, Ipomea aquatica, Pontederia korsakowii, Callitriche, Bocopa monnierii, dan Nymphoea alba

"Tumbuhan-tumbuhan ini diambil untuk mendeteksi serapan logam berat di danau tersebut," katanya.

Fitri dan tim juga melakukan autentifikasi tumbuhan perairan untuk menghindari kesalahan identifikasi spesies. Tujuannya, mencegah kesalahan dalam pendeteksian dan memastikan klarifikasi spesies yang tepat. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Autentifikasi penting dilakukan sebab dalam tumbuhan atau tanaman air sering terjadi variasi hibrida, seperti perbedaan warna dan bentuk. Selain itu, habitat dan ekosistem tumbuhan air bisa sangat bervariasi. Beberapa spesies disebut Fitri mungkin hanya dapat ditemukan di habitat tertentu sebagai spesies endemik.

Kemudian dilakukan analisis fitokimia. Fitri menjelaskan, analisis ini penting untuk melihat metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh tumbuhan air. Dia menyebut beberapa kandungan antara lain yang bikin serangga tidak jadi memakannya. "Hal ini disebabkan kemungkinan dari aroma atau rasa yang tidak enak yang dikeluarkan dari senyawa metabolit sekundernya." 

Fitri menyimpulkan, selain berfungsi sebagai antibakteri melalui proses fitoremediasi, tumbuhan air juga mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk ikan maupun manusia. Selain itu, keberadaan tumbuhan air dapat mempercantik ekosistem, baik di akuarium maupun di alam, sehingga memberikan nilai estetika yang lebih.

“Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestarian tumbuhan air dan memastikan perairan tetap bersih agar kita bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar dari ekosistem perairan kita,” katanya.

Pilihan Editor: KLHK Tagih Peta Jalan Pengurangan Sampah Plastik Ratusan Produsen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Cuaca Hujan Merata di Jabodetabek Masih Akan Bertahan Beberapa Hari

13 jam lalu

Ilustrasi hujan deras. Shutterstock
BMKG: Cuaca Hujan Merata di Jabodetabek Masih Akan Bertahan Beberapa Hari

Peneliti BRIN ungkap permintaan kewaspadaan yang sama untuk hujan merata di Jabodetabek 2-3 hari ke depan, tapi berbeda penyebab.


3 Faktor Penyebab Hujan Lebat di Jabodetabek Hari Ini Menurut Peneliti BRIN

22 jam lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
3 Faktor Penyebab Hujan Lebat di Jabodetabek Hari Ini Menurut Peneliti BRIN

Hujan yang terjadi hari ini tidak didukung oleh monsoon Asia yang kuat yang biasa identik dengan datangnya musim hujan di Indonesia.


Cuaca Panas Pekan Terakhir Oktober, Suhu Udara Kembali Tembus 38 Derajat

1 hari lalu

Cuaca panas dan terik di Indonesia pada pekan terakhir Oktober 2024. Suhu maksimum harian tertinggi dicatat BMKG lebih dari 38 derajat Celsius. Dok. BMKG
Cuaca Panas Pekan Terakhir Oktober, Suhu Udara Kembali Tembus 38 Derajat

Berdasarkan data BMKG, cuaca panas meningkat di antaranya di Surabaya pada akhir Oktober.


Cuaca Panas dan Kering Saat Ini Diperkirakan Sampai Pertengahan November

2 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Cuaca Panas dan Kering Saat Ini Diperkirakan Sampai Pertengahan November

Peneliti BRIN jelaskan sebab cuaca panas dan terik di Indonesia saat ini karena maraknya siklon tropis di utara Indonesia. Awal musim hujan tertunda.


Ini Kata Peneliti BRIN soal Pentingnya Pelestarian Motif Megalitik Tutari Papua

3 hari lalu

Mahasiswa ISBI Tanah Papua bersiap menari di Situs Megalitik Tutari, Papua. Dok. Hari Suroto
Ini Kata Peneliti BRIN soal Pentingnya Pelestarian Motif Megalitik Tutari Papua

Peneliti BRIN menekankan pentingnya pelestarian motif Megalitik Tutari sebagai sumber inspirasi seni kontemporer Papua.


Tips dari Henra yang Lulus S2 Tercepat dan Cum Laude dari UGM

3 hari lalu

Henra, mahasiswa program fast track di orogram studi Magister Bioteknologi di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Dok. UGM
Tips dari Henra yang Lulus S2 Tercepat dan Cum Laude dari UGM

Lewat program fast-track, Henra berhasil lulus dari Program Studi Magister Bioteknologi UGM hanya dalam waktu setahun.


BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

4 hari lalu

Logo baru PKS. dok.Panitia Munas PKS
BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

Tim riset partai politik (parpol) BRIN melaporkan hasil riset mengenai "Indeks Pelembagaan Partai Politik di Indonesia".


BRIN dan Pemkot Semarang Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Petasol Setara Solar

4 hari lalu

Inovasi limbah plastik jadi bahan bakar oleh BRIN dan Pemkot Semarang. Dok. Humas BRIN
BRIN dan Pemkot Semarang Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Petasol Setara Solar

Petasol memanfaatkan limbah plastik yang mengotori sungai dan irigasi menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan.


Respons BRIN Soal Isu Tumpang Tindih Kewenangan dengan Kemendiktisaintek

5 hari lalu

Calon Wakil Menteri Wamen Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Stella Christie (tengah) berdampingan dengan calon Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh E. Hermawati (kanan) dan calon Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk (kiri) sebelum pelantikan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. Presiden Prabowo Subianto melantik 56 wakil menteri Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Respons BRIN Soal Isu Tumpang Tindih Kewenangan dengan Kemendiktisaintek

Apa kata BRIN?


Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

6 hari lalu

Panel 105 Karmawibhangga. Dok. eTropic diambil dari Koran Tempo
Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

Tim peneliti dari BRIN dan lainnya menantang hasil penelitian sebelumnya di Candi Borobudur oleh arkeolog Belanda yang juga gunakan metodologi queer.