TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah berencana membangun seratus pusat sains dan teknologi (science and technology park) sepanjang kurun 2015-2019. Pada 2015 ini ditargetkan ada 65 buah lokasi, sisanya pada 2016. Pusat sains dan teknologi baru tersebut berbiaya Rp 100 miliar lebih per lokasi.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Natsir mengatakan anggaran sebuah techno park itu besar. "Sekitar Rp 100-200 miliar yang harus dikembangkan," katanya di kampus Telkom University Bandung, Kamis, 6 Mei 2015.
Kementerian Ristek Dikti, yang mendapat bagian menangani delapan lokasi pusat sains dan teknologi di daerah, pada 2015 ini mendapat anggaran sebesar Rp 115 miliar. Lokasinya meliputi Solo, Sragen, Agro Techno Park Palembang, Bengkulu, Kampar Riau, Kalimantan Utara, Sumbawa Timur, dan Papua.
Tahun ini, masuk studi kelayakan. Pada 2016, akan dimulai pembangunan dan pengadaan barang, lalu mulai beroperasi pada 2017. "Techno park menjadi pusat inovasi yang bisa dimanfaatkan dunia usaha," ujarnya.
Soal pendanaan pembangunan, pemerintah pusat hanya menjadi pendukung. "Daerah yang sudah berkomitmen wajib mengalokasikan anggaran. Pihak swasta atau perusahaan akan diajak untuk pengembangan hasil riset," ucapnya.
Beberapa daerah lain yang menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk pembangunan taman sains dan teknologi itu antara lain Kabupaten Bogor, Pacitan, Tegal, Cirebon, Tanah Laut, Garut, Gunung Kidul, dan Kota Palangkaraya. Rancangan besar program tersebut kini masih dikerjakan Kementerian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
ANWAR SISWADI