TEMPO.CO, San Francisco - Bagi banyak perusahaan startup AS dan karyawan mereka yang lahir di luar AS, rencana cadangan untuk memindahkan karyawan tersebut ke luar AS mulai terdengar rasional saat ini.
Kemarin, Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer menegaskan bahwa pejabat pemerintah telah menyusun sebuah perintah eksekutif baru yang bertujuan untuk merombak, antara lain, program visa kerja H-1B yang telah lama digunakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi di AS untuk mendatangkan perekayasa asing ke perusahaan mereka.
Baca:
Kaum Ini Hanya Bisa Melihat di Malam Hari dan Saat Gelap
Google Umumkan Android 7.1.2 Nougat untuk Nexus dan Pixel
Pesan Salah di WhatsApp Kini Bisa Diedit
Spicer mengatakan perintah eksekutif itu adalah "bagian dari upaya imigrasi yang lebih besar" terkait sebagian dengan larangan imigrasi Jumat yang menargetkan imigran dan pengungsi dari tujuh negara mayoritas Muslim.
Menurut Bloomberg, draft usulan itu menyatakan bahwa: "Kebijakan imigrasi negara harus dirancang dan dilaksanakan untuk melayani, pertama dan terutama, kepentingan nasional AS. Program visa bagi pekerja asing ... harus diberikan dengan cara yang melindungi hak-hak sipil pekerja Amerika dan penduduk yang sah saat ini, dan yang mengutamakan perlindungan pekerja Amerika – warga pekerja kami yang terlupakan - dan pekerjaan yang mereka pegang. "
Menanggapi hal itu, setidaknya satu kelompok kecil dari para pendiri perusahaan telah bersatu untuk memudahkan perusahaan-perusahaan AS membuat anak perusahaan di Kanada dan memindahkan karyawan mereka yang berbasis di AS ke Vancouver. Semua disiapkan dalam hitungan minggu.
Mereka sudah membentuk sebuah perusahaan baru yang disebut True North yang saat ini menawarkan paket US$ 6.000 yang mencakup tiket pesawat untuk satu orang ke Vancouver, akomodasi dua malam, dan satu hari dengan "profesional imigrasi yang akan memandu Anda melalui proses dan menjawab setiap pertanyaan yang Anda miliki. "
Idenya bagi karyawan adalah untuk mempertahankan pekerjaan mereka dengan majikan mereka saat ini tetapi memiliki pilihan untuk bekerja melalui anak perusahaan di Kanada yang dimiliki sepenuhnya yang memberi status yang dilindungi dalam hal AS mengubah peraturan kerjanya.
Salah seorang pendiri Tru North, Scott Rafer, mengatakan dirinya tertarik pada isu-isu imigrasi sejak lama. Baru-baru ini ia telah memfokuskan upaya keuangannya untuk membantu pengungsi Suriah bermukim di Pulau Lesbos, Yunani.
Namun setelah pemilihan presiden AS pada November, menjadi jelas bagi Rafer dan beberapa temannya, termasuk pengusaha asal Vancouver, Michael Tippet, bahwa para imigran di AS akan segera membutuhkan perhatian yang lebih besar juga.
Apa ide besar mereka dengan True North? "Untuk memfasilitasi pekerja di satu tempat daripada melihat mereka terpencar. Untuk mengarahkan mereka ke kota dan bandara yang lebih layak di mana mereka dapat memindahkan pekerjaan mereka dan hidup bahagia dan mengakses sekolah publik yang bagus. Kami memiliki komunitas di Silicon Valley yang ingin kami lestarikan dan jika Anda melihat peta, ada beberapa tempat lain selain Vancouver yang memenuhi syarat untuk perpindahan ini."
“Kami tidak mengatakan untuk pindah secara khusus tapi untuk memiliki tali pembuka parasut," tambah Rafer.
TECHCRUNCH | ERWIN Z