TEMPO.CO, Jakarta - Dinding gua Wadi Sura II di Gurun Libya dihiasi lebih dari 5.000 lukisan purba, dengan pelbagai motif dan gambar. Termasuk 13 cap tangan berukuran kecil, yang awalnya diduga milik bayi manusia purba.
Mereka mengira cap tangan mungil di atas cap tangan manusia dewasa ini melambangkan keintiman antara anak dan orang tuanya. Namun studi terbaru di Journal of Archaeology berkata lain. “Ini sebenarnya cap tangan reptil,” kata Emmanuelle Honore, ketua tim peneliti dari McDonald Institute for Archaeological Research, Cambridge University, seperti dilansir dari IFL Science, Selasa, 1 Maret 2016.
Honore dan timnya membandingkan ukuran dan dimensi cap tangan mungil ini dengan tangan bayi yang baru lahir. Hasilnya, ada perbedaan signifikan dalam ukuran, proporsi, dan morfologi. Mereka menyimpulkan bahwa tak mungkin cap tangan ini berasal dari manusia.
Ia juga menyoroti fakta bahwa jarak antarjari pada cap tangan tersebut lebih menyerupai reptil. Mereka lalu melihat jenis reptil apa saja yang hidup di Libya, lokasi gua, selama periode pembuatan lukisan dinding tersebut. Disimpulkan, tangan ini mungkin milik kadal gurun (Varanus griseus) atau buaya Sungai Nil (Crocodylus niloticus).
Hingga saat ini, Honore belum mengetahui pasti alasan masyarakat gurun pada saat itu membuat lukisan cap kaki reptil di dinding gua. Berbeda dengan Australia dan Amerika Selatan, lukisan dinding Afrika memiliki sedikit jejak peninggalan yang berhubungan dengan gambar binatang. Ia menduga hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan simbol spiritualisme masyarakat gurun saat itu.
IFL SCIENCE | URSULA FLORENE