TEMPO.CO, Jakarta - Rekor dunia untuk siput darat terkecil kembali pecah. Tim peneliti biologi Belanda dan Malaysia menemukan siput dengan diameter rata-rata cangkang cuma 0,7 milimeter. Laporan temuan spesies baru yang diberi nama Acmella nana itu telah dimuat dalam jurnal ZooKeys. Spesies itu mematahkan rekor siput terkecil Angustopila dominikae yang diumumkan bulan lalu.
Siput A. nana dan 47 spesies baru lain ditemukan tim peneliti di Pulau Borneo atau Kalimantan yang menjadi Malaysia. Seperti ditulis laman Eurekalert, 2 November 2015, lebar cangkang siput itu 0,5-0,6 milimeter dengan tinggi 0,6-0,79 milimeter. Sedangkan cangkang siput A. dominikae lebarnya 0,8 milimeter dengan tinggi 0,89 milimeter.
Sebagian besar spesies baru yang ditemukan hidup tersebar di Borneo dan sudah dikenali tim peneliti selama beberapa dekade. Namun, hingga sekarang, banyak yang belum diberi nama. Sebagian spesies lain ditemukan di lokasi terpencil di puncak pegunungan atau area dengan vegetasi unik.
Tujuh spesies baru yang ditemukan diketahui hanya hidup di wilayah dengan ketinggian lebih dari 4.000 meter di Gunung Kinabalu. Adapun spesies Diplommatina tylocheilos hanya hidup di area gua Loloposon, Gunung Trusmadi, yang sangat sulit diakses.
Temuan siput terkecil dan sejumlah spesies baru itu menggambarkan organisme endemik di satu wilayah yang terisolasi. Karena bergerak sangat lambat, siput-siput sering kali terjebak pada satu bagian kecil di sebuah habitat. Mereka bisa menghabiskan waktu lama untuk berevolusi dan beradaptasi dengan area yang terbatas itu tanpa mendapat gangguan dari luar habitatnya.
Distribusi spesies siput yang terbatas itu juga membuat mereka menjadi target utama usaha konservasi keanekaragaman hayati. “Kebakaran hutan di wilayah gua Loloposon bisa melenyapkan seluruh populasi spesies D. tylocheilos,” tutur peneliti dari Naturalis Biodiversity Center, Menno Schilthuizen, yang ikut dalam proyek riset tersebut.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA