TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan lima kelompok keong darat yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Pemanfaatan dilakukan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, dan pengetahuan tentangnya semakin langka.
Penelitian keanekaragaman dan potensi pemanfaatan keong darat di Indonesia itu dilakukan oleh Ayu Savitri Nurinsiyah. Salah satu fokus penelitiannya adalah untuk menggali pengetahuan tradisional masyarakat mengenai penggunaan keong darat sebagai obat herbal.
Ayu dan tim bersama mahasiswa doktoral IPB melakukan penelitian tentang etnomalakologi (ethnomalacology) atau pengetahuan tradisional terkait pemanfaatan moluska. Pengetahuan tradisional ini menjadi dasar pengetahuan untuk bioprospeksi. Hasilnya, ada lima kelompok keong yang diidentifikasi, yakni Lissachatina fulica, Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, Ampullariidae, dan Viviparidae.
“Lima kelompok ini secara rutin digunakan untuk pengobatan tradisional, seperti untuk menyembuhkan luka, asma, dan beberapa penyakit lainnya,” kata Ayu melalui keterangan tertulis, Senin, 7 Oktober 2024.
Penelitian etnomalakologi mengungkap bahwa masyarakat di beberapa daerah Indonesia masih menggunakan keong darat untuk pengobatan, meskipun pengetahuan ini semakin langka. Penelitian tersebut juga menunjukkan potensi besar dari keong darat untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan dasar obat-obatan modern.
Lebih lanjut, Ayu menjelaskan, dari 126.316 spesies keong yang telah divalidasi di dunia, lebih dari 5.000 spesies diketaui berada di tanah air. Sebanyak 557 spesies hidup di air tawar, 111 spesies di antaranya hidup sebagai endemik Indonesia. Sedangkan yang hidup di darat diketahui ada 1.294 spesies yang 595 di antaranya endemik di Indonesia.
Ayu mengungkapkan, Pulau Jawa dan sekitarnya merupakan salah satu daerah dengan keanekaragaman spesies keong darat yang tinggi. Dari 263 spesies yang ada, 104 spesies di antaranya adalah spesies endemik atau hanya berada di Pulau Jawa dan pulau kecil di sekitarnya. Beberapa spesies bahkan hanya ditemukan di area tertentu, seperti pegunungan Halimun atau daerah sekitar Yogyakarta.
Tradisional-Global Telah Mengenal Manfaat Keong Darat
Selain memiliki fungsi ekologis yang penting dalam ekosistem, keong darat juga telah dikenal di dunia memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk kuliner, obat-obatan, dan kosmetik. Di berbagai negara, keong telah lama digunakan sebagai sumber protein alternatif. Misalnya, di Prancis, keong darat (escargot) merupakan makanan mewah yang sangat digemari dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Selain sebagai sumber makanan, lendir yang dihasilkan oleh keong darat juga memiliki nilai medis yang tinggi. Lendir keong diketahui memiliki sifat antibakteri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan lendir keong pada luka dapat mempercepat proses penyembuhan dibandingkan metode pengobatan konvensional.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa keong darat mengandung berbagai senyawa bioaktif yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan dasar kosmetik, terutama untuk produk perawatan kulit. Lendir keong yang kaya akan kolagen dan elastin dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan merangsang produksi sel-sel baru, sehingga berpotensi besar dikembangkan sebagai produk anti-penuaan.
Menurut Ayu, salah satu tantangan utama dalam pengembangan riset ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keanekaragaman keong darat serta potensi pemanfaatannya. Banyak yang menganggap keong sebagai hama. Padahal, keong memiliki peran ekologis dan ekonomi yang penting.
Penelitian dan upaya konservasinya di Indonesia juga masih sangat terbatas, terutama dalam hal pendokumentasian spesies keong darat di Indonesia. Kurangnya data distribusi dan populasi spesies ini membuat upaya konservasi menjadi lebih sulit.
“BRIN terus berupaya melakukan penelitian dan konservasi yang berkelanjutan untuk memastikan keanekaragaman ini tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan,” kata dia.
Pilihan Editor: Model AI Meta Movie Gen dan Update Tanggul Laut Jakarta di Top 3 Tekno