TEMPO.CO, Jakarta - LinkedIn baru saja meluncurkan produk kecerdasan buatan atau artificial intelligence terbarunya, AI Hiring Assistant, pada pekan lalu, Rabu, 29 Oktober 2024. Melansir dari TechCrunch, fitur ini dikembangkan untuk mempermudah berbagai tugas perekrutan, mulai dari merangkum catatan sederhana menjadi deskripsi pekerjaan yang lebih lengkap, hingga mencari dan berinteraksi langsung dengan kandidat.
LinkedIn menyebut AI Hiring Assistant sebagai pencapaian besar dalam perjalanan mereka mengembangkan teknologi AI. Ini adalah ‘agen AI’ pertama dari perusahaan milik Microsoft tersebut, yang difokuskan untuk membantu salah satu kelompok pengguna paling penting di platform mereka, yakni para perekrut.
“Dirancang untuk mengambil alih tugas paling berulang seorang perekrut sehingga mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu pada bagian pekerjaan mereka yang paling berdampak,” kata Hari Srinivasan, VP produk LinkedIn, dikutip dari TechCrunch, Senin, 4 Oktober 2024.
AI Hiring Assistant saat ini sudah diujicobakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti AMD, Canva, Siemens, dan Zurich Insurance. LinkedIn berencana memperluas peluncurannya dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan alat ini, pengguna bisa mengunggah deskripsi pekerjaan lengkap atau sekadar memberikan catatan singkat, yang kemudian akan diolah menjadi daftar kualifikasi dan pipeline awal kandidat. Alat ini juga mampu menyortir calon pekerja berdasarkan keterampilan, bukan faktor tradisional seperti lokasi atau pendidikan, yang menurut Srinivasan bisa lebih efektif dalam mencari kandidat yang sesuai.
AI Hiring Assistant bukanlah alat AI pertama yang diciptakan LinkedIn untuk perekrutan. Tahun lalu, LinkedIn meluncurkan asisten GenAI untuk menyortir kandidat, tetapi dengan peluncuran terbaru ini, LinkedIn mendorong perekrut untuk lebih mengadopsi teknologi AI dalam keseharian mereka.
Ke depan, LinkedIn berencana menambah fitur tambahan, termasuk kemampuan untuk mengirim pesan, menjadwalkan wawancara, hingga menangani pertanyaan kandidat sebelum atau setelah wawancara. Tujuan utamanya adalah mengurangi tugas administratif yang memakan waktu dan memberi perekrut ruang untuk fokus pada strategi yang lebih penting.
“Kami sangat fokus untuk membuat Hiring Assistant hebat,” ujar Erran Berger, VP engineering LinkedIn. “Ini adalah teknologi mutakhir, mulai dari pengalaman hingga teknologi yang mendukungnya. Jadi kami benar-benar ingin menyempurnakan ini.”
Pilihan Editor: Gunung Semeru Dua Kali Erupsi Pagi Ini Selang 4 Jam, Ketinggian Kolom Abu 800 Meter