TEMPO.CO, Los Angeles - Ini peringatan bagi remaja pecandu rokok. Kebiasaan buruk itu akan mempengaruhi otak. "Prefrontal cortex otaknya jadi kurang aktif," kata Edythe London, profesor psikiatri di Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior, University of California, Los Angeles.
Prefrontal cortex adalah bagian di otak yang berfungsi mengambil keputusan. London dan rekan-rekannya memfokuskan penelitian mereka pada bagian otak ini dikaitkan dengan kebiasaan merokok para remaja. Hasil riset itu dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychopharmacology.
Di Amerika Serikat, merokok menjadi salah satu penyebab utama kematian. Ternyata sekitar 80 persen orang dewasa yang merokok telah memulai kebiasaan buruk itu sejak masa remaja.
London mengambil sampel 25 remaja perokok dan 25 remaja yang bukan perokok dengan usia 15-21 tahun. Di usia ini, prefrontal cortex remaja masih berkembang.
Subyek penelitian melakukan tes yang disebut Stop-Signal Task (SST) dengan menjalani functional magnetic resonance imaging (fMRI). Ini adalah tes kemampuan untuk menilai fungsi organ tertentu secara dinamik dalam mengendalikan tindakan.
Setiap kali muncul tanda panah, mereka harus cepat-cepat menekan tombol. Tindakan sebaliknya harus dilakukan manakala mereka diperdengarkan sebuah nada.
Sebelum tes fMRI, peneliti menggunakan Heaviness of Smoking Index (HSI) untuk mengukur tingkat ketergantungan pada nikotin. Indeks ini merujuk pada seberapa banyak rokok yang diisap dalam sehari dan seberapa cepat merokok setelah bangun tidur pada pagi hari.
Hasil tes itu mengejutkan. "Semakin tinggi HSI, aktivitas prefrontal cortex-nya lebih rendah," kata London, yang melakukan penelitian bersama Adriana Galvan, Christine M. Baker, dan Kristine M. McGlennen. Selain itu, ada perbedaan SST pada remaja yang perokok dan tidak.
Prefrontal cortex para remaja memang masih berkembang dan kontrol kognitif membuat keputusan belum matang. Merokok, kata London, mempengaruhi kemampuan mengambil keputusan secara rasional. "Termasuk keputusan untuk berhenti merokok."
Pada gilirannya, remaja lebih cenderung merokok dan terus merokok hingga dewasa. Hal ini mengesampingkan keputusan mereka untuk menjalani hidup yang lebih sehat.
NEUROPSYCHOPHARMACOLOGY | AMRI MAHBUB