TEMPO.CO, Jakarta - Tayangan yang memiliki kualitas gambar beresolusi tinggi atau high-definition (HD) dan ultra high-definition (UHD) kian digemari di Indonesia. Masyarakat tidak ragu mengeluarkan dana untuk berlangganan konten yang menyajikan kualitas tersebut.
Pernyataan itu merupakan hasil survei penyedia jaringan Ericsson lewat divisi ConsumerLab mengenai perilaku masyarakat terhadap tayangan televisi dan video. Sebanyak 44 persen responden menyatakan bersedia membayar tayangan berkualitas HD. (Baca: 10 Tren Konsumen Digital 2014)
Baca Juga:
Sementara itu, 34 persen rela mengeluarkan dana lebih untuk menikmati tayangan UHD atau dikenal sebagai 4K. “Kualitas yang disajikan sangat menentukan tingkat kepuasan orang saat menikmati tayangan,” ujar Head of Consumer Lab Ericsson, Afrizal Abdul Rahim, di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2014.
Dia menyebutkan beberapa hal lain yang menjadi tolok ukur kepuasan responden saat mengakses tayangan. Salah satunya ketersediaan konten, yang terdiri atas kemudahan serta kenyamanan saat diakses.
Berikutnya adalah kemampuan konten yang dapat dinikmati oleh berbagai perangkat. “Karena semakin banyak orang mengakses tayangan di telepon pintar dan sabak digital,” ucap Afrizal.
Selanjutnya adalah harga yang ditawarkan. Afrizal melanjutkan, meski rela mengeluarkan biaya langganan untuk memperoleh tayangan berkualitas, responden tidak serta-merta membayar begitu saja. “Tetap harus ada pertimbangan lain yang menguntungkan,” katanya.
Survei ConsumerLab juga menghimpun data mengenai fitur apa saja yang disukai responden di Indonesia. Sebanyak 71 persen responden menyukai kualitas HD pada televisi. Sebanyak 69 persen menginginkan adanya terjemahan bahasa Indonesia pada film dan tayangan televisi.
Kemudian 65 persen berharap adanya ketersediaan film box office di televisi yang sama dengan di bioskop. Sedangkan 65 persen responden menginginkan tayangan yang bebas iklan.
Survei melibatkan 23 ribu responden di 23 negara, antara lain, Indonesia, Jerman, Brasil, Amerika Serikat, Cina, dan Uni Emirat Arab. Di setiap negara, survei diikuti oleh seribu responden. Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Simak berita tekno lainnya di sini.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain
Tugu Peringatan Bantu Obati Trauma Korban Tsunami
Office 365 Diklaim Turunkan Anggaran Teknologi
Sebelum Nokia, Ini Handphone Populer yang Hilang
Diduga Sedang Masturbasi, Panda Ini Terekam Kamera
Teknologi 4G untuk Transportasi Berbasis Rel