TEMPO.CO, San Francisco - Aplikasi transportasi online Uber menambah investasi untuk peningkatan layanan. Investasi tambahan ini dilakukan Uber berkaitan dengan pemetaan jalan untuk kebutuhan layanannya.
Uber menginvestasikan dana sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun untuk proyek pemetaan global, seperti dilansir melalui Engadget.com, Senin, 1 Agustus 2016.
Angka investasi ini dinilai tidak seberapa dibanding pendapatan yang berhasil diterima perusahaan dan peningkatan volume permintaan pada masa mendatang. “Peta yang akurat adalah jantung layanan kami dan tulang punggung bisnis kami,” kata pihak Uber, Brian McClendon, melalui Uber Newsroom.
Uber sendiri diketahui telah mencatatkan pendapatan hingga US$ 13,5 miliar atau sekitar Rp 182,25 triliun sejak berdiri. Uber telah beroperasi di lebih dari 60 negara dengan dua miliar penumpang.
Baca:
Uber Tambahkan Layanan Uber Central untuk Kebutuhan Bisnis
Dishub Mengultimatum Pengelola Taksi Online, Ini Ancamannya
Usaha membuat peta ini disebut-sebut berkaitan dengan upaya Uber mengurangi ketergantungannya pada layanan pemetaan yang disediakan Google melalui Google Maps.
Hal ini sekaligus berkaitan dengan kemungkinan kebutuhan pemetaan sangat akurat saat kendaraan tanpa pengemudi atau self driving car benar-benar menjadi hal biasa di jalanan.
Hingga pertengahan 2016, Uber telah melakukan pemetaan di Amerika Serikat dan Meksiko. Perusahaan menyatakan beberapa negara lain juga akan menjadi target pemetaan Uber ke depan.
Sejak tahun lalu, Uber telah mempekerjakan Brian McClendon. Sebelum di Uber, McClendon adalah Head of Google Maps yang juga memimpin penciptaan citra satelit Google Earth.
Brian mengaku akan memimpin pemetaan Uber ini agar perusahaan barunya tersebut mampu memberi layanan yang aman, nyaman, dan akurat. Ia juga menuturkan Uber masih akan tetap menggunakan layanan gabungan pemetaan, baik milik perusahaan maupun pihak kedua.
ENGADGET | UBER | MAYA NAWANGWULAN