TEMPO.CO, Jakarta - Produser TiMi Studio Group, Robin Xin, menjanjikan pengalaman baru bagi seluruh penggemar Age of Empires Mobile, game strategi yang baru diadaptasi dari versi PC ke ponsel. Game klasik yang populer menjelang akhir era 90-an ini akhirnya resmi dirilis di Apple App Store dan Google Play mulai 17 Oktober lalu
“Age of Empires Mobile memberikan kedalaman strategi yang luar biasa kepada para pemain, dengan gaya seni yang mendetail dan menghormati sejarah serta mitologi,” kata Robin melalui keterangan resmi pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Selayaknya game bergenre strategi pada umumnya, Age of Empires Mobile akan hadir dengan beberapa sekuel dalam alur ceritanya. Pengembangan yang berbeda di versi seluler ini adalah hadirnya lokasi baru dengan empat peradaban, mulai dari Perancis, Romawi, Cina, dan Bizantium—istilah untuk kekaisaran Romawi Timur.
Pemain akan menjadi pemimpin tokoh-tokoh legendaris seperti Barbarossa dan Ratu Sheba. Cerita di game ini juga melibatkan pertempuran besar yang mengandalkan strategi pemain. Perbedaan lain dari versi mobile Age of Empires ini adalah para pemain bisa membangun kerajaan dan bersekutu dengan orang lain secara daring di seluruh dunia. Tujuan akhirnya untuk mencari kejayaan di ujung cerita game ini.
TiMi Studio Group yang terkenal lewat Call of Duty Mobile dan Pokémon Unite menggarap versi baru Age of Empires bersama World’s Edge, studio di bawah naungan Xbox. Menurut Robin, para pemain berpeluang mencoba ratusan kombinasi serangan. Ada juga opsi pembentukan aliansi di kalangan pemain online secara massal, serta pilihan mode Siege untuk perang antar aliansi
Tim kreator juga menyediakan mode pemain tunggal bagi gamer yang ingin mencari elemen ikonik dari versi asli Age of Empires. Ketika diluncuran, Age of Empires Mobile menyediakan 8 peradaban, sudah termasuk Inggris, Mesir, Prancis, Jepang, dan Korea.
Senior Director of Production di World’s Edge, Earnest Yuen, mengatakan waralaba Age of Empires kini bisa menjangkau pasar pemain game ponsel. Tampilan latar game ini juga dirancang lebih canggih.
“Anda bisa mendengar dunia yang hidup, dengan suara air yang mengalir di tepi pantai, dan angin yang bertiup di antara pepohonan,” ucap Earnest.
Pilihan Editor: Begini Dilema Mendiktisaintek Satryo Soemantri Soal AI yang Berpotensi Gantikan Pekerjaan Manusia