TEMPO.CO, Jakarta-Awan tebal yang menggantung di langit tak menyurutkan minat warga dari berbagai kota di Indonesia untuk menyaksikan transit Venus terakhir di abad ke-21. Meski kadang terhalang awan, ahli astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang berhasil mengabadikan perjalanan Venus di depan matahari menggunakan kamera supersensitif.
Pengamatan yang dilakukan menggunakan teleskop yang dipasangi filter matahari itu hanya berlangsung selama 1,5 jam karena terhalang awan tebal.
Observatorium di atas kota Bandung itu mempublikasikan tiga foto transit Venus yang diambil menggunakan cahaya berbeda. Sebuah foto menunjukkan matahari berwarna kuning dilewati Venus, 15 menit setelah puncak transit yang terjadi pukul 08.29 WIB.
Foto kedua memperlihatkan matahari dalam warna hitam-putih, yang menunjukkan guratan-guratan di lapisan kromosfer yang tak terlihat mata. Guratan matahari terlihat berbeda karena dipotret pada cahaya hidrogen dan kalsium.
"Banyak bintik matahari terlihat selama transit," ujar ahli matahari dari Observatorium Bosscha, Dhani Herdiwijaya kepada Tempo, Rabu 6 Juni 2012. "Venus melintas saat matahari mulai menggeliat."
Di Jakarta, transit juga terlihat dari Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (PP-IPTEK) di Taman Mini Indonesia Indah. Peminat astronomi melihat transit melalui teleskop dan proyeksi bayangan matahari ke layar.
Planetarium Cikini juga dipenuhi warga Jakarta yang ingin menyaksikan peristiwa langka itu. Di Bandung, kampus Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat menjadi pusat pengamatan, sedangkan komunitas astronom di Yogyakarta mengamati transit dari Gejayan, Yogyakarta. Di Lhokseumawe, Aceh, pengamatan dilakukan warga dan mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Lhoksemauwe.
Mereka menggunakan alat bantu berupa teleskop, kacamata surya dan proyektor surya untuk menyaksikan fenomena ini bersama-sama.
Mendung tebal juga mengganggu aktivitas pengamatan di Ambon. Warga yang menyesaki Pantai Liong tak bisa melihat tahap awal transit, namun awan mulai menghilang pada siang hari sehingga matahari dan Venus dapat terlihat.
Berbeda dari daerah lain, transit terlihat jelas dari daerah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Di Atambua, Nusa Tenggara Timur, ribuan warga memadati lapangan Sekolah Dasar 2 Ekstension. Untuk melihat pergerakan Venus, mereka menggunakan teleskop dan kacamata surya yang disediakan tim Universe Awareness (UNAWE) Indonesia.
"Cuaca cerah sehingga transit bisa dilihat sejak matahari terbit," ujar pegiat UNAWE Indonesia yang berada di Atambua, Soekiyah Permani, kepada Tempo.
Kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 5000 warga Atambua mulai pukul 06.00 Wita hingga 13.00 Wita. “Secara bergantian mereka mendatangi lapangan ini untuk menyaksikan transit Venus,” kata staf Badan Meterologi Klimatogi Geofisika (BMKG) Kupang, Salahudin.
Pemantauan yang diikuti siswa dan warga ini digelar oleh BMKG Kupang yang bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pergerakan Venus melewati matahari yang berlangsung tujuh jam dapat diamati dengan jelas.
“Setelah 13.00 Wita, bintik hitamnya sudah tidak terpantau lagi di matahari," katanya.
Seorang warga Atambua, Tuti Diaz, mengajak seluruh keluarganya untuk menyaksikan transit Venus. Bersama dua anaknya, Tuti bergabung dengan ribuan warga lain di lapangan sekolah dasar itu. “Kami melihat transit Venus itu menggunakan teleskop," katanya. “Keren sekali.”
Transit hari ini merupakan yang terakhir untuk abad ke-21 dan bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. Peristiwa serupa baru terjadi kembali pada Desember 2117.
ANTON WILLIAM | YOHANES SEO | ANWAR SISWADI
Berita lain:
Gebyar Piala Eropa 2012
Warga Tonton Transit Venus di Pantai Liang
Rame-rame Saksikan Transit Venus di Pantai Liang
Komunitas Pencinta Astronomi Amati Transit Venus
Ini Dia Lokasi untuk Melihat Transit Venus
Pencinta Astronomi Dunia Pantau Transit Venus
Dahlan Senang Uang Setan Dimakan Jin
Kisah Air Mata Kristal Tina yang Tak Alami