TEMPO.CO , Malang:Plastik berbahan baku minyak bumi sulit terurai dan cenderung merusak lingkungan. Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang berhasil menyulap limbah bulu ayam menjadi plastik atau polimer yang mudah terurai. "Kami telah merancang mesin polimerisasi," kata ketua tim peneliti, Teti Miryati, Rabu 3 Juni 2015.
Proyek tersebut melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Peternakan. Total melibatkan lima mahasiswa dalam proyek tersebut. Teti menjelaskan jika bulu ayam menjadi limbah yang tak terpakai. Selain kotor juga mencemari lingkungan. "Sedangkan tepung bulu ayam berpotensi menjadi polimer untuk bioplastik," ujar Teti.
Bulu ayam, kata Teti, mengandung keratin yang terdiri dari gugus asam amino aktif yang dapat dipolimerisasi membentuk bioplastik. Plastik yang dihasilkan ramah lingkungan yang dapat terurai atau hancur secara alami.
Mesin bernama microwave polymerization tepung bulu ayam (MICROBIA) menggunakan teknologi gelombang mikro dan filamen pemanas.
"Semua proses terkontrol melalui rangkaian elektrik panel operasi" ujar Fauzan, anggota tim mahasiswa teknik elektro. Langkah kerjanya bulu ayam dihancurkan menjadi bubuk atau tepung, kemudian dicampur dengan air. Lantas dilakukan polimerisasi dengan gelombang mikro, asam amino dalam keratin akan berekasi menyatu membentuk polimer. Selanjutnya, dikeringkan berubah menjadi bioplastik.
Bioplastik yang dihasilkan, kata Teti, bisa diproduksi massal untuk kebutuhan kantung plastik. Sehingga akan mengurangi dampak lingkungan dari plastik berbahan baku minyak bumi yang merusak lingkungan. Selain itu, juga mengurangi limbah bulu ayam yang dihasilkan pemotongan ayam.
Mesin karya para mahasiswa tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 11,1 juta. Mereka berharap MICROBIA lolos dalam seleksi Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2015 di Universitas Halu Oleo.
EKO WIDIANTO