TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang 2013, penyedia perangkat lunak antivirus Symantec mengadakan penelitian secara global mengenai serangan dunia maya. Hasilnya, terdapat enam tren serangan yang diprediksi marak terjadi pada tahun ini. Adapun serangan tersebut terjadi pada pengguna Internet perorangan dan skala perusahaan.
Pertama, yakni pembobolan data secara besar-besaran. Hal tersebut didapat dari temuan Symantec pada tahun lalu mengenai serangan dunia maya dengan total 232 juta kasus.
“Data yang dicuri kemudian dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan dunia maya,” kata Direktur Keamanan dan Sales Symantec ASEAN dan Korea Selatan, Alex Lei, di Jakarta, Rabu, 7 Mei 2014.
Kedua adalah serangan dengan target yang spesifik. Jenis serangan ini bukan lagi mengarah secara umum, bisa jadi spesifik perorangan. Ketiga adalah adanya software atau perangkat lunak tertentu yang dimanfaatkan untuk melakukan serangan.
Keempat, yaitu ransomware yang merupakan tren serangan baru melalui surat elektronik. Subyek yang muncul di surat elektronik biasanya dibuat agar penerimanya merasa terkejut. Contoh subyek ini antara lain “Data Anda telah dienkripsi oleh CIA” atau “Anda memenangkan hadiah bernilai jutaan dolar”.
Kemudian, ketika penerima membuka surat tersebut, akan ada tautan (link) ke situs tertentu. Subyek yang menarik perhatian akan membuat penerima surat tertarik untuk mengeklik tautan tersebut. “Padahal link inilah yang menjadi sumber serangan,” ucap Alex.
Tren kelima adalah pertumbuhan perangkat bergerak di seluruh dunia. Apalagi, kini orang menggunakan perangkat bergerak untuk bekerja dan menyimpan data penting. Hal tersebut menjadi target potensial serangan dunia maya.
Sedangkan tren terakhir, yakni penggunaan Internet untuk semua hal, yang dikenal dengan istilah Internet of things. Internet tidak lagi digunakan terbatas pada teknologi informasi, melainkan juga untuk menjalankan kendaraan, bahkan mengoperasikan perangkat rumah tangga.
Alex mengatakan, agar terhindar dari serangan dunia maya, kita hendaknya memberikan perlindungan berlapis pada perangkat yang berbasis Internet. Menurut dia, sebagian masyarakat masih beranggapan sistem keamanan sebatas antivirus yang diinstal di komputer sudah memadai. “Komputer yang sudah terkena virus atau malware bukan hanya terinfeksi, namun bisa menyebabkan hilangnya data Anda,” katanya.
SATWIKA MOVEMENTI
Terpopuler
Jokowi Datang, Kepala Sekolah Renggo Pingsan
Komnas HAM Akan Sikapi Pengakuan Kivlan Zein
Omset Bakso Babi Sutiman Rp 30 Juta per Bulan
Soal Kisruh Hanura, Wiranto Selamatkan Hary Tanoe