TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, sempat membahas peluang riset kolaboratif ketika bertemu delegasi Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) di Gedung D Kemdiktisaintek pada Rabu, 30 Oktober 2024. Kolaborasi itu akan diprioritaskan untuk pengembangan sumber daya manusia, serta penelitian bertema science, technology, engineering, and mathematics (STEM)
Salah satu inisiatif yang dijajaki Satryo dan Rich Lyons, rektor UC Berkeley, menyangkut jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh studi ke kampus UC Berkeley di California, Amerika Serikat. “Saya berharap jumlah siswa yang melanjutkan pendidikannnya di Berkeley akan bertambah,” ujar Satryo dalam keterangan resmi, Kamis, 31 Oktober 2024.
Satryo dan Lyons juga membahas program pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, serta kolaborasi publik dan swasta untuk transformasi teknologi. Keduanya sepakat membangun ekonomi berbasis pengetahuan di Indonesia yang dapat menghasilkan solusi nyata dan dampak positif.
Menurut Lyons, Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara asal mahasiswa terbanyak di UC Berkeley. Dia menyebut UC Berkeley mengajarkan cara berpikir kewirausahaan. “Meliputi aspek berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi,” katanya.
Pada Mei 2023, rombongan Universitas Indonesia (UI) sempat berkunjung ke UC Berkeley dan menjajaki kolaborasi akademik. Saat itu, rombongan asal Indonesia diwakili oleh Abdul Haris, wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan UI, yang pada Maret 2024, dilantik menjadi direktur jenderal pendidikan tinggi, riset, dan teknologi di Kementerian Pendidikan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)—belakangan dipecah menjadi tiga kementerian baru.
“Suatu kebanggaan bagi Universitas Indonesia dapat bermitra dan berkolaborasi dengan salah satu kampus terbaik dunia, ini berarti bahwa reputasi akademik UI diakui dan disegani oleh komunitas ilmiah internasional, khususnya di negara-negara maju,” kata Haris melalui keterangan tertulis, pada Mei 2023, dilansir dari Antara.
Pilihan Editor: Pabrik Rayon untuk Sritex Disebut Stop Operasi 2 Tahun Terakhir, Masih Sebar Bau Tak Sedap